Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Asuhan Bayi Baru lahir - Coggle Diagram
Asuhan Bayi Baru lahir
Indikasi dan mekanisme resusitasi pada bayi baru lahir.
Indikasi
Adanya tanda penyakit/kondisi yang potensial menjadi serius contohnya prematur, postprematur,BBLR, Hidropsfetalis, gemeli.
Kondisi tertentu pada persalinan dan jalan lahir. contohnya perdarahan, presentasi bayi abnormal, partus lama/sulit.
Adanya tanda fetal distress
Resusitasi :
membuat pernapasan normal dan pengembangan paru
MeningkatkanpO2 arteri
Meminimalkan kehilangan panas yang cepat
Resusitasi bayi baru lahir
Ventiilasi Tekanan Positif (VTP)
VTP+Kompresi dada
Langkah awal : lakukan penilaian untuk menjawab pertanyaan
jika didapatkan satu jawaban
Tidak
lakukan langkah awal resusitasi
Berikan kehangatan dengan menempatkan bayi dibawah pemancar panas
posisikan kebali bayi sedikit menengah agar jalan napas terbuka
Keringkan bayi dan rangsang taktik, kemudian posisikan kepala agar sedikit terngadah
langkah awal dilakukan dalam <30mrnit.p
jika semua pertanyaan
Ya
cukup dilakukan perawatan rutin
Intubasi
Obat-obatan
Penghentian resusitasi
Perbendaan jaundice Patologis dan fisiologis
Fisiologi
Ikterus Klinis pada neonatus : Bilirubin >85umol/L(5mg/dL)
Orang dewasa : 34umol/L (2mg/dL)
Ikterus normal (Fisiologi) jika muncul setelah 24-72jam dan menghilang <2minggu
Faktor lain yang dapat meningkatkan penyakit kuning fisiologis
Prematuritas
Memar
Polisitemia
Menyusui
ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi serta masalah darah atau hati lainnya.
Patologis
menghilang >2 minggu
kondisi ini meliputi
Hipoksemia (kadar oksigen rendah dalam darah).
Sepsis
Gangguan endokrin atau metabolisme dan obstruksi saluran empedu
Hipoglikemia
Ketidakcocokan kelompok (Penyakit Haemolitik pada Bayi Baru Lahir) Faktor Rhesus, ketidakcocokan ABO
Ikterus Patologis mengacu pada penyakit kuning yang muncul dari faktor-faktor yang mengubah proses yang biasa terlibat dalam metabolisme bilirubin di hati
New born screening dan APGAR score.
Newborn Screening
ujuan skrining bayi baru lahir adalah untuk mengetahui kelainan pada anak sedini mungkin dimana gejala klinis belum muncul, memberikan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kecacatan atau kematian bayi yang pada akhirnya dapat mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak.
beberapa tes skrining bayi baru lahir :
tes skrining hipotiroid kongenital
tes skrining penyakit fenilketonuria
tes skrining gangguan pendengaran
tes skrining galaktosemia
skrining bayi baru lahir (neonatal screening) adalah istilah yang menggambarkan berbagai cara tes yang dilakukan pada beberapa hari pertama kehidupan bayi yang dapat memisahkan bayi-bayi yang mungkin menderita kelainan dari bayi-bayi yang tidak menderita kelainan.
APGAR Score
Semakin tinggi nilai Apgarnya, maka semakin baik. Nilai Apgar yang tinggi diangap dapat menjadi patokan bahwa kondisi bayi baru lahir sehat dan bugar setelah dilahirkan.
APGAR Skor merupakan pemeriksaan pada bayi ketika baru lahir yang dilakukan masih dikamar bersalin
Tes Apgar score atau penilaian Apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi yang dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir.Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.
Tes ini biasanya diberikan pada bayi sebanyak dua kali : Menit pertama dan menit ke-5
Tujuan menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernapas, kekuatan tonus otot (lemah atau aktif), kemampuan refieks dan warna kulit (kemerahan atau biru).
Ballardscore dan score dawn.
ScoreDawn : Pemeriksaan score Down adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bayi yang baru lahir, bertujuan untuk mengevaluasi status gawat nafas.
Ballardscore
Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskular dan maturitas fisik
Penilaian Maturitas Fisik
Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa
Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin
Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28
Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan
Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit
jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1
Payudara
Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau daknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter 9.
Mata/telinga
Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan.
Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
Genital
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi
Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis
Penilaian Maturitas Neuromuskular
Square Window
Pemeriksaan meluruskan jari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari dengan lembut.
Hasil sudut antara telapak tangan dengan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut >90°, 90°, 60°, 45°, 30° dan 0°
Arm Recoil
Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang
Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biceps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan
Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan
Skor 0: tangan tetap terentang / gerakan acak
Skor 1: fleksi parsial 140°-180°
Skor 3: fleksi parsial 90°-100°
Skor 2: fleksi parsial 110°-140°
Skor 4: kembali ke fleksi penuh
Postur
mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyaman.
Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikannya jika ekstensi atau sebaliknya
Popliteal Angle
Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi.
Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh.
Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal.
Scarf Sign
Bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain
Pemeriksa diletakkan pada siku bayi amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka
Penuh pada tingkat leher (-1)
Garis aksila kontralateral (0)
Kontralateral baris puting (1)
Prosesus xyphoid (2)
Garis puting ipsilateral (3)
Garis aksila ipsilateral (4)
Heel to Ear
Posisi bayi terlentang, pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut
Hasil dicatat, ketika tumit berada pada atau dekat:
Telinga (-1)
Hidung (0)
Dagu (1)
Puting baris (2)
Daerah pusar (3)
Lipatan femoralis (4)
Edukasi pemberian asi dan teknik pemberian ASI.
Definisi Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
perubahan sosial budaya
faktor psikologis
faktor fisik ibu
faktor kurangnya tenaga kesehatan
meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
kurang/salah informasi
faktor pengelolaan ASI diruang bersalin
Cara menyusui yang benar
hanya berpindah kesisi lain setelah mengosongkan payudara yabng sedang disusukan
keuntungan pengosongan payudara adalah
Mencegah ppembengkakan payudara
meningkatkan produksi ASI
bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir)
menyusui kanan kiri secara bergantian
Posisi menyusui yang benar adalah
jika ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai punggung bersandar dan kaki tidak menggantung
jika ibu menyusui sambil berbaring maka harus dijaga agar hdung bayi tidak tertutup
Menyusui minimal 8xsehari semalam
Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi, ibu hendaknya:
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
segera mendekatkan bayi kearah mammae sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah puting susu
Menyentuhkan puting susu je bibir bayi
menyusui dalam posisi dab perlekatan yang benar sehingga menyusui efektif
Posisi menyusui
Kepala dan tubuh bayi lurus
badan bayi mengahadap kedada ibunya.
seluruh badan bayi tersangga dengan baik, jangan hanya leher dengan bahunya saja
badan bayi dekat ke ibunya
tanda-tanda perlekatan meyusui yang baik
mulit bayi terbuka lebar
bibir bawah bayi membuka keluar
Dagu bayi menempel di mammae ibu
areolar bagian atas ibu tampak lebiih banyak
Lama dan Frekuensi Menyusui:
1) Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan setiap saat bayi membutuhkan.
2) Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam.
3) Bayi yang sehat akan menyusu dan mengosongkan payudara selama 5-7 menit
Langkah-Langkah menyusui yang benar
Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya
Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan
Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
Ibu menatap bayi saat menyusui
Pasca Menyusui
Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
Solusi Pemberian ASI pada ibu yang sibuk bekerja
buat jadwal memerah asi dikanto misal: memompa asi selama 3-4 jam sekair dan penuhi
memompa asi di kantor Menurut hukum Indonesia, Ibu menyusui masih bisa melakukan kegiatan menyusui, baik membawa anak ke kantor atau memompa ASI saat di kantor. Aturan itu tertuang di Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
menyusui sebelum berangkat kekantor
simpan asi yang diperah ditempat yg sejuk dan tertutup
Jadwal Imunisasi
text
text
Perawatan bayi baru lahir atau asuhan bayi baru lahir (perawatan tali pusat dan kehangatan bayi).
Pencegahan Infeksi (PI)
Pemotongan dan perawatan tali pusat tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun pada tali pusat. cuci tangan sebelum memegang, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara, menghindari dengan alkohol, melipat popok di bawah umbilikus.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melakukan IMD selama 1 jam.
pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
pemberian salep atau tetes mata
untuk mencegah infeksi mata harus diberikan tepat 1 jam setelah kelahiran.
beri Vit K1 dosis tunggal
penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskular, untuk pencegahan perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Imunisasi Hepatitis B
imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam setelah VIT K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan hepatitis B.
pemberian ASI eksklusif
pemberian ASI tanpa makanan atau minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. saat kunjungan tindak lanjut yaitu, 1x pada umur 1-3 hari, 1x pada umur 4-7 hari dan 1x pada umur 8-28 hari.
Perawatan bayi prematur
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta pertahankan suhu tetap hangat.
Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
Tali pusat dalam keadaan bersih.
Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
(WHO) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat < 2500 gram.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 (satu) jam pertama setelah lahir.
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan/prematur atau disebut BBLR Sesuai Masa Kehamilan (SMK)/Appropriate for Gestational Age (AGA)
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP)
Gestational age (berdasarkan masa kehamilan)
Preterm/bayi kurang bulan, yaitu masa kehamilan <37 minggu (≤259 hari)
Late preterm, yaitu usia kehamilan 34-36 minggu (239-259 hari)
Early preterm, yaitu usia kehamilan 22-34 minggu
Term/bayi cukup bulan, yaitu usia kehamilan 37-41 minggu (260-294 hari)
Post term/bayi lebih bulan, yaitu usia kehamilan 42 minggu atau lebih (≥295 hari).
Birthweight (berat lahir)
Berat lahir amat sangat rendah/Extremely low birthweight (ELBW), yaitu bayi dengan berat lahir <1000 gram Berat lahir sangat rendah/Very Low birthweigt (VLBW), yaitu bayi dengan berat lahir <1500 gram
Berat lahir rendah/Low birthweight (LBW), yaitu bayi dengan berat lahir <2500 gram
Berdasarkan berat lahir dan masa kehamilan
Sesuai masa kehamilan/Appropriate for gestational age (AGA) adalah berat lahir antara 10 % dan 90 % untuk usia kehamilan.
Kecil masa kehamilan/Small for gestational age (SGA)/IUGR adalah berat lahir dibawah berat badan rata-rata untuk masa kehamilan atau dibawah 10 % untuk masa kehamilan.
Besar masa kehamilan/Large for Gestational Age (LGA) LGA di defenisikan sebagai berat diatas rata-rata berat untuk masa kehamilan atau di atas 90 % untuk masa kehamilan.LGA dapat di lihat pada bayi yang ibunya mengalami diabetes.