TUNARUNGU, TUNANETRA DAN TUNADAKSA

TUNARUNGU

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar baik itu sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan kerusakan fungsi pendengaran baik sebagian atau seluruhnya sehingga membawa dampak kompleks terhadap kehidupannya.

Faktor Penyebab Tunarungu

Penanganan Tunarungu

a. Faktor-faktor sebelum anak dilahirkan (pre natal)

b. Faktor-faktor saat anak dilahirkan (natal)

1) Faktor keturunan Cacar air

2) Campak (Rubella, Gueman measles)

3) Terjadi toxaemia (keracunan darah)

4) Penggunaan pilkina atau obat-obatan dalam jumlah besar

5) Kekurangan oksigen (anoxia) 6) Kelainan organ pendengaran sejak lahir

1) Faktor Rhesus (Rh) ibu dan anak yang sejenis

2) Anak lahir pre mature

3) Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang)

4) Proses kelahiran yang terlalu lama

c. Faktor-faktor sesudah anak dilahirkan (post natal)

1) Infeksi

2) Meningitis (peradangan selaput otak)

3) Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan

4) Otitismedia yang kronis

5) Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan.

Mengajar anak tunarungu pasti berbeda dengan anak normal, maka dibutuhkan media untuk membantu anak tunarungu. cara mengajar anak dengan pendengaran terganggu (tunarungu) yaitu dapat melalui media pembelajaran dengan menunjukkan foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat, anatomi telinga, miniatur benda, finger elphabet, model telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle binatang, puzzle konstruksi, silinder, model geometri, menara segitiga, menara gelang, menara segi empat, atlas, globe, peta dinding, miniatur rumah adat.

TUNANETRA

Tunanetra berarti buta,tetapi buta belum tentu sama sekali gelap atau sama sekali tidak dapat melihat.Anak yang mengalami gangguan penglihatan dapat didefinisikan sebagai anak yang rusak penglihatannya yang walaupun dibantu dengan perbaikan masih mempunyai pengaruh yang merugikan bagi anak yang bersangkutan (Scholl, 1986:p.29).

Penyebab Tunanetra

Faktor internal merupakan penyebab ketunanetraan yang timbul dari dalam diri individu, yang sering disebut juga faktor keturunan. Faktor ini kemungkinan besar terjadi pada perkawinan antarkeluarga dekat dan perkawinan antartunanetra.

faktor eksternal : Penyakit rubella dan syphilis, Glukoma, Retinopati diabetes, Retinoblastoma, Kekurangan vitamin A, Terkena zat kimia, Kecelakaan.

Pencegahan Tunanetra

Melakukan pemeriksaan genetika kepada dokter ahli sebelum menikah sehingga akan diketahui apakah gen mereka dapat meneyebabkan kecacatan atau tidak pada anak yang kelak akan dilahirkan.

Menghindari penggunaan terapi radioaktif bagi ibu hamil, terutama pada usia kandungan 3 bulan pertama dan 3 bulan ketiga.

Pencegahan terhadap virus menular seperti virus rubella, syphilis, dan sebagainya.

Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitamin A.

Melakukan pemeriksaan dini kepada dokter mata, apabila terjadi keluhan pada mata secara serius.

Memberikan penyuluhan mengenai penyebab terjadinya tunanetra.

Kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Meningkatkan perlindungan keselamatan kerja para buruh di perusahaan-perusahaan, terutama pada perusahaan yang banyak menggunakan bahan kimia.

Keluarga memegang peran penting dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat, terutama dalam penggunaan dan pemeliharaan kesehatan penglihatannya.

TUNADAKSA

Anak tuna daksa sering disebut juga anak cacat tubuh, cacat fisik, dan cacat ortopedi. Menurut Somantri pengertian Tuna daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal.

Penyebab Tunadaksa

Faktor Prenatal (Sebelum kelahiran)

1) Anoxia prenatal, hal ini disebabkan pemisahan bayi dari placenta, penyakit anemia, kondisin jantung yang gawat, shock, dan percobaan pengguguran kandungan atau aborsi.

2) Gangguan metabolisme pada ibu

3) Bayi dalam kandungan terkena radiasi Radiasi langsung mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.

4) Infeksi atau virus yang menyerang ibu hamil sehingga mengganggu otak bayi yang dikandungnya.

Faktor Neonatal (saat lahir)

1) Kesulitan pada kelahiran karena posisi bayi sungsang atau bentuk pinggul ibu yang terlalu kecil.

2) Pendarahan pada otak saat kelahiran.

3) Kelahiran prematur.

4) Penggunaan alat bantu kelahiran berupa tang saat mengalami kesulitan kelahiran sehingga mengganggu fungsi otak padabayi.

5) Gangguan placenta yang mengakibatkan kekurangan oksigen yang dapat mengakibatkan terjadinya anoxia.

6) Pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan

Postnatal (setelah kelahiran)

1) Faktor penyakit seperti meningitis (radang selaput otak), enchepalitis (radang otak), influenza, diphteria, dan partusis.

2) Faktor kecelakaan. Misalnya kecelakaan lalu lintas, terkena benturan benda keras, terjatuh dari tempat yang berbahaya bagi tubuhnya khususnya kepala yang melindungi otak.

3) Pertumbuhan tubuh atau tulang yang tidak sempurna.

Penanganan Tuna Daksa

Dasar penanganannya adalah memperhatikan masalah medis dan masalah rehabilitasime akibat kalainan bawaan tersebut. Pelaksanaan penanganan masalah medis dan rehabilitasi tersebut dilakukan secara dini. Agar dapat segera memperbaiki fungsi keseimbangan, duduk, berdiri, dan jalan.