Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Al-Ma'arij 19 - Coggle Diagram
Al-Ma'arij 19
Tafsir Jalalain
19 Manusia diciptakan dengan berkeluh kesah
20 ketika manusia ditimpakan keburukan, maka akan berkeluh kesah
21 ketika diberi kebaikan, dia pelit; tidak memberikan hak Allah / tidak menggunakan uang tersebut di jalan yang telah ditetapkan Allah
22 Kecuali orang-orang yang melaksanakan salat (orang-orang beriman)
23 yang terus menerus mengerjakan salat
24 yang menunaikan zakat
25 bagi orang miskin peminta2, dan yang tidak mau meminta karena menjaga kehormatannya
26 yang mempercayai hari pembalasan
27 yang takut akan azab dari Tuhannya
28 Tidak ada yang bisa aman dari azab Allah swt ketika datang
29 yang menjaga kemaluan mereka
30 kecuali untuk istri dan hamba mereka, maka hal ini tidak dicela (tidak berdosa)
31 barang siapa yang melakukan kebalikan dari sikap2 di atas, maka mereka melanggar batas (dari halal menuju haram)
sikap menjaga kemaluan atau sikap2 keseluruhan di atas?
32 yang menjaga amanat dan janji yang berkaitan denga perkara ukhrowi dan duniawi yang dititipkan pada mereka
33 yang menegakkan (tidak menyebunyikan) syahadat mereka
34 yang menjaga salat mereka di waktu-waktu yang telah ditetapkan
35 orang-orang ini ketika di surga akan dimuliakan
Tafsir Al-Muniir
19, 20, 21
Halu': cepat sedih dan gelisah, sangat rakus, kurang sabar
Az-Zamaksyari: cepat resah ketika terkena musibah, cepat menolak ketika mendapatkan kebaikan
manusia diberi sifat dasar gelisah: rakus, kurang sabar sehingga tidak sabar menghadapi cobaan, dan tidak bersyukur ketika diberikan kelimpahan nikmat
syarrun: kemadharatan
jazu'a: banyak bersedih, sampai memalingkan manusia dari tugasnya
khair: keluasan, harta atau kekayaan
manu'a: banyak menolak, berlebih-lebihan dalam menolak
apabila manusia diberikan kemadharatan seperti kemiskinan, sakit, banyak kebutuhan, makan dia akan gelisah, sedih dan mengeluh
sebaliknya apabila diberikan kelapangan seperti kekayaan, kelapangan, kedudukan, kemuliaan, kekuatan, dan kesehatan, dia akan banyak menolak, menahan, dan bakhil kepada orang lain
hadits nabi: شرُّ ما في الرجلِ شُحٌّ هالِعٌ وجُبنٌ خالِعٌ
22 - 23
ada 10 sifat yang membebaskan manusia dari keluh kesah dalam hidup
manusia diberi sifat buruk, kecuali mereka yang mendapatkan taufik dan hidayah dari Allah kepada kebenaran: mereka yang menjaga shalat, menjaga waktu dan kewajibannya, tidak meninggalkannya, menjaga fardhu dan sunnatnya, menjaga khusyu' dan diam. maka mereka tidak akan terjebak pada sifat penuh keluh kesah.
dalil muwadzabah dalam beribadah, sedikit tapi mayeng. HR. Aisyah
mudawamah
mendawamkan shalat
memperhatikan tata caranya: wudhu, menjaga aurat, mengarah ke kiblat, manjing waktu
menjaga hal2 yang melingkupi: khusyuk, menjaga riya, melaksanat sunat
menjaga hal yang berkaitan
menjaga hal yang sia2 yang melawan syariat
jika STMJ, berarti shalat tidak diterima, tapi bukan berarti meninggalkan shalat, tapi memperbaikinya
24 - 25
yang mengeluarkan hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan dan terlantar
haqqun maklum
mencakup zakat yang diwajibkan dan harta yang wajib dikeluarkan lainnya seperti: nadzar, sedekah terus menerus, dan menolong terus menerus seperti nafkah, dlsb.
ibadah harta salah satu bagian dari fungsi sosial agama Islam setelah menyucikan diri dengan ibadah badan.
26
meyakini hari kiamat sebagai tempat kembali, penghitungan dan pemberian balasan. Tidak meragukannya walau sedikit.
mengerjakan amalan yang dapat menuai ganjaran, dan menakuti amalan yang dapat menjatuhkan kita pada siksaan
amal berbanding lurus dengan keyakinan, perkataan, dan perbuatan
27 - 28
takut terhadap siksaan Allah apabila meninggalkan kewajiban dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa
azab Allah yang disampaikan di Al-Qur'an dan sumber-sumber lainya pasti akan datang, tidak ada yang merasa aman
Hanya Allah swt yang akan memberikan perlindungan dari pedihnya azab neraka
Ketakutan akan azab Allah adalah salah satu wasilah untuk mendapatkan ketaatan
29 - 31
Menahan diri dari perbuatan tercela - hal-hal yang tidak dihalalkan oleh syari'at: menjaga kemaluan dari hal yang diharamkan
Membatasi penyaluran hasrat biologis dalam batas-batas yang dibolehkan syariat, seperti kepada isteri dan hamba sahaya (sekarang sudah tidak ada)
Kenapa dibatasi: agar tidak menimbulkan madharat bagi diri dan umat manusia secara keseluruhan
Islam pernah membolehkan seks di luar nikah: melalui jalur hamba sahaya. Akan tetapi zaman sekarang sudah tidak ada.
32 - 33
Yang menjalankan amanat dengan menyampaikan kepada ahlinya
Menunaikan janji
Tidak mengingkari janji sedikitpun
Ini adalah sifat mukmin, lawan dari munafik
Bicara bohong
Berjanji ingkar
Diberikan amanat khianat
Ketika bersaksi, melaksanakannya dengan benar, tambah ditambahn dan dikurang
tidak menyembunyikan, tidak merubahnya
Tafsir Al-Azhar
19 Keluh kesah tidak tenang hati, selalu merasa kurang, cemas dan ketakutan. Bisa juga dibarengi dengan penyakit jiwa lainnya. (depresi, dll)
20 Apabila sudah menerima kesusahan tersebut, maka dia tidak dapat mengendalikan diri, menyalahkan orang lain dan menyesali nasib.
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? Al-Ankabut ayat 10
Mestkinya kehidupan itu hanya senang saja. Tidak mau introspeksi. Maunya enak saja.
21 Ketika diberi kebajikan, akan mendiding diri. Mencari 1000 alasan untuk bakhil, menyembunyikan kemampuannya. Lupa, bahwa dia juga dulu pernah susah.
22 & 23
Sembahyang dapat menghilangkan sifat keluh kesah
Terbebas dari penyakit jiwa
Dengan sembahyang,
taqorrub illa llah
maka jiwanya akan tenang
Insaf bahwa semua adalah ketentuan Tuhan
Sembahyang bagaimana? yang dawam, terus menerus
Sembahyang bukan sekedar ritula nirmakna, kebiasaan tanpa memahami maknanya
sembahyang ketika salat, dan sembahyang di luar salat (senantiasa mengingat Allah)
24 & 25 Orang yang benar sembahyangnya akan mengokohkan iman, percaya kepada Allah dan apa yang diperintahkan oleh-Nya, sehingga akan melaksanakan perintah yang Allah sampaikan, salah satunya adalah mengeluarkan sebagian hartanya dengan berzakat
untuk orang yang meminta2: mereka yang membutuhkan secara mendesak seperti amil, gharim, ashnaf
mereka yang benar2 tidak punya apa2
26 percaya akan kehidupan lain, setelah kehidupan kita yang pertama di dunia. Hari agama
yaumuddin
karena agama menentukan nasib kita di hari kedua tersebut. Kepercayaan akan hari itu, akan menjadi kontrol kehidupan kita di dunia
27 * 28 mereka merasa ngeri terhadap azab di hari kiamat, karena tidak mungkin terlepas / selamat dari-nya.
29 * 31
Ciri orang beriman menjaga kemaluannya dan/atau kehormatannya
Syarat menjaga kehidupan manusia: membatasi persetubuhan dalam ikatan pernikahan
Konteks perbudakan adalah pada zamannya, Islam sangat menghargai kemerdekaan budak, bahkan beberapa dendan diarakan pada memerdekakan hamba sahaya.
Anak yang dilahirkan dari persetubuhan suami merdeka dan budak perempuan menjadi merdeka
At-Thobari: Jami'ul Bayaan
19 - 21
insan
: orang kafir
halu'
: sangat takut, gelisah dan tamak
Muhammad bin Sa'ad dari Ibnu Abbas mengatakan bahwasanya
halu
adalah ketakutan dan ketamakan, dan hanya melekat pada orang syirik
Karakter manusia yang tidak beriman: jika memiliki sedikit harta maka akan gelisah, dan tidak sabar. Apabila banyak harta akan bakhil, mencegah untuk menggunakannya di jalan Allah
22 - 23
yang tidak hidup dalam penuh keluh kesah: mereka yang selalu taat kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban shalat yang, tanpa tertinggal
ada yang menyampaikan: umat Nabi saw (orang beriman) yang senantiasa menjaga shalat
hadits yang diriwayatkan Aisyah: خُذُوا مِنَ العَمَلِ ما تُطِيقُونَ، فإنَّ الله لا يَمَلُّ
lحَتى تَمَلُّوا" قالت: وكان أحب الأعمال إلى رسول الله ﷺ ما دُووم عليه
lalu turunlah ayat ini (Abu Salamah)
Ibnu Wahab, mereka yang tidak menengok ke belakang, kanan dan kiri ketika mengerjakan shalat (khusyu')
24-25
Yang mengeluarkan zakat dari harta yang dimilik bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta
sail
: orang miskin yang meminta zakat.
mahrum
: orang miskin yang meminta zakat
haqqun maklmum
ada yang menafsirkan zakat (Qotadah), selain zakat (mujahid), silaturrahmi & memikul beban orang lain, e.g. anak yatim, dll (ibnu abbas)
26 yang mengakui adanya hari kebangkitan dan pembalasan
29 - 31
Kemaluan mereka dijaga atas apa yang diharamkan Allah untuk menyimpannya, kecuali istri dan budak-budak
Yang keluar dari syariat ini, berarti dicela: melanggar apa yang dihalal menjadi haram
32 & 33
Sama dengan Al-Mukminuun ayat 8
Tidak mengingkari perjanjian yang telah disepakati, melaksanakannya
Ciri-ciri orang mukmin
Sesungguhnya manusia telah bersaksi / melakukan perjanjian akan keesaan Tuhan, maka salah satu menunaikan janji adalah beriman dan melaksanakan seluruh perintah-Nya
Amanat Allah yang diberkan kepada manusia. Dia melaksanakannya
Tidak menyembunyikan, mengurangi dan/atau mengubah persaksian dalam satu persidangan
34
menunaikan shalat pada waktunya
Tidak menyia-nyiakan waktu shalat
35 Allah akan memasukkan orang-orang dengan karakter di atas ke surganya - yaitu taman-taman yang indah dan Allah dengan karomah-Nya memuliakan orang-orang tersebut
Tafsir Al-Maroghi
19 - 21
Halu'
: cepat bersedih ketika mengdapapi hal yang tidak disenangi, dan cepat menolak/kikir ketika mendapatkan kebaikan.
Jaza'
: kesediahan yang memalingkan manusia dari apa yang dihadapinya
Khair
: harta dan kekayaan
Penjelasan tetang
halu
yang paling jelas adalah apa yang dijelaskan oleh Allah swt dalam 2 ayat selanjutnya (Muhammad Ibnu Tahir bertanya tentang
halu
kepada Tsa'lab)
Manusia dicipatkan dengan fitrah
halu'
nya: sedikit sabar, rakus, apabila sakit atau fakir suka mengeluh dan merasa susash, apabila kaya, selamat dan sehat menolak memberikan kebaikan dan bakhil.
penyebab: cinta dunia, sibuk dengan perkara badan duniawi (materialisme)
apabila perspektif akhirat: akan sabar dan menerima ketika diberikan cobaan, Ridha akan ketetapan-Nya, yakin bahwa itu dari Allah; dan apabila mendapatkan kekayaan dan kelapangan, akan menggunakannya untuk kepenttingan akhirat. supaya bisa hidup di akhirat
22 - 23
secara fitrah, manusia diciptakan dengan sifat buruk, kecuali yang Allah jaga dan beri petunjuk, yaitu mereka yang menjaga shalat, yang tidak pernah meninggalkan shalat dalam kesibukan apapun
Isyarat ketutamaan mendawamkan ibadah. Hadits Nabi saw dari Aisyah
24 - 25
orang yang mengeluarkan dari hartanya bagian bagi orang yang membutuhkan dan terlantar, untuk mendekatkan diri kepada Allah dan empati kepada sesama manusia - apakah mereka membutuhkan atau menolak untuk meminta
haqqun maklum
: apa yang menjadi kewajiban bagi seseorang dan melaksanakannya tiap pekan atau tiap bulan, dengan cara mengeluarkan harta. sepertin menolong umat atau menolong orang dengan mengeluarkan harta; melawan musuh, menjaga dari kelaparan yang mendesak
26
mempercayai hari kiamat dan mengerjakan amalan seraya berharap ganjaran, dan takut akan siksaan.
keimanan ini berdampak pada pekerjaan, perkataan dan keyakinan
Mereka akan kembali kepada Allah dan merasa tenang hidup dalam naungan-Nya
27 & 28
orang beriman senantiasa takut untuk meninggalkan kewajiban dan melakukan dosa karena takut akan azab Allah
Ketakutan akan menghindarkan seseorang dari menyepelakan apa yang diwajibkan bagi dia dan bersemangat untuk melaksanakan kewajiban
Seseorang tidak akan pernah tenang dari azab Allah, meskipun dia konstan dalam ketaatan. Saking takutnya, mereka berdoa supaya tidak pernah dilahirkan
laita ummi lam talidni
laytani syajarotun tu'dod
Khauf dan Roja' harus seimbang (komentar penulis)
32 - 33
Tidak berkhianat terhadap amanat dan tidak ingkar terhadap janji
Tidak menyembunyikan persaksian ketika diminta. Persaksian adalah bagian dari amanah, hal ini dikhususkan karena saking penting, karena menyangkut hak seseorang
34
Menjaga syarat-syarat dan menyempurnakan fardhu shalat
Mengosongkan diri dari selain Allah ketika mulai menegakkan shalat
Memahami bacaan shalat dan menghayatinya
35
Orang mukmin yang mengerjakan amalan ini diberikan janji oleh Allah swt berupa kemulian di surga yang penuh dengan kesenangan dan kemudahan
Mafatihul Ghaib
Kenapa Allah mencela orang yang mengeluh ketika sakit dan menolak memberi ketika diberikan kesenangan? Karena manusia tipikal ini memiliki kebutaan visi: dia hanya memikirkan visi duniawi. Seharusnya dia juga menyibukan dengan visi ukhrowi, bahwa sakit itu bagian dari taqdir yang harus ridha, dan kesenangan juga merupakan anugerah dari Allah, sehingga kita harus menggunakannya di jalan-Nya.
22, 23
tidak pernah meninggalkan shalat dalam berbagai keadaan
memerhatikan shalat sehingga dilaksanakan dengan sempurna
memerhatikan hal-hal sebelum shalat
hati menunggu waktu shalat tiba
berwudhu
menutup aurat dan menghadap kiblat
memastikan tempat dan pakaian suci
berjamaah
berjamaah di masjid, bukan di rumah
mengosongkan hati dari perasaan waswas dan hal selain Allah
menghindari riya dan sum'ah
hal-hal yang mengiringi shalat
tidak menengok kanan kiri
menghadirkan hati ketika membaca doa
memahami dzikir shalat '
membaca hukum shalat
hal-hal yang melonggarkan shalat
tidak terjebak pada hal yang sia-sia ketika shalat
tidak terjebak pada maksiat
24 - 25
haqqun maklum
zakat (ibnu abbas, hasan ibnu sirin)
alasan yang dimaksud memang zakat
hak yang ditetapkan = zakat, kalau sedekah tidak ditetapkan
dalam ayat ini, membayar zakat adalah yang mengeluarkan seseorang dari dicela. dan yang pas adalah zakat
ulama lain berpendapat ini bukan zakat, tapi sedekah yang disunnatkan (Mujahid, Atho, An-Nakho'i)
26 percaya pada hari kebangkitan dan dikumpulkan di padang mahsyar
Tafsir Al-Wasith
29 - 31
Menjaga kemaluan mereka kecuali kepada istri dan budak perempuan mereka
Persetubuhan di dalam institusi pernikahan adalah sesuatu yang tidak tercela
[Komentar] Bahkan bisa bernilai ibadah
[Komentar] tidak dianjurkan untuk hidup selibat, karena tidak sesuai dengan fitrah manusia
Menjaga kesucian diri dengan tidak melakukan sesuatu yang diharamkan (memasukan farj hanya kepada istri dan budak perempuan)