GIZI BURUK DENGAN STUNTING
Pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak
click to edit
click to edit
click to edit
Skrining Denver dan KPSP
menjelaskan kurva
click to edit
kurva WHO
kurva CDC
•Ambil kurva pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia pasien
•Hasil pengukuran yang akan dinilai (BB/U,TB atau PB/U, BB/TB, BMI/umur)
• kurva pertumbuhan WHO adalah Kurva yang digunakan untuk anak usia 0-5 tahun.
•periksa dan tulis identitas pasien
Kurva CDC 200 Untuk anak usia > 5 tahun
-Tentukan tabel mana yanng digunakan, tabel pria/wanita
-Cari umur, BB/TB yang sesuai dengan kasus
- hubungkan antara garis TB/ umur atau BB/umur
-TB atau BB normal anak, yaitu di 50 percentiles
click to edit
KPSP
Denver Developmental Screening Test (DDST) : Denver II adalah sebuah metode asesmen yang di gunakan untuk menilai perkembangan anak dengan umur kurang dari 6 tahun.
Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
- Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih.
- Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan
pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan).
defenisi dan faktor penyebab gizi buruk dan stunting
faktor penyebab gizi buruk
def gizi buruk: bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masalalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yangbersifat kronis.
click to edit
Penyebab langsung
•makanan tidak seimbang untuk anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak
•kebersihan lingkungan
click to edit
Penyebab tidak langsung
•ketahanan pangan dalam keluarga
•pola pengasuhan anak
•faktor pelayanan kesehatan yang baik
faktor penyebab stunting
click to edit
•Praktek pengasuhan yang kurang baik
•Masih terbatasnya layanan kesehatan
. •Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
click to edit
Asupan Gizi pada usia 0-5 tahun
click to edit
edukasi dan tatalaksana
ASI merupakan satu-satunya makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan bertambahnya usia bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI atau yang biasa disebut dengan MPASI.
click to edit
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak dasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
click to edit
click to edit
alasan MPASI dapat diberikan setelah 6 bulan
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi sampai berumur 6 bulan
Menunda makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko penyakit
Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk menjaga kesediaan ASI
mengapa setelah imunisasi anak demam
vaksinisasi menurut pandangan islam
click to edit
Demam yang terjadi pasca imunisasi DPT ini bervariasi dari hanya demam ringan sampai demam tinggi. Kejadian demam pasca imunisasi pada bayi yang mendapat ASI berhubungan dengan kandungan antiinflamasi dalam ASI yang dapat mengurangi kejadian demam karena
produksi beberapa interleukin atau Toll-like receptor.
Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016
Hasil bahsul Masail NU juga menunjukkan adanya kebolehan imunisasi karena kandungan babi, baik aroma atau bau, warna, maupun rasa sudah tidak ditemukan dalam hasil akhir proses pembuatan vaksin.
Hukumnya BOLEH, karena kandungan babi (enzim tripsin), baik berupa aroma atau bau, warna maupun rasa
click to edit
click to edit
CMD Gizi buruk dan Stunting
gizi buruk
Anamnesis awal:
Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
Lama dan frekuensi diare dan muntah, serta tampilan dari bahan muntah dan diare (encer/darah/lendir)
Kapan terakhir berkemih
Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
click to edit
Pemeriksaan fisik:
Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB.
Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk.
Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun.
Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksilar < 35.5° C).
Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
Sangat pucat
Pembesaran hati dan ikterus
Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)
click to edit
click to edit
click to edit
click to edit
Pemeriksaan fisik:
pemeriksaan tinggi badan/panjang badan
berat badan
lingkar kepala
proporsi tubuh
adanya tanda dismorfik
click to edit
anamnesis stunting:
Anamnesis yang perlu ditekankan pada anak dengan gagal tumbuh adalah:
berat dan panjang badan lahir
lingkar kepala
tinggi badan orang tua untuk menilai tinggi potensial genetik anak
data pertumbuhan sebelumnya dan status umum kesehatan anak untuk menilai apakah terdapat penyakit kronis atau adanya gangguan gizi sebagai penyebab dari gagal tumbuh.
Tanyakan keluhan utama
Tanyakan riwayat pemberian makan, asupan kalori yang tidak adekuat?
absorbsi yang tidak adekuat ?
kebutuhan kalori yang meningkat ?
Tanyakan riwayat penyakit, riwayat kesehatan sebelumnya?
Tanyakan tinggi badan orang tua? (cm), Waktu pubertas pada orang tua.
Tanyakan riwayat keluarga, lama kehamilan ibu? (minggu)
Tanyakan riwayat social keluarga
Pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi upaya pertama dalam menghindari stunting. Pemenuhan gizi tersebut meliputi gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak hingga usia dua tahun. Kesehatan ibu hamil dan anak juga harus dijaga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mengurangi kekerapan terjadinya infeksi pada ibu hamil dan masa kanak-kanak.
Pemantauan tumbuh-kembang anak secara berkala juga perlu dilakukan, baik sejak dalam kandungan, setiap bulan setelah kelahiran hingga berusia dua tahun, kemudian 6–12 bulan setelah berusia dua tahun, agar dapat segera dideteksi bila terjadi keterlambatan pertumbuhan untuk diintervensi.
•Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga kemakanan bergizi