THE LIFESKILLS COUNSELLING MODEL
Stage 1: Relating: membangun
Hubungan kolaboratif
Phase 1: Pre-counselling contact:
kontak sebelum konseling. Memberikan informasi-informasi kepada klien
Phase 3: Facilitating client disclosure: memfasilitasi ruaang bagi klien. Klien mengungkapkan terkait dirinya dan permasalahannya dalam sudut pandang klien
Phase 2: Starting the initial session:
Memulai pertemuan sesi pertama.
Konselor menciptakan iklim yang hangat.
Mengetahui mengapa klien datang
Stage 2: Understanding:
memahami.
Menganalisa, menilai masalah klien.
Konselor menjalankan peran aktif
Phase 1: Reconnaissance: melakukan tinjauan lebih luas, mengumpulkan informasi dari berbagai sumner (biografi, dll)
Phase 2: Detecting and deciding:
mendeteksi serta memutukan
untuk mengumpulkan bukti
spesifik untuk menguji
informasi/gagasan klien.
Phase 3: Agreeing on a shared
analysis of the client’s problem(s):
menyetujui analisa bersama klien.
Untuk menentukan keterampilan pikiran, komunikasi atau tindakan yang akan diperbaiki.
Stage 3: Changing: mengubah klien, memelihara dan mempertahankan perubahan baik.
Phase 1: Intervening: mengintervensi.
Konselor membantu klien mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengelola masalah.
Phase 2: Ending: mengahkiri
Konselor membantu klien
menggunakan dan
mempertahankannya
sampai konseling berakhir.
Phase 3: Client self-helping: berkaitan dengan kemampuan klien dalam membantu dirinya dalam menggunakan keterampilan yang sudah dikembangakan. Memantau dan mengkoreksi penyimpangan
The counsellor in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The counsellor in the process
The client in the process
The client in the process
The counsellor in the process
Applying the model
Short-term counselling:
konseling jangak pendek, sekitar kurang dari 10 sesi
Medium-term and long-term counselling: konseling jangka panjang sekitar 11-30 sesi atau 20 sesi lebih
Counselling for existential concerns: konseling mengenai masalah eksistensial, atau masalah secara langsung seperi menangani penderita kanker
Adapting to the model: beradaptasi dengan model, untuk mengasah keterampilan konselingnya
Concluding comment: komentar penutup, konselor harus mampu membantu menyelesaikan masalah kliennya
Imas Kufah
1176000072
6D