Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
OBSTETRI ANTEPARTUM DISORDER (partus lama (Penyebab ( (Passage (: pelvis…
OBSTETRI ANTEPARTUM DISORDER
KPD
definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan cairan
dari kantung amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu Kejadian KPD
dapat terjadi sebelum atau sesudah masa kehamilan 40 minggu.
Berdasarkan waktunya, KPD dapat terjadi pada kehamilan preterm atau
kehamilan kurang bulan terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan,
sedangkan pada kehamilan aterm atau kehamilan cukup bulan terjadi setelah
minggu ke-37 dari usia kehamilan
tatalaksana
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm berupa penanganan konservatif
Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu dilakukan
pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai
37 minggu
Berikan antibiotika (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin) dan
metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air
ketuban tidak keluar lagi
Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan
kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-): beri
deksametason observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan
37 minggu
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa penanganan aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesaria. Dapat pula
diberikan misoprostol 50 µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali
bila skor pelvik < 5 lakukan pematangan serviks kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri
persalinan dengan seksio sesaria
bila skor pelvik > 5 induksi persalinan, partus pervaginam
Diagnosis
anamnesis
Pasien merasakan adanya cairan yang keluar secara tiba-tiba dari
jalan lahir atau basah pada vagina. . Cairan ini berwarna bening dan pada
tingkat lanjut dapat disertai mekonium
Pemeriksaan inspekulo
Terdapat cairan ketuban yang keluar melalui bagian yang bocor
menuju kanalis servikalis atau forniks posterior,
Pemeriksaan USG
Ditemukan volume cairan amnion yang berkurang /
oligohidramnion namun dalam hal ini tidak dapat dibedakan KPD sebagai
penyebab oligohidramnion dengan penyebab lainnya.
Tes lakmus (Nitrazine Test) merupakan tes untuk mengetahui pH
cairan, jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban
partus lama
definisi
partus lama dibedakan menurut manajemen berdasarkan tahapan persalinan kala satu yaitu fase laten memanjang dan fase aktif memanjang
Fase laten memanjang terjadi jika terjadinya kontraksi yang regular pada pembukaan sampai 4 cm lebih dari 8 jam
Fase aktif memanjang adalah terjadinya kontraksi rahim yang regular dan menimbulkan nyeri pada pembukaan lebih dari 4 cm lebih dari 12 jam.
Penyebab
Powers
: tidak terkoordinasinya kontraksi uterus
Passenger
: diameter kepala bayi yang terlalu besar (> 9,5 cm) atau malposisi
Passage
: pelvis yang abnormal, tumor, atau adanya obstruksi pelvis atau jalan lahir
gejala
Dehidrasi.
Tanda infeksi: suhu tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus.
Pemeriksaan abdomen: meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim.
Pemeriksaan lokal vulva vagina: edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium.
Pemeriksaan dalam: edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah.
Keadaan janin dalam rahim: asfiksia sampai terjadi kematian.
Akhir dari persalinan lama: ruptura uteri imminens sampai ruptur uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi
diagnosis
penatalaksanaan
Fase laten memanjang
Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks:
Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu.
Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak masuk fase aktif setelah pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan.
Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak masuk fase aktif setelah pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan.
Fase aktif memanjang
Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
Nilai his
Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik) pertimbangkan adanya inertia uteriJika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi atau malpresentasi.
Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.
distosia
definisi
Partus macet adalah kondisi dimana kontraksi uterus kuat tetapi
fetus tidak bisa turun ke pelvis karena ada sesuatu yang menghalanginya
penyebab
Cephalo Pelvic Dispropostional (CPD)
Passage : Kelainan jalan lahir
Passanger : kelainan janin
tatalaksa
Rehidrasi pasien
Bertujuan untuk mempertahankan volume plasma dan mencegah atau
mengobati hidrasi dan keton
Beri antibiotik Jika terdapat tanda-tanda infeksi atau membran telah pecah lebih dari 18 jam
persalinan preterm
diagnosis
Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu
Kontraksi uterus (his) teratur, yaitu kontraksi yang berulang sedikitnya
setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit,
Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku
menstruasi, rasa tekanan intrapelvik dan nyeri pada punggung bawah (low back
pain),
Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah,
Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-
80%, atau telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm,
Selaput amnion seringkali telah pecah,
Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika
penyebab
Perdarahan desidua (misalnya abrupsi),
Distensi berlebih uterus (misalnya, pada kehamilan multipel atau polihidramnion),
Inkompetensi serviks (misalnya, trauma dan cone biopsy),
Distorsi uterus (misalnya, kelainan duktus Mullerian atau fibroid uterus),
Radang leher rahim (misalnya, akibat vaginosis bakterialis atau trikomonas),
definisi
Diagnosis persalinan preterm dibuat jika pasien dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu mengalami kontraksi yang teratur , setidaknya sekali setiap 10 menit,
yang dapat berhubungan dengan dilatasi dan/atau penipisan dari serviks
tatalaksana
Tokolisis
Alasan pemberian tokolisis pada persalinan preterm adalah :-mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi premature-memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulirsurfaktan paru janin-memberi kesempatan transfer intrauterine pada fasilitas yang lebihlengkap-optimalisasi persone
Kortikosteroid
+emberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktanparu janin, menurunkan insidensi RDS, mencegah perdarahanintraventrikular, yang akhirnya menurunkan kematian neonatus./ortikosteroid perlu diberikan bilamana usia kehamilab kurang dari %)minggu.
Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risikoterjadinya infeksi