Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
"Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca Orangtua…
"Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca Orangtua Bercerai"
Latar Belakang Penelitian
Tujuan Penelitian: Untuk melihat gambaran resiliensi remaja putri terhadap problematika pasca orangtuanya bercerai
Fakta: Perceraian menjadi kasus yang menarik khususnya di Kota Surabaya karena berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Surabaya dalam Angka pada tahun 2010, sejak tahun 2007 hingga tahun 2009, banyak terjadi kasus perceraian yaitu kasus cerai talak dan cerai gugat. Pada tahun 2007 jumlah kasus cerai talak dan cerai gugat sebanyak 1.683, tahun 2008 sebanyak 3.337 kasus, dan pada tahun 2009 kasus cerai talak dan cerai gugat sebanyak 3.801 (Badan Pusat Statistik, 2011).
Definisi
Tugas perkembangan masa remaja berfokus pada upaya untuk meninggalkan sikap dan perilaku kekanak- kanakan. Selain itu dengan menjalani tugas perkembangan, remaja berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara lebih dewasa (Ali & Asrori, 2012:10).
Bercerai adalah terputusnya ikatan keluarga yang disebabkan oleh salah satu atau kedua pihak (suami dan istri) untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti untuk melakukan kewajibannya sebagai suami dan istri (Warnadi, 2012).
Resiliensi merupakan kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi ketika menghadapi kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan (Reivich & Shatte, 2002).
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif (bertujuan untuk memahami fenomena khusus yang muncul dalam suatu konteks (Poerwandari, 2007).) dengan tipe penelitian studi kasus, melibatkan 3 partisipan berdasarkan kriteria tertentu. 17-20 tahun yang memiliki pengalaman orangtua bercerai.
Tipe penelitian adalah studi kasus, dengan teknik penggalian data semi- structured
Teknik análisis yang dignaban abalan theory driven dengan 3 remaja putri yang memiliki pengalaman orangtua bercerai sebagai partisipan
Hasil
Ketiga partisipan memiliki resiliensi dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam menghadapi perceraian sebagai hal yang mesih baru.
Berdasarkan hasil penelitian ketiga partisipan memiliki impulse control, optimism, empathy dan self efficacy dengan kemampuan yang tidak sama persis
Kemampuan yang dimiliki oleh ketiga partisipan mampu membuktikan bahwa partisipan sanggup melalui peristiwa sulit
Simpulan & Saran
Berdasarkan hasil analisis data ketiga partisipan memiliki resilien walaupun menghadapi permasalahan baru berupa perceraian orangtua.
Kemampuan partisipan 1: empathy & impulse control
Kemampuan partisipan 2: Self efficacy
Kemampuan partisipan 3: Controling emotion & Empathy
Saran
Bagi orangtua yang bercerai: tetap menjaga kualitas hubungan antara orangtua dengan anak sebagai kontribusi bagi remaja putri mencapai resiliensinya
Bagi remaja putri yang orangtuanya bercerai: mengambil makna positif dari pengalaman akan orangtuanya serta meningkatkan resiliensinya
Bagi penulis selanjutnya: dapat melihat dinamika resiliensi dan faktor-faktor penyebabnya