Nyeri Dada
Karakteristik
Non-Kardiak (3)
Pingsan
Etiologi
Infark Miokard Akut
Faktor Risiko
Epidemiologi
Penegakan Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik (2)
Pemeriksaan Penunjang
AV Blok
Definisi
Derajat
Tatalaksana
Prognosis (2)
Komplikasi
Patofisiologi
Gejala akut plak ateroma pembuluh darah korona yang ruptur
Perubahan komposisi plak dan penipisan fibrose penutup plak
Agregasi Trombosit dan aktivasi jalur koagulasi
Trombus menyumbat pembuluh darah koroner secara utuh atau parsial
Atau bisa terjadi mikroemboli ke arah distal
Aliran darah yang berkurang karena sumbatan total membuat iskemi
Vasokonstriks+penyumbatan parsial juga dapat menyebabkan iskemi
Kurang lebih 20 menit terjadi IMA
Elektrokardigram (3)
Laboratorium
CKMB
Troponin
Mioglobin
Creatinin kinase
LDH
Etiologi
Non-Modifiable
Modifiable
Umur
Jenis Kelamin
Ras
Riwayat Keluarga
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Dislipidemia
Overweight /Obesitas
Riwayat merokok
Faktor Psikososial
Aktivitas Fisik
Gaya Hidup
Tirah baring
Aspirin 160-320 mg
Penghambat reseptor ADP (Dosis awal ticagrelor = 180 mg, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan = 2 x 90 mg/hari)
Morfin sulfat = 1-5 mg IV (diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual)
Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam pertama
Vaskular
Kardiak
Neurologik
Psikogenik
Definisi
Nyeri Dada Tipikal (Angina Tipikal)
Nyeri dada atipikal (Angina Ekuivalen)
Lebih banyak pada Laki-laki
Riwayat Aterosklerosis non koroner ( Penyakit Arteri Perifer/ Karotis)
Riwayat PJK
Memiliki Faktor Resiko : umur, hipertensi, merokok, dislipidemia, diabetes
ditemukan tanda-tanda regurgitasi katup mitral akut, diaphoresis, romkhi basah halus atau edema paru.
mortalitas awal (30 hari) pada IMA = 30% (lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit)
Kardiak
Angina Atipikal (2)
Angina Tipikal (2)
Berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten (>20 menit)
Sering disertai keluhan penyerta seperti diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop
Nyeri di daerah penjalaran angina tipikal
Rasa gangguan pencernaan (indigestion)
Sesak napas yang tidak dapat diterangkan
Rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan
Sering dijumpai pada pasien usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75 tahun), wanita, penderita diabetes, gagal ginjal menahun, atau demensia
Keluhan dapat muncul saat istirahat, keluhan ini patut dicurigai sebagai angina ekuivalen jika berhubungan dengan aktivitas
Nyeri pleuritik (nyeri tajam yang berhubungan dengan respirasi atau batuk)
Nyeri abdomen tengah atau bawah
Nyeri dada yang dapat ditunjuk dengan satu jari, terutama di daerah apeks ventrikel kiri atau pertemuan kostokondral
Nyeri dada yang diakibatkan oleh gerakan tubuh atau palpasi
Nyeri dada dengan durasi beberapa detik
Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah
Klasifikasi Forrester
(monitoring hemodinamik indkes jantung + pulmonary capillary wedge pressure PCWP)
TIMI risk score
(gabungan anamnesis sederhana & p. Fisik pada pasien STEMI dg terapi trombotik )
Klasifikasi Killip
(P Fisik bedside sederhana = S3 gallop, kongesti paru, syok kardiogenik)
Komplikasi Elektris (2)
Ekstrasistol ventrikel
Takikardi
Fibrilasi atrium
Bradiaritmia
Asistol ventrikel
Aritmia pasca STEMI
Komplikasi Mekanik / Kardiak (2)
Syok kardiogenik
Gangguan hemodinamik
Disfungsi ventrikular
keadaan dimana terjadi kegagalan konduksi inpuls listrik dari atrium menuju ventrikel
AV blok derajat I
pemanjangan abnormal interval PR memanjang > 0.20 detik
pemanjangan interval PR yang konstan
tidak ada gejala, tidak membutuhkan terapi
prognosis baik
AV blok derajat II
Mobitz tipe I / Wenckebach
pemanjangan interval PR secara progresif yang muncul sebelum gelombang P yang tidak terkonduksikan (non conducted P wave)
jika tidak adakeluhan dan gangguan hemodinamik, tidak perlu pengobatan
Mobitz II
dapat timbul juga serangan sinkop sehingga perlu dilakukan pemasangan alat pacu jantung
AV blok derajat III
terjadi kegagalan total konduksi dari atrium ke ventrikel, sehingga ventrikel berdenyut sendiri dan atrium berdenyut sendiri (tidak sinkron)
jika terjadi blok yang menetap, harus dilakukan pemasangan alat pacu jantung
Kehilangan kesadaran dan kekuatan akibat penurunan aliran darah ke sistem retikuler
metabolik
tidak diketahui
Definisi
kerusakan miokard akibat adanya penurunan mendadak pada aliran darah arteri koroner
Adanya lesi ateroskelrotik sampai titik pembentukan trombus yang terjadi adalah proses kompleks yang berhubungan dengan cedera pada vaskuler
Rasa tertekan/berat daerah retrosternal yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium
Klasifikasi
elevasi segmen ST (STEMI)
non elevasi segmen ST (NSTEMI)
angina pectoralis tidak stabil
pada semua pasie nyeri dada (curiga STEMI)
gambaran elevasi ST = dilakukan terapi reperfusi
dilakukan serial interval 5-10 menit (deteksi potensi perkembangan elevasi ST)
Diagnosis
Kemungkinan (2)
EKG normal
marka jantung normal
nyeri dada
Definitif (2)
angina tipikal
EKG gambaran elevasi STEMI
marka jantung meningkat
Pada pasien STEMI dosis awal clopidogrel = 300 mg, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan = 75 mg/hari
Nitrogliserin (NTG) spray / tablet sublingual, diganti isosorbid dinitrat (ISDN) kalo ga ada
disebut perilaku Weckenbach.
terjadinya 1 non conducted P wave yang berhubungan dengan interval PR yang konstan
sebelum dan sesudah 1 impuls yang terblok ( interval PP dan interval RR konstan)
disebut juga AV Blok total
Tatalaksana
AV blok transient/paroxysmal dan syncope/presyncope = pemantauan ambulatory (holter / perekam loop eksternal)
obat tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan denyut jantung (jangka waktu panjang = efek samping)
pemasangan alat pacu jantung sementara / permanen = pasien dengan bradyarrhythmia simtomatik
obat vagolitik seperti atropin = pasien yang memiliki gangguan nodus AV (terapi jangka pendek)
isoproterenol (digunakan dengan sangat hati-hati / tidak sama sekali pada pasien dengan MI akut)
AV blok simtomatik / grade tinggi = penempatan alat pacu jantung permanen