Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KEJANG DEMAM (Tatalaksana (Edukasi (yakinkan ortu progosis umumnya baik,…
KEJANG DEMAM
Tatalaksana
Saat Kejang
diazepam iv (dosis 0,2-0,5 mg/kg perlahan dg waktu 2 mg/menit atau 3-5 menit, dosis max 10mg)
Antipiretik
dosis parasetamol 10-15 mg/kali /hari setiap 4-6 jam
dosis iburpofen 5-10 mg, 3-4 kali/hari
supportif lainnya = bebaskan jalan nafas, beri oksigen, jaga keseimban air dan elektrolit, jaga keseimbangan TC
Pencegahan
beri obat antikonvulsan intermiten (diberikan hanya saat demam) = diazepam oral 0,3 mg/kg/kali atau rektal 0,5 mg/kg/kali 3 kali/hari max 7,5 mg/kali
beri obat antikonvulsan rumat (kasus selektif saja dlm jangka panjang) = fenobarbital (menimbulkan gangguan) 3-4 mg/kg/hari 1-2 dosis, asam valporat (aman) 15-40 mg/kg/hari bagi 2 dosis
Edukasi
yakinkan ortu progosis umumnya baik
cara penanganan kejang
info kemungkinan kejang kembali
pemberian obat profilaksis (mencegah kejang ulang)
Kriteria Rujukan
kejang tidak membaik setelah diberikan antikonvulsan lini 3 (fenobarbital)
perlu pemeriksaan penunjang EEG & pencitraan
Prognosis
dubia ad bonam (ada gangguan recognition memory jika kejang lama, tdk ada kejadian kecacatan dan komplikasi)
Pasien MRS
O2 2 liter/menit kanula nasal, parasetamol 4x120 mg po, antibiotik (cefotaxim 400mg, cetriazone 300mg, cefepime 600mg), co-amoxiclav oral 240mg, injeksi diazepam 2,4 mg iv (pelan jika kejang)
Cairan
holiday segar = 10 kg pertama (100ml/kg/24jam), 10 kg kedua (50ml/kg/24jam), 10 kg selanjutnya (20ml/kg/24 jam), ada peningkatan suhu (penambahan 12%/1 derajat celcius)
kristaloid D5 - 1/4 NS
DD
Meningitis
Epilepsi
Gangguan Metabolik
Ensefalitis
Abses
otak
Diagnosis
Anamnesis
keluhan utama (kejang), tipe kejang?, lama?, frekuensi?, kesadaran pasca kejang?, ada faktor pencertus?riwayat kejang?, obat?, trauma?, gejala infeksi?
Pemeriksaan Fisik
TTV, Kesadaran = tidak turun, cari tanda infeksi penyebab demam
Pemeriksaan Neurologis
kepala, ubun2 besar, tanda rangsang meningeal, pupil, saraf kranial, motorik, tonus otot, reflek fisiologis & patologis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium = evaluasi sumber infeksi penyebab demam, Pungsi Lumbal = menegakkan/menyingkirkan kemungkinan meningitis (gejala meningeal, curiga ada infeksi SSP, antibiotik dapat mengaburkan gejala meningeal), EEG = jika bangkitan fokal (menentukan fokus kejang di otak), Neuroimaging = jika indikasi kelainan neurologis fokal yg menetap
Komplikasi
Primer
kerusakan neuron
memicu reaksi inflamasi
calcium related injury
hipoksia = metabolisme anaerob, asidosis
gangguan fungsi saraf otonom
gangguan fungsi jangtung (hipertensi, hipotensi, aritmia)
Sekunder (akibat pemakaian obat anti konvulsan)
depresi napas
hipotensi
Resiko Epilepsi
kelainan neurologis sebelum KD pertama
KD kompleks
riwayat epilepsi ortu
KD berulang 4 episode/lebih dalam setahun
ISK
gagal ginjal akut
bakteremia
sepsis
menigngitis
Faktor Resiko
Demam
akibat dari = infeksi saluran nafas atas, saluran cerna, THT, saluran kencing, roseola / virus akut lain, pasca imunisasi
derajat = 75% anak >39 derajat celcius, 25% anak >40 derajat celcius
Usia
umumnya 6 bulan-6 tahun
puncak tertinggi usia 17-23 bulan
sebelum 5-6 bulan = infeksi SSP
diatas 6 tahun = dipertimbangkan febrile seizure plus (FS+)
Gen
resiko meningkat 2-3% jika ada saura kandung kejang demam
resiko meningkat 5% jika ortu kejang demam
ISK
Gejala Klinis
sampai 4 tahun = demam tinggi hingga kejang,muntah, diare, dehidrasi
pielonefritis = demam tinggi menggigil, mual, muntah, diare, TD normal, nyeri pinggang
Pemeriksaan
usai 2 bulan-2 tahun demam tdk tahu penyebab = dilakukan biakan urin, tatalaksaan pielonefritis
urinalisis & biakan urin
Rawat Inap
neonatus, pielonefritis akut, gagal ginjal
Definisi
Kejang
kejadian sementara dari tanda/gejala dari aktivitas neural otal yg abnormal berlebihan
kontraksi yg involunter dan kuat / serangkaian kontraksi otot-otot volunteer
Kejang Demam
bangkitan kejang yg terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun yg mengalami kenaikan suhu tubuh (>38 derajat celcius)
tidak disebabkan proses intracranial
Klasifikasi
KD Sederhana
singkat (<15 menit), bisa tonik/klonik, tidak berulang/24 jam
KD Kompleks
lama (>15 menit), bisa fokal/parsial satu sisi/umum didahului parsial, berulang >1 kali/24 jam
Epidemiologi
terjadi pada 2-5% anak usia 6 bulan-5 tahun