Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Hipertensi + Kejang dalam Kehamilan (DD (Etiologi) Kejang pada Ibu Hamil…
Hipertensi + Kejang dalam Kehamilan
Patifisiologi Hipertensi
Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
: Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matrix di sekitarnya sehingga tetap kaku dan keras menyebabkan lumen arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan "remodeling arteri spiralis", sehingga aliran darah utero-plasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan patogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya
Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin
: Terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi sel trofoblast, sehingga merangsang pengeluaran sitokin yang menyebabkan respon inflamasi dan berakibat maladaptasi imun pada preeklampsia
Teori Adaptasi Kardiovaskular-Genetik
: Pada hipertensi dalam kehamilan, terjadi kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor
Teori Genetik
: Adanya faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal
Teori Defisiensi Besi
: Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah
Teori Inflamasi
: Pada preeklampsia terjadi peningkatan stres oksidatif, sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar atau pada hamil ganda, maka reaksi stres oksidatif akan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat
Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas dan Disfungsi Endotel
: Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (atau disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksik, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah
Pencegahan Eklampsia
Pencegahan Primer
: dengan mengidentifikasi dan mengontrol penyebab dan faktor risiko
Pencegahan Sekunder
: 1) Istirahat di rumah tidak direkomendasikan untuk pencegahan primer preeklampsia; 2) Tirah baring tidak direkomendasikan untuk memperbaiki luaran pada wanita hamil dengan hipertensi (dengan atau tanpa proteinuria); 3) Pembatasan garam untuk mencegah preeklampsia dan komplikasinya selama kehamilan tidak direkomendasikan; 4) Penggunaan aspirin dosis rendah (75 mg/hari) direkomendasikan untuk prevensi preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi; 5) Aspirin dosis rendah sebagai prevensi preeklampsia sebaiknya mulai digunakan sebelum usia kehamilan 20 minggu
Pencegahan Tersier
: Dilakukan dengan Perawatan Ekspektatif pada Preeklampsia Tanpa Gejala Berat (sesuai dengan tatalaksana preeklampsia)
Tatalaksana Eklampsia
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi suportif untuk stabilisasi fungsi vital, yang harus selalu diingat airway, breathing, circulation (ABC), mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia serta mencegah trauma pada pasien pada waktu kejang
Perawatan Penangnan Kejang
Beri obat antikonvulsan
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker oksigen, oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
Beri O2 4-6 liter/menit
Antikonvulsan (MGSO4)
Dosis awal
: MgSO4 20% 4 gr I.V selama 5 menit; diikuti MgSO4 50% 5 gr I.M; Efek sampinya: merasa agak panas
Dosis Pemeliharaan
: MgSO4 50% 5 gr I.M setiap 4 jam; lanjut 24 jam pasca persalinan/kejang terakhir
Antihipertensi
Hidralazin, yang diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun
Persalinan
Pada preeclampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedang pada eclampsia dalam 12 jam sejak gejala eclampsia timbul
Jika terdapat gawat janin, atau peralinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam (pada eclampsia), lakukan seksio sesarea
Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan: 1) Tidak terdapat gangguan koagulopati; 2) Anastesi yang aman/terpilih adalah anstesi umum. Jangan lakukan anastesi lokal, sedangkan anastesi spinal berhubungan dengan risiko hipotensi
Perawatan Post-Partum
Antikonvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau kejang terakhir
Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih >110 mmHg
Pantau urin
DD (Etiologi) Kejang pada Ibu Hamil
Perdarahan Sub Arachnoid
Hiperemesis Gravidarum
Cerebral Venous Thrombosis
Perdarahan Intrakranial
Epilepsi dalam kehamilan
Eklampsia
Status Epilepticus
Electrolyte Disturbances
Hepatic Failure
Insufisiensi Renal
Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi Gestasional
: TD >140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan TD akan kembali normal >12 minggu pasca persalinan
Preeklampsia
Ringan
: TD >140/90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, disertai dengan proteinuria >300mg/24 jam atau dipstick >1+
Berat
: TD >160/110 mmHg (atau TD Diastolik >110 mmHg), disertai dengan proteinuria >5 g/24 jam atau dipstick >+4, oligouria <500 ml/24 jam, hiperrefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas dan edema paru
Eklampsia
: ditandai dengan gejala-gejala preeklampsia berat dan kejang hingga koma
Hipertensi Kronik
: TD >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak hilang setelah 12 minggu pasca persalinan, dengan tidak disertai adanya proteinuria
Hipertensi Kronik dengan Superimposed Preeklampsia
: gejala hipertensi kronik dengan disertai proteinuria >300 mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu
Definisi Eklampsia
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma
Penegakkan Diagnosis
TD sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan sudah menjalani tirah baring
Proteinuria lebih dari 5 g/24 jam atau >+4 dalam pemeriksaan kualitatif
Oligouria, yaitu produksi urin kurang dari 500 ml/24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skrotoma dan pandangan kabur
Komplikasi
Spasme Arterioral
: 1) Perdarahan Serebral; 2) Gagal jantung, ginjal dan hati
Kejang dan Koma
: 1) Trauma karena kejang; 2) Aspirasi cairan, darah, atau muntahan dengan akibat pada gangguan pernapasan
Iskemia Utero-Plasenta
: 1) Pertumbuhan janin terhambat; 2) Kematian Janin
Penanganan yang tidak tepat
: 1) Pneumonia; 2) Infeksi Saluran Kemih
Mekanisme Kejang (Eklampsia)
Fungsi vaskularisasi serebral dan autoregulasi aliran darah serebral saat tekanan darah meningkat menyebabkan sirkulasi serebral pada status over regulasi sebagai respons terhadap peningkatan tekanan perfusi serebral saat preeklampsia sehingga menyebabkan terjadinya vasospasme pada wanita eklampsia
Mekanisme penyebab gejala neuropati dan terbentuknya edema pada wanita eklampsia oleh karena hipertensi encephalopathy menyebabkan kenaikan tekanan darah yg cepat sehingga terjadi vasokonstriksi myogenic dari arteri serebral dan arteriol yang menyebabkan kehilangan kemampuan autoregulasi dan gangguan blood brain barrier yang berakibat pada edema vasogenik
Hipertensi ensefalopati disebut dengan Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES) karena pembentukan edema terjadi pada korteks serebral bagian posterior
Faktor Risiko
Anamnesis
: usia >40 tahun; Nulipara; Multipara dengan riwayat Preeklampsia sebelumnya; Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru; Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih; Riwayat Preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan; Kehamilan multiple; Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM); Hipertensi Kronis; Penyakit Ginjal; Sindrom Antifosfolipid (APS); Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio; dan Obesitas sebelum hamil
Pemeriksaan Fisik
: Indeks masa tubuh >35; Tekanan darah diastolik >80 mmHg; Proteinuria (dipstick >+1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif >300 mg/24 jam)