Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kerajaan Demak ((Politik (Raja pertama Demak adalah Raden fatah, dimana…
Kerajaan Demak
Politik
Raja pertama Demak adalah Raden fatah, dimana selama pemerintahannya kerajaan demak berkembang dengan pesat sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama islam
Memiliki sistem pemerintahan kesultanan, yang salah satu sultan yang memimpin kerajaan Demak adalah Sultan Trenggono
Kehidupan politik pasti identik dengan wilayah kekuasaan. Awalnya kekuasaan Kesultanan Demak berada hanya di Jawa Tengah. Hingga kemudian di bawah kekuasaan Sultan Trenggono, kerajaan ini berhasil meluaskan wilayahnya hingga Jawa Barat, Banten, Jayakarta, Jawa Timur, dan beberapa bagian di Cirebon.
Budaya
Adapun warisan lain yang masih dapat dijumpai pada masa sekarang adalah Masjid Agung Demak yang sudah ada sejak masa Kerajaan Demak dulu. Bangunan masjid dipenuhi dengan ukiran kaligrafi. Keunikan lain dari masjid ini adalah tiangnya yang berasal dari sisa patahan-patahan kayu yang disatukan.
Tradisi ajaran Wali Sanga yang masih tersisa adalah Sekaten, yang pertama kali digagas oleh Sunan Kalijaga. Kegiatan ini masih diselenggarakan hingga sekarang, terutama di Cirebon, Yogyakarta, dan Surakarta di mana kebudayaan keraton masih dilestarikan.
Ekonomi
Sebagai salah satu pelabuhan besar di Nusantara, Demak memiliki peranan penting dalam perdagangan antar pulau di Indonesia. Komoditi perdagangan utama Demak adalah hasil pertanian, khususnya beras. Selain itu, lilin dan madu juga menjadi komoditas utama ekspor Demak.
Dukungan terhadap kegiatan ekonomi ditunjukkan dengan adanya pelabuhan khusus untuk aktivitas perdagangan, yaitu yang terletak di sekitar Bonang, Demak. Sementara untuk aktivitas militer, pelabuhan yang digunakan adalah yang berlokasi di sekitar Teluk Wetan, Jepara.
Masyarakat
Masyarakat Demak hidup dalam aturan ajaran dan hukum Islam. Mereka menaati perintah raja mereka yang berlaku sangat adil. Keadaan rakyat di kerajaan ini juga makmur dan tentram.
-
Sejarah
Dalam sejarah Jawa, banyak disebutkan bahwa Kerajaan Demak adalah pengganti langsung dari Kerajaan Majapahit. Hal ini dikarenakan banyak yang meyakini bahwa pendiri kerajaan adalah putra raja Majapahit yang terakhir. Kepercayaan inilah yang memudahkan berdirinya Demak sebagai sebuah kerajaan.
Penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa yang diprakarsai pada masa kekuasaan Demak dilakukan oleh sembilan orang wali yang lebih dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Para wali dikirimkan ke daerah-daerah yang masih berada dalam sisa kekuasaan kerajaan Hindu dan Budha di tanah Jawa. Tugas mereka ialah mengislamkan Pulau Jawa dan menjadikan daerah tersebut masuk ke dalam wilayah Demak.
Masa kejayaan
Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini mengalami puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana, putra Raden Patah. Masa kejayaan ditandai dengan perebutan Sunda Kelapa dari tangan Portugis.
Masa kehancuran
Masa keruntuhan Kerajaan Demak dimulai sepeninggal Sultan Trenggana. Adanya perselisihan dalam perebutan kekuasaan dalam keluarga kerajaan, menyebabkan munculnya pemberontakan-pemberontakan dari daerah-daerah kekuasaan Demak.