Penilaian dan Asuhan Bayi Baru Lahir

Jadwal pemberian imunisasi

Indikasi dan mekanisme resusitasi bayi

APGAR score

Perawatan bayi baru lahir

Ballard score

Cara menyusui bayi dan Program pemerintah tentang ibu menyusui

Klasifikasi BB bayi baru lahir dan perawatan tali pusat

Perbedaan jaundice fisiologis dan patologis

Pemberian imunisasi kepada bayi prematur sama dengan bayi aterm. Hanya saja apabila BB bayi < 1000 g diberikan setelah BB bayi 2000 g atau umur 2 bulan.Untuk imunisasi Hepatitis B1 diberikan setelah umur bayi 2 bulan atau lebih, kecuali ibu bayi diketahui HBsAG positif

Pasien Immunocompromise, yang mengonsumsi kortikosteroid diberikan setelah penghentian kortikosteroid 1 bulan

Imunisasi dasar, dari umur 0-9 bulan

Imunisasi lanjutan pada usia batita, usia 18-24 bulan

Imunisasi lanjutan pada usia sekolah, kelas 1-3 SD

Imunisasi lanjutan TT, usia 3-25 tahun

Indikasi

Frekuensi denyut jantung kurang dari 100 kali permenit dan bayi apneu atau megap megap.

Mekanisme

Langkah awal

  1. Letakkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya.2.Letakkan bayi dengan kepala sedikit tengadah/sedikit ekstensi.3.Hisap mulut kemudian hidung. 4.Keringkan tubuh dan kepala dari cairan amnion. 5.Singkirkan kain basah.6.Perbaiki posisi kepala bayi agar leher agak tengadah.

Buka jalan napas

  1. Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan penghisap.2.Posisikan bayi terlentang, kepala posisi tengadah jangan melakukan ekstensi yang berlebihan.3.Berikan ganjal punggung dengan kain setebal 2.5 cm bila kepala bayi besar atau occiputnya menonjol.4.Jika pernapasan dangkal atau tersengal-sengal segera hisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung. Pengisapan jangan terlalu lama (6 detik).5.Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung, dan warna kulit.6.Jika ketuban keruh atau bercampur meconium kental bila bayi menunjukkan usaha napas yang baik, tonus otot yang baik, dan frekuensi jantung lebih dari 100 kali/menit, anda cukup membersihkan sekret dan mekonium dari mulut dan hidung dengan menggunakan balon penghisap yang biasa digunakan atau kateter penghisap berukuran 12F atau 14F.

Bersihkan jalan napas

Keringkan

Nilai warna

Jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat, hindarkan aliran udara, selimuti dengan baik.

Bayi tetap bersama ibunya (rawat gabung).

Inisiasi menyusu dalam jam pertama kehidupan.

Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan.

Jaga tali pusat tetap bersih dan kering.

Beri tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali.

Beri vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri.

Beri vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian vitamin K1.

Jika lahir di rumah sakit, beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang dari rumah sakit.

Klasifikasi

Bayi Berat Lahir Rendah

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir<2500 gram

Bayi Berat Lahir Cukup/Normal

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir2500-4000 gram

Bayi Berat Lahir Lebih

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir>4000 gram

Perawatan tali pusat

Bersihkan tali pusat dengan kasa steril yang sudah dicelupkan ke air matang hangat dan diperas

Keringkan tali pusat dengan kassa kering

Biarkan tali pusat terbuka tidak perlu di balut dengan kassa

Kenakan popok yang dilipat dibagian bawah tali pusat, sehingga tidak menutupi tali pusat

Lakukan minimal 2 kali sehari atau ketika tali pusat kotor

Segera ke fasilitas kesehatan jika ada tanda infeksi

Fisiologis

Muncul setelah 24–72 jam dan menghilang sebelum usia 2 minggu. Pada kondisi ini, bilirubin yang belum terkonjugasi (Unconjugated bilirubin) terdeteksi kurang dari 15 mg/dl, namun menurut AAP masih dianggap normal jika di bawah 17–18 mg/dl. Pada ikterus jenis ini, penyebabnya adalah meningkatnya produksi bilirubin (hemolisis), kurangnya alat pengangkut bilirubin, penurunan ambilan bilirubin oleh hati, penurunan konjugasi bilirubin oleh hati, penurunan ekskresi bilirubin, dan peningkatan sirkulasi enterohepatik. Contoh penyebab yang sering dari ikterus jenis ini adalah kurangnya asupan ASI.

Patologis

Timbul pada saat lahir atau kurang dari 24 jam setelah lahir

Kenaikan kadar bilirubin yang berlangsung cepat (> 5 mg/dL per hari)

Bayi premature

Menetap bahkan setelah usia 2 minggu

Peningkatan bilirubin terkonjugasi (conjugated bilirubin) > 2 mg/d.

Ikterus jenis ini juga dapat memiliki gejala lain misalnya kencing seperti teh dan BAB seperti dempul. Pada ikterus jenis ini dapat disebabkan oleh penyakit hemolitik, gangguan pada hati dan empedu, serta masalah lain yang butuh penanganan khusus.

Bayi preterm

Bayi dengan usia kehamilan ibu di atas 34 minggu (berat di atas 1800 gram) dapat disusukan langsung kepada ibu karena refleks hisap dan menelannya biasanya sudah cukup baik.

Bayi yang usia kehamilan ibu 32 minggu hingga 34 minggu (berat badan 1500-1800 gram) seringkali refleks menelan cukup baik, namun refleks menghisap masih kurang baik, oleh karena itu, Ibu dapat memerah ASI dan ASI dapat diberikan dengan menggunakan sendok, cangkir, atau pipet.

Jika bayi lahir dengan usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu (berat badan 1250-1500 gram), bayi belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik, maka ASI perah diberikan dengan menggunakan pipa lambung/orogastrik (sonde).

Bayi aterm

Berikan bayi kepada ibu ketika akan disusui, sebaiknya sesegera mungkin dalam jam pertama setelah lahir.

Bantulah ibu pada saat menyusui pertama kali.

Bayi hendaknya tidur di samping ibu.

Berikan ASI sesering mungkin. Biasanya bayibaru lahir ingin menyusu setiap 2-3 jam (paling sedikit 10-12 kali dalam 24 jam).

Berikan hanya kolostrum dan ASI.

Hindari susu botol dan dot.

Letakkan kepala bayi pada pertengahan lengan bawah ibu (tidak di siku ibu).

Pegang bagian belakang dan bahu bayi.

Hadapkan seluruh badan bayi ke badan ibu.

Lekatkan dada bayi pada dada ibu.

Bayi datang dari arah bawah sehingga bayi menengadah, dagu bayi melekat padapayudara ibu.

Jauhkan hidung bayi dari payudara, kepala bayi tidak terletak di siku ibu.

Bahu dan lengan ibu tidak tegang dan dalam posisi natural.

Program pemerintah tentang ibu menyusui

Pemerintah telah mengeluarkan peratuan yang bisa mendukung agar Ibu Indonesia bisa terus memberikan ASI kepada buah hatinya. Bahkan, hak menyusui untuk wanita pekerja telah dijamin oleh Pasal 83 Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.


Dalam pasal tersebut, jelas dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan yang patut disini adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyusui bayinya, serta ketersediaan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan tersebut.

Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik.

Penilaian Maturitas Neuromuskular

Postur : Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangka

Square Window : Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. asil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °

Arm Recoil: Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh.

Popliteal Angle : Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi.

Scarf Sign: Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu.

Heel to Ear : Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4 ).

Penilaian Maturitas Fisik

Kulit : Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa.

Lanugo : rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.

Permukaan Plantar : Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1.

Payudara : Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin.

Mata/Telinga : Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.

Genital (Pria) : Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring.

Genital (wanita) 3,4,9Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horisontal. Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol.

suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran

Warna Kulit : (0) Seluruh badan biru atau pucat (1) warna kulit tubuh normal merah muda,tetapi tangan dan kaki kebiruan (2) warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis. Akronim : Appearance

Denyut Jantung : (0) tidak ada (1) <100 kali atau menit (2) >100 kali atau menit. Akronim : Pulse

Respon Reflek : (0) tidak ada respons terhadap stimulasi (1) meringis atau menangis lemah ketika distimulasi (2) meringis atau bersin atau batuk saat stimulasi saluran napas. Akronim : Grimace

Tonus Otot : (0) lemah atau tidak ada (1) sedikit gerakan (2) bergerak aktif. Akronim : Activity

Pernafasan : (0) tidak ada (1) lemah atau tidak teratur (2) menangis kuat, pernapasan baik dan teratur. Akronim : Respiration.

Interpretasi

7-10 : Normal. 4-6 : Asfiksia Ringan (Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas). 0-3 : Asfiksia Berat (Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif).

ERLIANI (1808260085)