Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STUNTING DI INDONESIA - Coggle Diagram
STUNTING DI INDONESIA
Penyebab Stunting
Pemberian nutrisi atau makanan yang buruk
Infeksi yang berasal dari lingkungan sekitar
Kelahiran dengan berat badan yang rendah
Kondisi ekonomi yang buruk
Kurangnya tindakan pencegahan di awal kelahiran
Tingkat Stunting di Indonesia
Tahun 2017 mencapai 36,4%
Tahun 2018 mencapai 30,8%
Tahun 2019 mencapai 27,67%
Standar maksimal tingkat stunting menurut WHO sebesar 20%, atau seperlima dari jumlah total anak balita dalam suatu negara
Dampak Stunting
Jangka Pendek
Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal
pada anak tidak optimal
Peningkatan biaya kesehatan
Jangka Panjang
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa
(lebih pendek dibandingkan pada umumnya)
Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit
lainnya
Menurunnya kesehatan reproduksi
Kapasitas belajar dan performa yang kurang
optimal saat masa sekolah
Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak
optimal
Pengertian Stunting
Kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur
Proses Terjadinya Stunting
Dimulai dari pra-konsepsi ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi
dan anemia, kemudian menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan, dan ditambah lagi ketika ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang memadai
Upaya menurunkan prevalensi stunting di Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Ibu Hamil dan Bersalin
Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan
Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu, dll
Balita
Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita
Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak, dll
Anak Usia Sekolah
Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS)
Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dll
Remaja
Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang,
tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba
.Pendidikan kesehatan reproduksi
Dewasa Muda
Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular)
Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi
narkoba, dll