Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SESAK NAFAS (EMFISEMA (pemeriksaan penunjang (patologi anatomi (hilangnya…
SESAK NAFAS
EMFISEMA
penyebab
bronkitis kronis yang berkaitan dengan merokok
menghisap rokok atau debu
pengaruh usia (50 - 75 tahun)
polusi tinggi
asap kimia
etiologi
rokok
polusi
infeksi saluran nafas
genetik (def. alfa 1-antitripsin)
faktor sosial ekonomi
hipotesis elastase anti elastase
penuaan
epidemiologi
indonesia = 70% kematian krn penyakit paru kronik dan emfisema.
WHO = tahun 1190 emfisema masuk urutan ke - 6, tahun 2002 urutan ke-3
patofisologi
gejala
penampilan umum
kurus, kulit pucat dan flattened hemidifragma
tidak ada tanda cpr pulmonal dan edema pada staidum akhir
usia 65-75 tahun
pemeriksaan fisik
dispnea
infeksi sistem respirasi
auskultasi = penurunan suara napas
hipersonans dan penurunan fremitus taktil saat perkusi
pemeriksaan penunjang
patologi anatomi
hilangnya elastisitas paru
hiperinflasi paru
kolaps jalan napas kecil dan udara terperangkap
terbenntuknya bullae
chest x-ray
hiperinflation paru, flattened diafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, dan penurunan tanda vaskular / bulla
pemeriksaan fungsi paru
TLC (jumlah limfosit total)
menurun
kapasitas inspirasi
menurun
FEV1 / FVC
menurun
ABGs(arterial Blood Gas)
PaCO2 normal atau meningkat
alkalosis respiratori ringan
bronchogram
dilatasi bronchi saat ins[irasi
kollaps ronchialpada tek. ekspirasi
darah lengkap
peningkatan hemoglobin
pada emfisema berat
penatalaksanaan
farmako
bronkodilator
agonis beta-2 : fenoterol, salbutamol, terbutalin, prokaterol, formoterol
kombinasi antikolinergik dan agonis beta-2 : salbutamol + ipratropium bromida
antikolinergik ; ipratropium bromida
xantin : amiofilin, teofilin, efedrin HCL
kortikosteroid
oral : metil prednisolon atau prednison
inhalasi : budesonide dan flutikason
antibiotik
suportif (mukolitik, antitusif, dll)
non farmako
oksigen
nutrisi (asupan tinggi lemak dan rendah karbohidrat atau gizi seimbang)
rehabilitasi
pembedahan
bulektomi
bedah reduksi volume paru (BRVP)
endobronchial valve placement
transplantasi paru
komplikasi
pneumonia
prognosis
indeks BUDE (body mass index, airflow obstruction, dyspnea, dan exercise)
PNEUMONIA ASPIRASI
definisi :inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam laryng dan sal. pernafasan bawah
epidemiologi
1.paling sering pada pasien predisposisi yang sudah ada, ex : stroke, kejang, dan disfagia.
anastesi
lebih sering pada pria terutama usia lanut dan anak2.
etiologi
aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal
aspirasi minyak
aspirasi asam lambung
aspirasi benda asing
gejala klinis
dada terasa sakit
batuk (dahak berbau tidak enak,kehijauan atau gelap atau mengandung nanah atau darah)
demam
mudah merasa lelah
sesak napas
mengi saat bernafas
aroma napas tidak sedap
keringat berlebihan
sulit menelan
penyebab
kelainan saraf
kanker tenggorokan
mysthenia gravis atau penyakit parkinson
mengonsumsi alkohol atay menggunakan obat2an terlarang
menggunakan obat penang atau obat anastesi
melemahnya sistem kekebalan tubuh
gangguan tenggorokan
mempunyai masalah dg gigi
diagnosis
AGDA
foto rontgen
CT scan
pulse oxymetry (turun)
tes mikrobiologi
tes urin =streptococcus pneumoniae dan legionella pneumophilia
kultur darah atau dahak
bronkoskopi
tatalaksana
antibiotik
NGT
oksigen
infus
bronkodilator
kortikosteroid
alat bantu napas
fisioterapi
pengangkatan atau penyedotan benda asing dengan alat suction (sedot) atau bronkoskopi
komplikasi
abses paru
bronkiektasis
gagal nafas
Edukasi
menghindari konsumsi makanan atau minuman berlebih
meninggikan tempat tidur bagi orang sakit pada saat makan dan minum
SARS
Penyembuhan 2-5 hari
Komplikasi
Promary influenza pneumonia
Secondary bakterial pneumonia
Gabungan infeksi virus dan pneumonia bakterial
Severe Acute Respiratory syndrome (SARS) disebabkan corona virus
Etiologi dan pengobatan belum jelas
Gejala : (+) kemerahan di kulit
Penularan
Melalui droplet
Melalui kontak
Melalui udara
Pem penunjang
Foto thorax
Gambaran infiltrat yang sesuai dengan pneumonia atau ARDS
Darah tepi lengkap
Fungsi hati, kreatini
Fosfokinase, ureum, elektrolit, C-reactive protein
Pemeriksaan lain utk dd
Tes molekuler (RT PCR)
Tes antibodi : elisa dan IFA
Kultur sel
Tatalaksana
Isolasi
Perhatikan : keadaan umum, kesadaran, tanda2 vital
Terapi suportif
Antibiotik
Kortikostreroid
Ribavirin
ATELEKTASIS
definisi : keadaan alveoli paru sebagian / seluruhnya tidak terisis udara/kolaps, akibat hambatan aliran udara yang melewati bronchus dan percabangannya
patofisiologi
etiologi
intrrinsik
sumbatan dalam lumen bronchus
ekstrinsik
penekanan bronchus dari luar lumen
tekanan ekstra pulmonal
paralisis gerakan pernafasan
hambatan gerakan pernafasan
gejala klinis
takikardi
panas tinggi
sesak nafas s/d sianosis (O2 menurun)
penurunan kesadaran s/d syok
pemeriksaan fisik
inspeksi
gerak napas tertinggal, ICS menyempit (pada sisi yg mengalami atelektasis)
palpasi
gerak nafas tertinggal, fremitus raba menurun
perkusi
redupatau normal
auskultasi
suara napas menurun
pemeriksaan penunjang
radiologi
bronkoskopi atau bronkhosgrafi / CT scan
penatalaksanaan
penatalaksanaan berdasarkan penyebab
tindakan postoperative kolaps paru, pengangkatan benda asing
bila dalam 24 jam tidak berhasil = bronkoskopi
SWINE INFLUENZA
Def : infeksi pernafasan manusia disebabkan oleh strain influenza yg dimulai dari babi (H1N1)
Gejala
Demam
kelelahan
pegal2
Sakit kepala
pilek dan hidung tersumbat
mata merah dan berair
Sakit tenggorokan
ruam pada kulit
diare
mual dan muntah
batuk (batuk kering)
Sesak nafas
Komplikasi
Pneumonia
gagal napas
gejala neurologis. Ex : bingung, kejang2
memperburuk penyakit krinis : asma dan peny. Jantung
Edukasi
Cuci tangan dan pakai antis
menutup mulut dan hidung dg tissue ketika batuk atau bersin dan tidak dibuang sembarangan
hindari kontak lngsung dg penderita
jgn berpergian
Pemeriksaan konfirmasi
Real time (RT) PCR
Kultur virus
Peningkatan 4 kali antibodi spesifik influenza A (H1N1) dengan netralisasi tes
Cmd
Dalam 7 haru kontak dg pasien H1N1
Dalam 7 hari sblm skit berkunjung ke area terdapat kasus H1N1
AVIAN INFLUENZA
definisi : penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang ditularkan oleh unggas
penyebab dan epidemiologi
gejala
demam
influenza A (H5N1) di hongkong, cina, vietnam, thailand, indonesia, korea, jepang, laos, kamboja kecuali pakistan dan (H7N7)
suhu diatas 38 derajat C
sakit tenggorokan
batuk
beringus
nyeri otot
sakit kepala
lemas
Pemeriksaan penunjang
Kultur virus influenza H5N1 (+)
PCR influenza H5 (+)
Peningkatan titer antibodi H5 sebesar 5 kali
Tatalaksana
Vaksinasi
Satu kali dalam 1 tahun
Cukup istirahat
minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi
Simptomatis (ibuprofen, paracetamol)
Antivirus (oseltamivir, zanamivir)