Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bayi Prematur - Coggle Diagram
Bayi Prematur
Perawatan tali pusat pada bayi
Menjaga kebersihan tali pusar bayi tetap bersih
Biarkan tali pusat terlepas secara alami
Menjaga tali pusat tetap kering
Gunakan spons mandi untuk memandikan bayi
Ganti kain kasa pada pusar bayi secara berkala
Kondisi yang perlu diwaspadai Nanah di tali pusar dan Tali pusat berwarna kekuningan atau berbau tidak sedap.
Hindari menggunakan salep atau obat apapun terkecuali dengan saran dokter
Immunisasi pada bayi
Usia 5-12 tahun: DPT, polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus.
Usia 12-18 tahun: Td, hepatitis B, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, pneumokokus, HPV.
Usia 1-4 tahun: DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza, HiB, pneumokokus.
Usia lanjut usia: influenza, pneumokokus (vaksin PCV).
Usia kurang dari 1 tahun: BCG, hepatitis B, polio, DPT, campak, HiB, pneumokokus, rotavirus.
Resusitasi pada bayi prematur baru lahir
Kompresi atau menekan dada bayi secara konsisten untuk merangsang kerja jantung dan melancarkan sirkulasi darah bayi
Pemberian obat-obatan untuk membantu memulihkan kondisi bayi, jika diperlukan
Pemberian bantuan napas buatan melalui hidung dan mulut bayi
Pemberian stimulasi atau rangsangan untuk memancing bayi bernapas sendiri
Memeriksa pernapasan
Memeriksa kondisi kesadaran
Perawatan bayi prematur dirumah sakit
Bantuan pernapasan bisa dilakukan dengan metode seperti menggunakan respirator, Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) atau bantuan udara ke paru-paru, dan tudung oksigen.
Bayi prematur akan dirujuk ke Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Untuk makan, bayi prematur biasanya mendapat asupan melalui intravena maupun tabung.
Bayi yang lahir pada usia 25 - 29 minggu belum bisa menerima ASI. Ini karena bayi prematur biasanya memiliki sistem pencernaan yang belum matang serta belum mampu untuk mengisap, menelan, dan bernapas secara normal. Selama masa ini, bayi prematur perlu mendapatkan penanganan medis sehingga perlu tinggal di rumah sakit selama beberapa waktu.
UUD yang melindungi ibu menyusui
Undang-undang No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak misalnya, Pasal 22
“Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak”.
Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana Pasal 128 ayat (2)
Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 83
“Pekerja/ buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya” untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja”
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Sehingga baik ibu yang bekerja di swasta atau pada instansi pemerintah, keduanya tetap mendapatkan hak yang sama untuk menyusui.
Teknik Pemberian ASI
Football hold
Posisikan bayi secara terlentang sama derajat dengan payudara, lalu sangga dengan lengan dan bantal.
Dekap bayi, gunakan tangan untuk menyangga kepala dan lehernya, kemudian dekatkan bayi dengan tubuh Anda. Kaki bayi sebaiknya lurus ke arah punggung ibu sedangkan muka bayi menghadap ke ibu (seolah-olah sedang memegang bola football atau rugbi).
Duduklah dalam posisi nyaman di kursi atau tempat tidur. Letakkan bantal di samping Anda, samakan level dengan payudara dan punggung belakang.
Dengan tangan ibu yang bebas, pegang payudara di antara jempol dan jari lain. Posisikan puting payudara ke bibir atas bayi untuk memicu rooting reflex bayi agar bayi membuka mulutnya. Awalnya proses ini bisa makan waktu selama beberapa menit dan membutuhkan kesabaran.
Posisi ini sesuai dengan Anda yang menjalani operasi sesar, berpayudara besar, atau memiliki inverted nipples. Posisi ini juga baik dilakukan pada bayi yang aktif atau bayi yang kesulitan mencapai puting payudara.
Slide-lying position
Berbaringlah pada satu sisi pada permukaan yang datar, letakkan bantal di kepala dan bahu Anda untuk menyangga badan. Payudara yang akan diberikan ke bayi dalam posisi menyentuh tempat tidur. Terkadang, selama menyusui dalam posisi ini, Anda akan cenderung berubah posisi menjadi terlentang sehingga puting payudara tertarik keluar saat menyusui. Untuk mencegah terjadinya hal ini, letakkan bantal di punggung ibu sebagai sandaran.
Letakkan bayi di sisi Anda, dengan kepala bayi diarahkan menghadap Anda. Kemudian letakkan bantal bayi untuk memberikan sandaran pada bayi.
Teknik menyusui ini dapat dilakukan pada ibu pascaoperasi sesar yang masih dalam pengaruh anestesi spinal. Posisi ini nyaman untuk ibu dan bayi, bahkan terkadang ibu dan bayi tertidur bersama pada posisi menyusui ini.
Pastikan telinga bayi berada pada posisi segaris dengan bahunya. Posisikan bayi agar hidungnya tidak tertutup selama menyusui.
Cradle position (Tummy to tummy)
Angkat payudara perlahan dan posisikan puting payudara ke bibir bawah bayi. Karena refleks mencari (rooting reflex) pada bayi, bayi akan membuka mulutnya.
Tarik bayi perlahan ke arah payudara saat mulut bayi membuka. Jangan bersandar pada bayi Anda. Pastikan punggung Anda tetap tegak dan tarik bayi ke arah payudara.
Sangga payudara dengan jari-jari tangan pada tangan yang bebas, lalu letakkan jempol dengan ringan di bagian atas puting payudara.
Posisi menyusui yang benar adalah: seluruh puting payudara ada di tengah mulut bayi. Saat bayi mengisap, gusi bayi harus menyentuh seluruh puting dan lidah bayi berada di atas gusi bawah bayi. Pastikan bayi tidak hanya mengisap ujung puting payudara
Posisikan lengan bawah bayi keluar, dan letakkan mulut bayi dekat dengan payudara.
Posisikan bayi agar tetap dekat dengan Anda. Pastikan juga hidung bayi tidak tertutup payudara Anda.
Gendong bayi di lengan, posisikan bayi hingga perut bayi bertemu dengan perut anda, lalu letakkan kepala bayi di siku. Telinga, bahu, dan pinggul bayi dalam posisi satu garis lurus.
Bila bayi sudah mulai mengisap, pastikan bahu Anda tetap relaks dan terus dekap bayi dalam pelukan
Duduklah dalam posisi tegak dengan disangga bantal di punggung atau duduk di tepi tempat tidur.
Edukasi
Solusi pemberian ASI bagi ibu yang sibuk bekerja
Rutin memompa ASI di kantor dengan pompa yang tepat
Buat Jadwal Menyusui atau Memompa ASI
Mempersiapkan ASI perah sejak malam
Gunakan Pompa Elektrik
Usahakan selalu menyusui bayi secara langsung ketika di rumah
Menyimpan ASI di Freezer
Usahakan tetap memompa di rumah setiap hari
Susui si kecil sebelum berangkat kerja
Melatih kemampuan memerah ASI
Hindari stress
Jaga asupan cairan ibu menyusui
Ambil cuti jika diperlukan
Perawatan bayi prematur dirumah
Perawatan jika bayi prematur kedinginan
Perhatikan jadwal dan jumlah pemberian ASI
Pertahankan suhu tubuh bayi dengan menggendong cara kanguru
Kurangi kontak langsung dengan orang sekitar
Jaga kebersihan saat berada di dekat bayi
Pastikan waktu tidur bayi optimal
Berikan bayi prematur imunisasi lengkap
Rutin memandikan bayi
Lebih intensif memantau perkembangan dan pertumbuhan Ss Kecil
Kriteria BBLR
Kriteria BBLR tanpa memandang usia gestasi
BBLSR
Berat lahir 1.000 - 1.500 g
BBLASR
Berat lahir <1.000 g
BBLR
Berat lahir kurang 2.500 g
Bila usia gestasi dipertimbangkan, BBLR terdiri dari
BBLR dengan usia gestasi<37 minggu
BBLR dengan usia gestasi >37 minggu
Jaundice pada bayi
Patologi
Ikteruspatologiterjadi dalam 24 jam pertama segera setelah lahirdan menetap setelah dua minggu pertama
kadar bilirubin pada neonatuscukup bulan >10 mg/dlatau >12,5mg/dlpada neonatuskurang bulan
bilirubinmeningkat >5 mg/dlper hari, kadar bilirubin direk melebihi satumg/dldan mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Fisiologi
Ikterusfisiologi akan munculpada hari kedua dan ketiga pasca lahirdanterlihat jelas pada hari ke-5 sampai ke-6
Kadarbilirubin indirek neonatus cukup bulan tidak melebihi 10 mg/dl, peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi limamg/dl per hari dengan kadar bilirubin direk tidak melebihi satumg/dl. Ikterustidak terbukti terkaitdengan keadaanpatologisdanmenghilang pada 10 hari pertama