Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SISTEM RESPIRASI - Coggle Diagram
SISTEM RESPIRASI
Histologi
Pleura
struktur penyusun
rongga pleura + lubrikan
kapiler darah + pembuluh limfe
unsur sel : fibroblas, makrofag
sel mesotel jaringan ikat fibroelastis
Alveolus
septum inter alveolaris
makrofag
jaringan ikat fibroelastis
fibroblas
kapiler
Saccus Alveolaris
struktur dinding
memudahkan pertukaran difusi antara udara luar & dalam
penonjolan mirip kantung
bermuara ke duktus alveolaris
Duktus Alveolaris
matrik
Otot polos
epitel selapis gepeng : pneumiosit tipe I & II
Bronkiolus
Respiratorius
Dinding
otot polos + jaringan gepeng
alveoli (epitel gepeng)
epitel selapis kuboid bersilia & sel clara
Bagian respiratorius
Terminal
Bagian akhir => Bagian konduksi
Lapisan submukosa : kartilago
Lamina propria : otot polos + serat elastin
Epitel selapis kuboid bersilia + sel clara
Diameter : 0.5 mm/ < 0.55 mm
Primer
Lapisan submukosa : kartilago
Lamina propria : otot polos + serta elastin
Epitel torak bersilia- kuboid dengan sel goblet
Diameter : 1 mm
Bronkus
Tunika adventisia
Lempeng kartilago hialin tidak beraturan
Tunika submukosa
kelenjar mukosa & serosa
Mukosa
serat otot polos => tersusun melingkar
lamina propria
membrana basal
Epitel respiratorius
Trakea
Pars membranasea
otot polos
muskulus trachealis => reflex batuk berkontraksi
Ligamen fibroelastis
pars. kartilaginea
kartilago hialin => berbentuk huruf ''C''
Epitel respiratorius
Laring
Otot rangka
kelenjar
jaringan ikat
plika vokalis
Kartilago Elastis
kornikulata
kuneiform
epiglositis
Kartilago Hialin
Aritenoid
cricoid
Tiroid
Faring
Orofaring
Epitel berlapis gepeng
Nasofaring
Lamina propria - kelenjar mukoserosa & jaringan limfoid
Epitel respiratorius
Cavum nasi
Regio Respirasi : Epitel respirasi
Epitel alfaktorius
Lamina propria : kelenjar bawmann
epitel bertingkat torak
Letak : atap hidung & konka nasalis superior
vestibulum : Plexus venosus & kelenjar seromukosa
Fisiologi
Fungsi Sistem Respirasi
memasukkan oksigen dan memindahkan karbondioksida
S. Respiratori
Inhalasi atau penghirupan => Respirasi internal
Sirkulatori
Ekhalaasi => Respirasi Eksternal
Fungsi organ sistem respirasi
Rongga hidung
Filter partikel- partikel mencegah yang berpotensi menyebabkan penyakit
memberi kelembaban dan menghangatkan udara
Tempat reseptor pembau
Faring, laring, trakea, bronki, bronkiolus
kontinyuitas udara yang keluar masuk
supaya udara yang masuk bisa berlangsung terus menerus
Àlveoli
membawa oksigen dan memindahkan karbondioksida ke/dari sistem sirkulatori
Fisioanatomi saluran pernapasan
semakin besar diameter saluran, maka semakin kecil kandungan serabut hyalinnya
sel goblet beriringan dengan sel bersilia mukus, yang menangkap partikel silia mendorongnya ke pharynx, kemudian ditelan atau dibatukkan ke luar
Faring, terdapat tonsil, jaringan limfatik mengandung leukosit berperan imun dan mencegah agar organisme tidak bergerak lebih lanjut
Saat bernafas => epiglottis posisi vertical
saat menelan => refleks - epiglottis & laring saling mendekat, sehingga mencegah makanan atau cairan masuk ke laring dan mengarahkan makanan ke esophagus
Trakea tersusun atas cincin- cincin rawan berbentuk C, berjumlah 15-20 buah, bagian C yang terbuka dihubungkan oleh jaringan otot berkas
struktur cincin rawan : menyebabkan trakea selalu dalam kondisi terbuka, sehingga udara yang dapat dengan mudah keluar atau masuk.
kontraksi otot polos di bagian C untuk mengatur lumen trakea => mengatur aliran udara saat inspirasi dan ekspirasi
Jalur trakea : trakea => cabang 2 bronchi, bronchioli yang dilengkapi mukosa bersilia : pembersih pada sistem pernapasan, menyapu mucus ke atas (faring)
Mekanise Pernapasan
Pernapasan Dada
Terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan volume ronggga dada membesar serta tekanan udara menurun (inhalasi)
Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun, volume kecil, tekanan membesar (ekhalasi)
Pernapasan Perut
Terjadi karena kontraksi/ relaksasi otot diafragma (datar dan melengkung)
Datar volume rongga dada membesar, paru- paru mengembang, tekanan mengecil (inhalasi)
melengkung volume rongga dada mengecil, paru- paru mengecil, tekanan besar atau ekhalasi
Regulasi Pernapasan
Kontrol pernapsan otomatis (Involunter)
Medullary Respiratory centre
Dorsal Respiratory
Ventral Respiratory Ggroup
Pre- Botzinger complex Group (VRG)
Pusat Apneustik (Apneustic centre)
Pusat Pneumotaksik (Pneumotaxic centre)
Volunter
Cortex cerebri
Regulasi aktivitas pernapasan
Kontrol kimiawi
CO2 : via CSF dan konsentrasi ion H+ cairan interstial otak
O2 dan ion H : via carotid dan aortic bodies
Non- Kimiawi
Vagus afferent dari JUP dan paru
Afferent dari pons, hipothalamus, dan sistem limbic
Afferent dari proprioceptors
Afferent dari baroreseptot
Mekanisme batuk
stimulasi : bahan iritas di trakea & bronkus ekstra paru
reseptor iritan
aferen nervus trigeminus
pusat integrasi : medula oblongata
eferen nervus interkosta & nervus frenikus
kontraksi otot otot pernapasan meningkat tekanan intraparu sehingga glotis mendadak terbuka, menyebabkan udara keluar eksplosif
batuk
Anatomi
Vaskularisasi Sistem Respirasi
Bronchus & Paru
Vena
v. Bronchiales
Arteri
A. bronchiales - cabang Aorta bronchiales
Trakea
Arteri
cabang A. karotis eksterna dan kedua A. tiroidea inferior dextra dan sisnitra
A. karotis superior dextra dan sinistra
Laring
Vena
v. Laringues superior dan inferior => v. Thyroidea superior dan inferior => bermuara ke v. Jugularis Interna
Arteri
A. Tiroidea Superior & Inferior sebagai A. Lringues superior dan inferior
Faring
Vena
Daerah Inferior => vena jugularis interna melalui vena retromandibular
Daerah superior => plexus pterigoid
Arteri
A. Lingualis
A. facialis
A. Pharingea ascendens
A. Maxillaris
Hidung
Vena
v.sphenolatina => sinus kavernosa, vena facialis anterior
Arteri
A. Labialis superior
A. Ethmoidalis anterior & A. Ethmoidalis posterior
A. Sphenoplatina & A. Palatina mayor
Klasifikasi Sistem Respirasi
Berdasarkan fungsional
Sistem Respirasi
alveoli
saccus alveolaris
ductus alveolaris
bronchiolus respiratorius
Sistem Konduksi
bronchiolus terminalis
bronchiolus
bronchus
trachea
larynx
pharynx
Cavum nasi
Berdasarkan struktural
sistem respirasi bawah
pulmones
Pulmo Sinister
Lobus Inferior
Lobus superior
Pulmo Dextra
Lobus Inferior
Lobus medial
Lobus superior
Broncus
Broncus Sinistra
Broncus Dextra
Trachea
Bifurcatio trachealis
Musculus trachealis
Cartilago Trachealis
Sistem respirasi atas
larynx
Epiglotis
cartilago cuneform
cartilago corniculata
Cartilago artenoid
Cartilago Cricoidea
Cartilago Thyroidea
pharynx
laringofaring
orofaring
nasofaring
nasus
cavum nasi
sub organ :
choana
meatus nasi
concha nasi
septum nasi
vestibulum nasi
nasus externus
sub organ :
nares
alae nasi
dorsum nasi
radix nasi
Keluhan Penyakit
Batuk Berdahak
Tuberkulosis
Definisi : Penyakit kronik menular (M. Tuberkulosis)
Etiologi
Bakteri TB
M. Tuberkulosis
M. Bovis
M. Cannetii
M. Africanum
M. Microti
Transimisi TB
Aerogen , Manusia ke manusia
Faktor risiko
orang dengan riwayat HIV (+)
pengonsumsi imunosupressan jangka panjang
perokok
alkoholik
memiliki kontak erat dengan TB aktif infeksius
Petugas kesehatan yang menangani TB
Patogenesis
Inhalasi basil TB
Alveolus
Fagositosis oleh makrofag
Basil TB berkembang baik
Destruksi makrofag
1 more item...
Destruksi Basil TB
Klasifikasi
berdasarkan konfirmasi bakteriologis
BTA (+)
Hasil biakan M.TB (+)
Hasil tes cepat M.TB (+)
Diagnosis klinis ; (-) bakteriologis
TB paru BTA (-) ; Hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB
TB pary BTA (-) ; Perbaikan klinis (-) => antibiotik non OAT & (+) Faktor risiko TB
TB Ekstra paru => klinis ,laboratoris dan histopatologis; (-) konfirmasi bakteriologis
TB anak => sistim skoring
Lokasi Anatomi
Parenkim paru
Ekstra paru
Riwayat pengobatan
kasus baru
kasus + riwayat pengobatan
kasus kambuh
kasus setelah loss to follow up
kasus pengobatan setelah gagal
kasus dengan riwayat pengobatan yang tidak diketahui
hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
Monoresisten, poliresisten, TB MDR, TB XDR, TB RR
Cara menegakan diagnosa
prinsip penegakan diagnpsis TB
Anamnesis : keluhan => batuk berdahak dan berdarah, nyeri dada kiri, demam , penurunan BB, riwayat HIV, RPO => Obat demam & Imunosupressan,Perokok,alkoholik
Pemfis : sesak, fremitus kiri < kanan, sonor memendek lapangan paru atas kiri, bronkisl, SPT :ronki basah
pemeriksaan penunjang
foto thoraks
pemeriksaan bakteriologis
pemriksaan TCM
Tatalaksana
Tujuan : menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup, mencegah kekambuhan,mengurangi penularan dan resisten pada obat
Tahapan
awal
setiap hari selama 2 bulan
lanjutan
mecegah terjadi kekambuhan ; selama 4 bulan
Rekomendasi obat
Isoniazid
dosis harian : 5 (4-6) mg/kgBB
dosis 3x/minggu : 10 (8-12)
Rifampisin
dosis harian : 10 (8-12)
dosis 3x/minggu : 10 (8-12) = maksikum 600 mg
Pirazinamid
dosis harian : 25 (20-30)
dosis 3x/minggu : 35 (30-40)
Etambutol
dosis harian : 15 (15-20)
dosis 3 x/minggu : 30 (25-35)
Streptomisin
dosis harian : 15 (15-20)
dosis 3x/minggu : 15 (12-18)
Pencegahan
makan makanan bergizi
membuka jendela agar mendapakan cukup sinar matahari
menjemur alas tidur agar tidak lembab
mendapatkan vaksin BCG - bayi
1 more item...
Komplikasi
Hemoptisis
Bronkiektasis
empiema
penumotoraks
TB ekstra paru
sindroma obstruksi pasca TB
Destroyed lobe/lung
Prognosis
berobat teratur - sembuh total (95 %)
jika dalam 2 tahu penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin relaps
Pertusis
batuk rejan
Bordetella pertusis
Gejala : batuk berdahak , batuk terus menerus > 3 bulan, whopping cough, perdarahan subkonjungtiva
Bronkolitis
Respratory sinistial virus
gejala : demam, batuk, sesak
pemfis : SP (Bronkovesikuler) ; ST (wheezing), retraksi dinding dada
Broncholitis akut
mycoplasma penumonia, brodetella pertusis, H. influenza
gejala : demam, batuk berdahak, pilek
pemfis : sp ( bronkial) ; spt (wheezing, ronki),
x-ray toraks - corakan bronkovaskuler meningkat
Asma
Inflamasi kronik dengan penyempitan saluran pernapasan (reversibel)
sesak nafas + mengi, batuk memberat pada malam , pagi, cuaca dingin, debu
Pemfis : retraksi dada (+), sp : bronkial, st : wheezing