Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Muamalah) Darryl Marcello 11C (Larangan…
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Muamalah)
Darryl Marcello 11C
Menurut Wikipedia, riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
Riba Fadli = Pertukaran barang sejenis yang tidak sama timbangannya.
Riba Qardi = Pinjam-meminjam dengan syarat harus memberi kelebihan saat mengembalikannya.
Riba Yadi = Akad jual-beli barang sejenis dan sama timbangannya, namun penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah-terima barang.
Riba Nasi'ah = Akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu kemudian.
Secara bahasa, muamalah berarti saling tukar-menukar barang atau sesuatu dengan cara jual-beli, sewa-menyewa, dan lain sebagainya.
Perbankan
Bank Konvensional = Keuntungan berasal dari bunga serta dari kegiatan inti operasional bank, berupa pengelolaan uang nasabah.
Bank Syariah = Bunga tidak dibenarkan dalam agama Islam, maka nasabah yang menyimpan uangnya pada bank syariah tidak mendapatkan bunga, melainkan bagi hasil. Sehingga tidak ada besaran pasti, berapa persen yang akan diterima oleh nasabah.
Wadiah = Aset nasabah adalah titipan yang harus dikembalikan.
Qardul Hasan = Pola pinjaman yang bersifat lunak atau tanpa imbalan saat pengembaliannya.
Musyarakah = Bank dan nasabah berperan sebagai mitra usaha yang memiliki kesepakatan rasio pembagian hasil.
Murabahah = Bank menyediakan aset yang diinginkan konsumen dengan imbalan yang telah disepakati.
Mudarabah = Bagi hasil menurut rasio yang sudah ditetapkan kepada bank.
Larangan Dalam Bertransaksi
Tidak boleh mempergunakan cara-cara yang batil.
(QS. An-Nisa : 29)
Tidak boleh melakukan kegiatan riba.
(QS. Al-Baqarah : 275)
Tidak boleh dengan cara-cara zallim (aniaya).
Tidak boleh mempermaikan takaran, timbangan, kualitas, dan kehalalan.
(QS. al-Muthafirin : 1-3)
Tidak boleh berspekulasi/berjudi.
Tidak boleh melakukan transaksi barang yang haram.
Menurut Wikipedia, khiyar hak yang dimiliki oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi jual beli untuk melanjutkan transaksi tersebut atau membatalkannya.
Khiyar Majlis = Meneruskan atau membatalkan jual beli ketika kedua belah pihak masih berada dalam tempat jual beli.
Khiyar Syarat = Meneruskan atau membatalkan jual beli dengan beberapa persyaratan.
Khiyar Aibi = Hak dari pembeli untuk kemudian membatalkan atau meneruskan transaksi jual beli setelah akad sudah berlangsung lantas ia mengetahui terdapat cacat pada objek yang diperjual belikan.
Sewa-Menyewa Rukun dan Syaratnya
Rukun dan Syaratnya
Yang menyewakan dan yang menyewa harus baligh, berakal sehat, kehendak sendiri, dan tidak boros.
Barang yang disewakan harus diketahui jenisnya, kadarnya, dan sifatnya.
Barang yang disewakan harus barang berharga dan ada manfaatnya.
Ijab kabul tentang sewa-menyewa.
Lafalnya mudah dipahami.
Bersambung antara ijab dan kabul.
Syirkah (Kerja Sama)
Inan = Kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih banyak daripada rekannya.
Abdan = Kerja sama antaradua orang atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh mereka, yakni masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja, tanpa konstribusi modal.
Wujuh = Kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik serta ahli dalam bisnis.
Mufawadah = Kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja.