Ia tinggal di sebuah desa di daerah Garut, Jawa Barat. Nyai Endit mempunyai harta yang berlimpah ruah. Akan tetapi, ia sangat kikir dan tamak. Ia juga sangat sombong, terutama pada orang-orang miskin. Suatu hari Nyai Endit mengadakan selamatan karena hartanya bertambah banyak. Ketika selamatan itu berlangsung, datanglah seorang pengemis. Keadaan pengemis itu sangat menyedihkan. Tubuhnya sangat kurus dan bajunya compang-camping. “Tolong Nyai, berilah hamba sedikit makanan, ”pengemis itu memohon. Melihat pengemis tua yang kotor dan compang-camping masuk ke rumahnya, Nyai Endit itu marah dan mengusir pengemis itu. “Pengemis kotor tidak tahu malu, pergi kau dari rumahku, ”bentak Nyai Endit. Dengan sedih pengemis itu pergi. Keesokan harinya masyarakat disibukkan dengan munculnya sebatang lidi yang tertancap di jalan desa. Semua orang berusaha mencabut lidi itu. Namun,tidak ada yang berhasil. Pengemis tua yang meminta makan pada Nyai Endit muncul kembali.