Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Apa yang kamu dapat setelah mengikuti pembelajaran Filsafat Pendidikan…

- - - - Sejarah Awal
        
        Sejarah awal i’jaz ‘adadi berawal dari perhitungan huruf, ayat dan surat dalam al-qur’an. Berawal dari kira-kira pada abad ketiga Hijriyah, tepatnya pada masa kekuasaan Abd Al-Malik Marwan (685-705 M) seorang gubernur Baghdad. Pada masa ini perhitungan huruf, ayat, surat dalam al-qur’an dengan menggunakan biji gandum, dari perhitungan tersebut diperoleh jumlah huruf, ayat, surat dalam al-qur’an.
        
        Perhitungan huruf, ayat, surat dalam al-qur’an ini walaupun dengan menggunakan metode yang sangat sederhana, tetapi sangat kecil akan terjadi kesalahan dalam perhitungannya. Dikarenakan generasi pada saat itu hanya mengacu pada satu mushaf yaitu mushaf Utsmani.
        
        Setelah adanya perhitungan terhadap huruf, ayat, dan surat dalam al-qur’an tersebut, kemudian metode seperti ini berkembang dalam penjumlahan dan perhitungan huruf, ayat, surat dalam al-qur’an yang perhitungan dan penjumlahannya dalam konteks mukjizat al-qur’an, khususnya yang berkaitan dengan bilangan dan angka (i’jaz ‘adadi).
        
        Mukjizat dari segi angka yang berkaitan dengan pembuktian i’jaz ‘adadi dilakukan oleh beberapa tokoh yang mencurahkan perhatiannya untuk mengungkap makna atau rahasia angkaangka yang terkandung dalam al-Qur’an. Ada beberapa peneliti i’jaz ‘adadi dalam al-qur’an seperti Rashad Khalifa, ‘Abd AdDa’im Al Kahil, ‘Abd Razzaq Naufal, dan Abu Zahra al-Najdi.
      - Pengertian
        
        i’jaz ‘adadi artinya mukjizat yang berkaitan dengan angka atau bilangan tertentu. Dengan demikian, secara istilah di definisikan i’jaz ‘adadi adalah kemampuan mukjizat yang dimiliki al-Qur’an dalam segi angka atau bilangan tertentu.
      - Aspek
        
        Keseimbangan angka
        
        Keseimbangan Khusus
        
        Keajaiban angka 7
        
        Keajaiban angka 9
        
        Keajaiban angka 11
    - - Pengertian
        
        Bilangan
        
        Bilangan menurut bahasa diartikan sebagai berikut: banyaknya benda dan sebagainya, satuan dari jumlah atau banyaknya sesuatu, lingkungan, dan perhitungan untuk mengetahui untung rugi suatu perdagangan. Sedangkan menurut istilah, didefinisikan sebagai suatu ide atau gagasan yang bersifat abstrak dan menyatakan banyaknya anggota dari suatu kelompok himpunan
        
        Angka
        
        Angka menurut bahasa yaitu: tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan, nilai (kepandaian, prestasi, dan angka akhir artinya nilai penentu). Angka Arab yaitu angka yang berasal dari ejaan Arab yang sekarang menjadi angka internasional misalnya angka 1,2,3, dan seterusnya.
      - Pengelompokkan bilangan
        
        Adad Tartibiyan (urutan)
        
        Adad Ashliyah, (bilangan pokok)
      - Operasi bilangan
        
        penjumlahan
        
        dalam surat al-Baqarah ayat 196
        
        pengurangan
        
        dalam QS. al-Ankabut ayat 14
        
        perkalian
        
        dalam QS. al-Baqarah ayat 261
        
        pembagian
        
        dalam QS.al-Anfal ayat 65
    - - Pengertian dan Tujuan Mukjizat
        
        Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab a’jaza yang berarti “melemahkan menjadikan tidak mampu”. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, maka ia dinamai mu'jizat. (Quraish Shihab, 23)
        
        Pengertian lain dari mukjizat adalah suatu kejadian yang luar biasa yang di berikan Allah kepada rasul-Nya yang dapat melemahkan segala usaha dan alasan orang kafir. Mukjizat tidak dapat di pelajari, mukjizat datang seketika tidak di rencanakan. Mukjizat ini tidak bisa ditiru oleh siapa pun dan tidak dapat dikalahkan oleh apa pun, meskipun semua makhluk bersatu untuk melawannya karena mukjizat merupakan peristiwa yang sangat luar biasa dan hanya bisa terjadi atas kehendak Allah.
        
        Sedangkan tujuan adanya mukjizat itu tersebut adalah sebagai bukti kebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan
      - Awal kajian mengenai keakuratan bilangan 19
        
        Kemukjizatan Al-Qur’an dari aspek keakuratan bilangannya pertama kali diperkenalkan oleh Rasyad Khalifa pada tahun 1968 yang berupa bilangan atau angka tertentu yang menjadi rumus dalam susunan ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Rashad Khalifa adalah seorang Doktor Ahli Biokimia yang lahir pada tanggal 19 November 1935 di Mesir
      - Kemukjizatan bilangan 19
        
        Jika didasarkan pada klasifikasi dalam buku Qur’an: Visual Presentation of Miracle, bukti-bukti rumus angka 19 terdiri dari dua macam, yaitu the simple facts (bukti sederhana) dan the intricate facts (bukti rumit).
        
        Di antara the simple facts adalah: pernyataan pembuka alQur’an (basmalah) terdiri dari 19 huruf; al-Qur’an terdiri dari 114 surat (19x6); wahyu pertama (QS. 96:1-5) terdiri dari 19 kata; wahyu pertama terdiri dari 76 huruf (19x4); surat pertama (QS.96) terdiri dari 19 ayat; QS. 96 terletak pada nomor 19 dari belakang; surat pertama terdiri dari 304 huruf (19x16); surat terakhir (QS. 110) terdiri dari 19 kata; ayat pertama dalam surat terakhir terdiri dari 19 huruf; wahyu kedua (68:1-9) terdiri dari 38 kata (19x2); wahyu ketiga (73:1-10) terdiri dari 57 kata (19x3); wahyu keempat (74:1-30) mengandung angka 19 itu sendiri; wahyu kelima (QS. 1) menempatkan 19 huruf kalimat pembuka (basmalah) secara langsung setelah angka 19 dalam QS.74:30; kata pertama lafal basmalah (bism) disebutkan 19 kali; dan sebagainya.
        
        Sedangkan yang termasuk the intricate facts (dengan melalui perhitungan yang lebih rumit) antara lain: surat 50 (Qaf) yang diawali dengan huruf qaf, memiliki 57 huruf qaf (19x3); surat lainnya yang diawali huruf qaf (surat 42) juga memiliki 57 huruf qaf (19x3); dan huruf qaf sebagai salah huruf awal dalam alQur’an, jika digabungkan jumlahnya dari dua surat yang berawal qaf, maka diperoleh angka 114 (jumlah surat dalam al-Qur’an).
        
        Angka 19 di dalam Al-Qur’an hanya disebutkan satu kali, yaitu yaitu pada QS. Al-Muddatsir ayat 30. Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat penjaga Neraka Saqar. Menurut Rashid Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang Nasrani dan Yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari Al-Qur’an.
        
        Dalam ayat selanjutnya yaitu pada QS. Al-Muddatsir ayat 31, bilangan 19 menjadi ujian bagi orang kafir, bagi orang-orang yang diberi al-kitab agar menjadi yakin, dan bagi orang-orang beriman bertambah keimanannya. Pada ayat ke 31 ini menyampaikan kepada kita fungsi dari angka 19. Sembilan belas adalah satu-satunya angka dalam Al-Qur’an yang dikomentari fungsinya oleh Al-Qur’an.
        
        Menurut QS. Al-Muddatsir ayat 31, fungsi bilangan 19 adalah agar
        
        Orang yang beriman bertambah imannya
        
        Orang-orang yang diberi Kitab menjadi yakin
        
        Semua keraguan menghilang dari pikiran orang-orang yang diberi Kitab dan orang-orang mukmin
        
        Menciptakan situasi yang di dalamnya orang-orang kafir dan yang di hatinya ada penyakit berkata “apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” atau “apa gunanya ini?”
- - - - Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang jika kita kaji ternyata berhubungan pembelajaran matematika antara lain kegiatan membaca, tanya jawab, percobaan, diskusi, pemberian, pemecahan masalah, dan refleksi.
    - - Matematika yang biasanya hanya dianggap sebagai mata pelajaran sekolah, sebenarnya juga dapat menumbuhkan pendidikan karakter dalam diri siswa, contohnya konsistensi, jujur dan tanggung jawab.
    - - semua hal yang ada di dalam matematika pasti memiliki keterkaitan dengan ayat-ayat yang terkandung di dalam al-qur’an karena ilmu pengetahuan itu sendiri pasti benar dan al-qur’an membawa argument-argumen yang dapat menyakinkan bahwa antara ilmu matematika dengan islam dan al-qur’an itu tidak bertentangan.
    - - Pemecahan masalah mempunyai fungsi penting dalam kegiatan belajar mengajar matematika karena melalui pemecahan masalah siswa dapat melatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah
    - - Guru dapat menanamkan sikap adil kepada siswanya mulai dari hal yang kecil. Contohnya guru tidak boleh membeda-bedakan antara siswa satu dan siswa yang lain. Guru juga harus memberitahu kepada siswa tentang pentingnya sikap adil dan manfaat dari sikap adil tersebut. Dengan begitu, siswa akan tahu seberapa pentingnya sikap adil dalam diri seseorang dan nantinyaa siswa bisa menerapkannya di kehidupan mereka.
    - - Pada dasarnya, pendidikan matematika juga dapat menghasilkan siswa yang mempunyai daya nalar dan berkepribadian serta berkarakter baik. Cara untuk mengintegrasikan nilai karakter tersebut dalam pendidikan matematika adalah Dengan melalui pembelajaran matematika di kelas. Guru dapat mengajarkan pelajaran matematika kepada siswa secara konsisten yaitu dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan dan menanamkan perilaku yang berkarakter.
    - - Hal terpenting yang dapat mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis seorang siswa antara lain :
        Pertama, proses pembelajaran. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang memberikan ruang bagi siswa untuk berdiskusi, berpendapat (mengemukakan gagasan), mengekspresikan gagasan dalam lisan maupun tulisan, mendorong kerjasama antar siswa, menemukan pengetahuan, serta mengembangkan rasa tanggung jawab.
        Kedua, peran guru dan sekolah. Dalam hal ini, guru dan sekolah juga menjadi pengaruh terbesar dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.
    - - proses pembelajaran matematika sangat berhubungan erat dengan Al-qur’an karena dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa tahapan/proses tertentu, dimana proses tersebut juga dibahas atau dijelaskan di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Proses tersebut antara lain membaca dan mengamati, tanya jawab (diskusi), latihan (percobaan), pemberian tugas, dan refleksi.
    - - kemampuan berpikir kritis matematik sangat berperan penting dalam pembelajaran matematik siswa karena kemampuan berpikir kritis matematik dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematika. Jadi, jika siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa dapat dengan mudah memecahkan masalah matematik yang dihadapinya nanti.
    - - Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa kualitas pengetahuan melalui kashf dinilai lebih jelas dibanding pengetahuan berdasarkan wahyu (naql) dan rasio. Komparasi antara kashf di satu sisi dengan naql, dan dengan rasio di sisi yang lain adalah sama halnya dengan orang yang melihat bulan purnama secara langsung, dengan orang yang melihatnya melalui bayangan bulan di dalam air yang menggenang. Oleh karena itulah, kenapa bisa dikatakan bahwa kualitas pengetahuan melalui kashf dinilai lebih jelas dibanding pengetahuan berdasarkan naql dan rasio.
    - - Pembentukan karakter bangsa bisa saja berasal dari pengintegrasian konsep matematika dalam nilai-nilai Islam. Pembentukan karakter bangsa dapat tercapai dengan menerapkan Pembelajaran Matematika Qur’ani (matematika yang di dalamnya terkandung nilai-nilai islam yang berasal dari Qur’an dan hadist) yang dapat dikolaborasikan dengan teknologi dan kearifan budaya lokal yang ada.
    - - Dalam penetapan kalender hijriyah, terdapat dua cara yang memang sudah umum diketahui yaitu rukyat dan hisab. Rukyat merupakan cara penentuan kalender hijriyah dengan metode pemantauan secara langsung memakai etos mata. Sementara hisab merupakan metode pemantauan berdasarkan perhitungan matematik astronomi, yang tentunya dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam hal tersebut.
    - - Terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir logis dan literasi matematika. Keterkaitan yang dimaksud adalah Kemampuan berpikir logis merupakan bagian dari literasi matematika, dimana kemampuan berpikir logis tersebut dapat mambantu seseorang dalam memecahkan masalah sehari-hari.