Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Kehidupan Masyarakat Pada Masa Islam (Pengaruh Islam (Bidang Budaya (Seni…
Kehidupan Masyarakat Pada Masa Islam
Persebaran Islam
Pertama di Indonesia bagian barat
Perlak
Pasai
Aceh
Lalu menyebar di kota kota pelabuhan indonesia
Banten
Demak
Jepara
Gresik
Tuban
Makassar
Ternate dan Tidore
Caranya
Perdagangan
Indonesia menjadi daerah pertemuan pedagang
Para pedagang menetap sementara
harus menunggu perubahan angin pada blan-bulan tertentu yang memungkinkan untuk kembali ke negeri asalnya
Pernikahan
Pedang yang menetap memiliki hubungan erat sehingga akhirnya menikah
menciptakan keluarga yang beragama Islam
Pendidikan
Melalui media pendidikan
Surau
Para santri yang telah lulus menyebarluaskan agama Islam melalui dakwah
Dayah
Pesantren
Kesenian
Media seni
Seni bangunan
Seni pahat
Perpaduan dari budaya sebelumnya dan budaya Islam
Sunan Kalijaga
Melalui media pertunjukan wayang
Seni ukir
Seni tari
Seni Sastra
Seni musik
Cara Politis
Pengaruh kekuasaan raja
Seorang Raja memeluk agama Islam, rakyat ikut sebagai bukti kesetiaan
Pengaruh Islam
Bidang Politik
Peranan Kerjaan Hindhu-Buddha digantikan oleh Kerjaan Islam/ Kesultanan
Anggapan manusia sama dengan Tuhan (Konsep
deva-raja
) dihilangkan
Ajaran Islam menyebutkan manusia adalh wakil Tuhan (
khalifatullah
)
Sultan didampingi oleh ulama
Bidang Sosial
Agama Islam tidak menerapkan sistem kasta
Sistem Kasta memudar
Bidang Agama
Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia
Bidang Budaya
Seni Bangunan
Atap Tumpang
Terdapat pada atap masjid-masjid kuno
Merupakan atap bersusun semakin ke atas semakin kecil
tingkat paling atas berbentuk limas
Jumlah tumpang selalu ganjil
Biasanya tiga sampai lima tingkat
perpaduan arsitektur Islam dan Hindhu
contoh : Masjid DEmak dan Masjid Banten
Menara
berfungsi untuk mengumandangkan azan ketika waktu salat tiba
Makam
Bentuk penghormatan pada orang yang sudah meninggal
Sebagian besar ada di bukit/ dataran tinggi
contohnya adalah makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sebung dan kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri
Letak makam di tempat tinggi menunjukkan kesinambungan tradisi mengandung unsur kepercayaan kepada roh nenek moyang
Seni Ukir
terdapat larangan membuat patung dan melukis makhluk hidup
menggunakan ragam hias dan ditambah dengan ragam hias huruf Arab (Kaligrafi) untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup
Kerajaan dan Peninggalan Sejarah Islam
Kerajaan-kerajaan
Kesultanan Samudera Pasai
terletak di Lhokseumawe (sekrang timur Aceh), berbatasan dengan Selat Malaka
Sultan Pertamanya adalah Malikus Saleh yang bergelar Sultan Malik as-Saleh
berdiri pada tahun 1270
Sumber sejarah
catatan Marco Polo (seorang pedagang Venesia) (1292)
catatan Ibnu Batutah (seorang penjelajah dari Maroko) (1345 dan 1346)
Samudera Pasai merupakan pusat studi Islam
Batu nisan Malik as-Saleh (696H/1297)
bergantung pada kegiatan perdagangan
Kapal yang singgah wajib bayar pajak
komoditas lada, sutra, dan kapur barus
pada tahun 1521, dikuasai Portugis
pada tahun 1924, dikuasai Kesultanan Aceh Darussalam
di bidang agama
dikunjungi para ulama dari Persia, Syiria, dan Isfakahan
peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara
Kesultanan Aceh Darrusalam
didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1530)
berkembang karena Malaka jatuh ke Portugis
puncaknya pada pimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
berkembang aliran Syiah
Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani
Masjid Baiturrahman
berakhirr tahun 1904
Kesultanan Demak
perekonomiannya bersumber pada sektor pertanian, perdagangan, dan pelayaran
Di bidang Keagamaan
Pusat penyebaran di pantai utara Jawa
Penyebaran di luar Jawa (Kalimantan & Maluku ) dilakukan oleh Tunggang Pararangan
Penyebaran di Jawa didukung oleh Para Wali Songo
didirikan oleh persekutuan pedagang Islam di Pantai Utara Jawa
dipimpin oleh Raden Patah, seseorang keturunan Raja Brawijaya V yang menikah dengan Putri Campa, Vietnam
Puncak Kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono
berdiri pada akhir abad XV
Jaka Tingkir (1549-1587) memindahkan pusat kesultanan di Pajang
dinobatkan menjadi Sutan Pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya
Kesultanan Banten
Fatahillah
merebutnya dari Kerajaan Sunda (1526)
Mendirikan Benteng Surosowan
pusat pemerintahan Kesultanan Banten
Puncak kejayannya, Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682)
Banyak pedagang asing datang
dibuktikkan dengan penemuan pecahan keramik dan benda lainnya dari Cina, Jepang, dan Eropa
berselisih dengan putranya ( Sultan Haji)
Sultan Haji ingin menguasai takhta
meminta bantuan VOC
menang, Banten dibawah pengaruh VOC
Kesultanan Makassar
Pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur
Letak strategis
penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku
Puncak kejayaan saat kepemimpinan Sultan Hasanuddin (1652-1669)
Dijuluki "Ayam Jantan dari Timur"
berani menentang VOC
menghalangi pelaut Makassar membeli rempah-rempah di Maluku
terpaksa menandatangi Perjanjian Bongaya
Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar
Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar
Makassar harus melepaskan daerah kekuasaanya di luar Makassar
Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
berdiri di Sulawesi Selatan
Kesultanan Mataram
Puncaknya pada kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma
Campur tangan VOC
Ngayogyakarta Hadiningrat ( Kesultanan Yogyakarta )
Kasunanan Surakarta
Perjanjian Giyanti (1755)
Sultan Hadiwijaya memberikan wilayah nya kepada Ki Ageng Pemanahan
Kesultanan Ternate dan Tidore
Muncul kerajaan Islam yang dibesut Maluku Kie Praha (Maluku Empat Raja)
Kesultanan Ternate
Sultan Zainal Abidin (1468-1500)
Kesultanan Tidore
Sultan Mansur
Kesultanan Jailolo
Sultan Sarajati
Kesultanan Bacan
Sultan Kaicil Buko
Uli Siwa
Tidore
Spanyol (1521)
Uli Lima
Ternate
Portugis (1512)
Perjanjian Sagarosa
Spanyol harus meninggalkan tanah Maluku
VOC menduduki Ambon (1605)
Kesultanan Banjar
di daerah Kalimantan Selatan
Masa kejayaan pada abad XVII
Bidang politik
kekutan miliker yang kuat
dapat membendung pengaruh politik dari Tuban, Arosbaya(Madura), Mataram
bidang ekonomi
Kegiatan perdagangan lada sebagai komoditas utama
memperoleh cukai dari perdagangan
Bidang keagamaan
Muhammad Arsyah ibn Abdullah al-Banjari
belajar ke Mekah untuk menuntut ilmu atas biaya Kesultanan Banten
Menulis Kitab Sabib al-Muhtadin
Lahir di Martapura pada tahun 1710
Belanda menghapus Kesultanan Banjar dan menimbulkan perlawanan rakyat (1859-1863)
Raden Samudra dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan pertama Banjar yang bergelar Sultan Suryanullah/Sultan Suryansyah (1526-1545)
Peninggalan Sejarah
Masjid
tempat ibadah orang-orang Islam
Keraton/Istana
tempat pertemuan antara sultan dan pejabat kesutanan untuk membahas masalah pemerintahan
sebagian besar bangunan kraton dikelilingi benteng
tempat tinggal sultan beserta keluarganya
contoh
Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon
Istana Kesultanan Aceh
Keraton Yogyakarta dan Surakarta
Istana Raja Gowa di Sulawesi Selatan
Makam
Terdiri atas
nisan
tonggak pendek yang terbuat dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah sebagai kuburan
cungkup
bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat
Jirat (Kijing)
bangunan yang terbuat dari batu atau tembok berbentuk persegi panjang
Kaligrafi
seni menulis aksara indah berupa kata atau kalimat dalam huruf arab
biasanya berada di dinding masjid, menara, nisan makam bercorak Islam
Terdiri atas petikan ayat-ayat suci Alquran
Seni Sastra
Babad
dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah
tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semuanya ada dalam sejarah, tetapi penggambarannya berlebih
Contoh
Babad Cirebon
Babad Mataram
Babad Surakarta
Babad Giyanti
Babad Tanah Jawi
Hikayat
karya sastra Melayu berbentuk prosa berisi cerita/dongeng yang penuh keajaiban dan keanehan
Contoh
Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Si Miskin
Hikayat Bahtiar
Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Hang Tuan
Hikayat Panji Inu Nertapati
Suluk
Kitab berisi ajaran-ajaran tasawuf
contoh
Suluk Syarab al-Asyiqin
Suluk Sukarsa
Suluk Marang Sumirang
Suluk Sunan Bonang
Suluk Wujil
Syair
contoh
Syair Perahu
Karya Hamzah Fansuri
Syair Si Burung Pingai
Seni Tari
Tari Seudati/Tari Saman dari Aceh
Dilakukan dengan iringan selawatan/ pujian kepada nabi
Debus
seni pertunjukan bela diri dari Kesultanan Banten
Pemain menusukkan benda tajam ke tubuhnya, tetapi tidak menimbulkan luka
Berawal pada abad XVI (pada pemrintahan Sultan Maulana Hasamuddin)
Masa pemerintahan Sultan ageng Tirtayasa, berfungsi sebagai sarana memompa semangat juang rakyat Banten melawan Belanda
Sekaten dan Grebeg
(Sekaten) upacara peringatan kelahiran Muhammad SAW
diadakan setiap Rabiul Awal di Alun-alun Yogyakarta dan Surakarta
diperkenalkan oleh Raden Patah di di Demak pada abad XVI
Sultan Hamengku Buwono I, Pendiri keraton Yogyakarta, menggunakannya untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam
Gamelan Kiai Nagawilaga dan Gamelan Kiai Gunturmadu dimainkan secara bersamaan selama 7 hari berturut-turut
Puncakya ditandai dengan Upacara Grebeg Maulud
dilakukan dengan mengarak gunungan
Gunungan berisi hasil panen
Bentuk ungkapan rasa syukur
Masuknya Islam ke Indonesia
Pendapat Kedua
dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat
Datang dari Persia atau Parsi (sekarang Iran)
dibawa oleh pedagang Persia pada abad XIII Masehi
Bukti
Terjadi kesamaan budaya
Peringatan 20 Muharam/ Hari Asyura di Iran
Pendapat Ketiga
dikemukakan oleh Snouck Hurgronje*
dibawa oleh pedagang Gujarat (India) pada abad XIII*-XIV
Batu Nisan Sultan Samudera Pasai, Malik as-Saleh ,berangka tahun1297 dan bercorak Gujarat
Berita perjalanan Marco Polo
perjalanan ke Cina Timur Tengah pada tahun 1292
singgah di Perlak, Sumatra
banyak penduduk beragama Islam
dikemukakan oleh Mouquette (ilmuwan Belanda)
Pendapat Pertama
Berasal dari Arab/Mesir
Pada Abad 1 Hijriah/VII Masehi
Dikemukakan oleh Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
Bukti
Keberadaan Kampung Islam (Arab) di Polushih (Barus, pantai barat Sumatera) pada tahun 674
Menurut catatan Dinasti Tang berjudul Hsin-tangshu (Sejarah Dinasti Tang)
Kerajaan Samudra Pasai menganut mazhab Syafi'i yang dianut penduduk Mesir dan Mekah
Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-Malik seperti di Mesir
Dikemukakan oleh Anthony H. Johns
Dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara)
Islam baru berkembang pada abad XII