Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bilateria dan Filum Xenacoelomorpha (FILUM PLATYHELMINTHES (siklus…
Bilateria dan Filum Xenacoelomorpha
FILUM PLATYHELMINTHES
berasal dari bahasa yunani “flat” datar, Helminth, worm “cacing”.
hewan triploblastic, tidak bersegmen, bilateral, hewan aselomata, bertubuh lunak
bersifat parasit
terdiri dari beragam kelompok yang dahulu dikenal sebagai “turbellarians
hidup bebas di habitat laut, perairan tawar dan habitat lembap
Bentuk tubuhnya bervariasi dari oval yang lebar sampai memanjang dan berusuk
sebagian besar cacing pipih yang hidup bebas adalah “Mikroturbellarians”
Yang terbesar dari semua platyhelmintes adalah cacing pita
cacing pipih memiliki sistem reproduksi yang rumit dan tidak lengkap namun komplek
Pada mesenchyme kebanyakan cacing pipih osmoregulasi eksresi yang diskrit, yaitu protonefridia
bereproduksi secara aseksual ataupun dengan seksual
Cacing pita dewasa (Cestoda) tidak banyak bergerak, tetapi mereka mampu membentuk otot yang berotot.
cacing dan cacing pita memiliki otot melingkar dan memanjang di dalam mesenkim
siklus reproduksi seksual cacing pita pada sapi:
Tnenin saginata (ordo Cyclophyllidea) dikenal sebagai cacing pita daging sapi dengan sapi sebagai inangnya. Saat mencapai cacing dewasa, yang panjangnya bisa melebihi 1 m, mampu tinggal di usus kecil manusia
Asproglottid matang, dilepaskan di feses inang
Telur yang telah dibuahi menjadi proglottid disintegrate
zigot telah berkembang ke tahap oncosphere yang dikelilingi embriofor (*memungkinkan embrio tetap berada di lingkungan selama dua atau tiga bulan.)
Biasanya terdapat enam kait kecil dalam embrio; disebut larva hexacanth.
ternak memakan onkosfer, larva hexacanth menembus dinding usus, dan dibawa oleh peredaran darah ke sistem ke otot rangka sapi.
hexacanth berkembang menjadi cysticercus, atau bladder worm, bertempat di jaringan konektifitas dalam otot dari inang perantara.
Setiap cysticercus menginvaginasi scolex yang berkembang.
manusia memakan daging sapi mentah atau tidak dimasak dengan benar yang terinfeksi,
scolex mengevaginasi dan menempel pada lapisan yang baru di usus kecil inang, tempat cacing dewasa tumbuh dan matang.
(cacing pita lain, Tnenia solium, memanfaatkan babi sebagai inang perantara dan mengikuti siklus kehidupan yang serupa.)
cacing pita dewasa hidup di saluran pencernaan
Filum Rhombozoa
Dicyemids
Reproduksi aseksual nya cukup aneh. Sitoplasma sel aksial tunggal nematogen mengandung banyk sel kecil yg disebut axoblast.
Organisme vermiform imatur dihasilkan secara aseksual oleh semacam embriogeni dri masing2 axoblast dalam sel aksial.
Inisiasi reproduksi seksual pada dicyemid merupakan fenomena yang bergantung pada kepadatan yg terkait dengan jumlah individu vermiform yg tinggi dalam nefridia inang.
vermin dewasa menjadi "termotivasi secara seksual" mereka disebut rombogen, dan sel somatik mereka biasanya membesar ketika mereka dipenuhi dengan materi yolky.
Axoblast dri tahap rombogen individu berkembang menjadi multiseluler
Cacing pipih leluhur hipotetis ini diperkirakan memiliki faring sederhana dan usus seperti suci tanpa divertikula
Rhombozoa sebagai kelas "Mesozoa" yang terdiri atas perintah Dicyemida dan Heterocyemida
Rhombozoans memiliki konstruksi tubuh yang sederhana dan solid
Kingdom (Metazoa)
Non-Bilateria
PHYLUM PORIFERA
PHYLUM PI ACOZOA
PHYLUM CNIDARIA
PHYLUM CTENOPHORA
Bilateria
PHYLUM XENACOELOMORPHA
Protostomia
PHYLUM CHAETOGNATHA
SPIRALIA
PHYLUM PLATYHELMINTHES
PHYLUM GASTROTRICHA
PHYLUM RHOMBOZOA
PHYLUM ORTHONECTIDA
PHYLUM NEMERTEA
PHYLUM MOLLUSCA
PHYLUM ANNELIDA
PHYLUM ENTOPROCTA
PHYLUM CYCLIOPHORA
Gnathifera
PHYLUM GNATHOSTOMULIDA
PHYLUM MICROGNATHOZOA
PHYLUM ROTIFERA
Lophophorata
PHYLUM PHORONIDA
PHYLUM BRYOZOA
PHYLUM BRACHIOPODA
ECDYSOZOA
PHYLUM NEMATODA
PHYLUM NEMATOMORPHA
Scalidophora
PHYLUM LORICIFERA
PHYLUM PRIAPULA
PHYLUM KNORHYNCHA
Deuterostomia
PHYLUM ECHINODERMATA
PHYLUM HEMICHORDATA
PHYLUM CHORDATA
Filum Orthonectida
Orthonectida berhubungan erat dengan protista karena termasuk bilateria parasit
Memiliki morfologi yang sederhana dan tidak memiliki sistem syaraf
Kebanyakan spesies bersifat gonoristik dan ada juga yang hermafrodit
Beberapa sel orthonectida yang hypertrophied pada sel inang akan membentuk silisata kecil
Organisme dewasa memiliki gumpalan pusat untuk mengembangkan gamet
Orthonectida tidak memiliki siklus perkembangan seperti halnya Rhombozoan
Orthonectida dewasa tidak makan dan hidupnya relatif
Ukuran Orthonectida betina lebih besar daripada jantan
Siklus embrionik pada orthonectida belum dapat diketahui
Filum Caetohnatha
Disebut juga cacing panah terdapat sekitar 130 spesies
Ukurannya sekitar 0,5—12 cm
Bilateral, tubuh ramping, memanjang, potongan tubuh berbentuk C
Bagian tubuhnya berupa kepala, belalai, ekor yang terpisah oleh septa transverse
Memiliki kutikula pada sisi ventral kepala dan tubuh
Mulutnya dikelilingi oleh duri panjang yang berguna untuk bergerak dan menangkap makanan
Memiliki otot longitudinal yang tersusun atas quadran
Tidak terdapat pemisahana antara sistem respirasi dengan sistem eksresi
Sistem hamalnya dihalangi oleh belalai yang terdiri dari peri-intestina sinuses
Antara usus lengkap dan anus ventral terhubung oleh ekor-belalai
Pusat saraf besar yang berupa dorsal dan ventral dihubungkan oleh circumentaric
Beberapa ordo yang termasuk dalam filum ini:
Ordo Phragmophora
Memiliki otot transversal ventral pada batang/ekor
Terdapat 3 keluarga dengan sekitar 60 spesies
Ordo Aphragmophora
Memiliki otot yang tak melintang pada bagian perut
Terdapat 5 keluarga dengan sekitar 70 spesies:
FILUM NEMERTEA (CACING PITA)
Sejarah Taksonomi & Klasifikasi
Ditemukan William Borlase (1758) dengan sebutan cacing laut panjang
Awalnya cacing pita dikelompokkan dengan cacing pipih turbellaria, tetapi pendapat lain menyatakan Annelida, Moluska, dan Insekta.
George Cuvier (1817) mendeskripsikan cacing pita dengan sebutan Nemertes.
Max Schultze (1851) mempublikasikan fungsi morfologi dari proboscis, Schultze mengelompokkan pada tubellaria, tetapi namanya Nemertia dan Rhynchcoela.
James M. Turbeville (1980-an) menyebutkan Nemertea berkaitan dengan selomata protoformes dibandingkan plathyhelminthes (cacing pipih) setelah dikuatkan data oleh penelitian molekuler.
Charles Minot (1876) memisahkan Nemertea dengan cacing pipih.
Hoplonemertea terbagi menjadi 2 sub divisi : Monostilifera & Polystilifera.
Prinsip anatomi digunakan untuk klasifikasi awal, misalnya letak mulut dan lapisan otot dinding tubuh
Karakteristik Nemertea
Habitat laut, air tawar, dan terestrial.
Triplobalstik, selomata, simetris bilateral, cacing tidak bersegmen
Terdiri atas 2 atau 3 lapisan otot.
Ganglion otak mengelilingi proboscis dan 2/lebih saraf longitudinal terhubung oleh cominisures transversal.
Sirkulasi tertutup
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi
Filum Nemertea (Rhynchocoela)
Proboscis tidak bersenjata atau bersenjata dengan stilet dan morfologi tidak terspesialisasi menjadi 3 wilayah
Mulut terpisah dari proboscis dan ada di bawah posterior atau ganglion otak.
Sub kelas Haploemertea merupakan nemertea bersenjata, proboscis biasanya bersenjata dengan stilet berbeda, letak mulut ada pada anterior ganglion otak.
Ordo Monostilifera habitat di laut, bentik, air tawar. Bagian stilet dapat berupa stilet tunggal dan 2 atau lebih.
Ordo Polystifera habitat di laut, bentuk pelagik, stilet terdiri atas bagian-bagian kecil.