Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SEXUAL AND GENDER IDENTITY DISORDERS - Coggle Diagram
SEXUAL AND GENDER IDENTITY DISORDERS
Sexual Norms & Behavior
Definisi perilaku seksual yang normal dipengaruhi oleh budaya, normal, dan peraturan
⮡ Sulit membedakan mana perilaku yang abnormal dan mana yang merupakan variasi seksual
1976 – California mengeluarkan larangan melakukan oral sex
Perilaku seksual yang mengganggu : ketika individu menjadi ancaman bagi lingkungan, mengalami distress, atau menyebabkan terganggunya fungsi sosial & pekerjaan
Sejarah
Alfred Kinsey dan koleganya menulis dua buah buku mengenai perilaku seksual manusia (1948, 1953) berdasarkan self-report dan wawancara terhadap ribuan wanita & pria
William Masters & Virginia Johnson (1960) 🡪 penelitian laboratorium 🡪 etik
Memecahkan banyak mitos
Siklus seksual respon yang dianggap normal
Sexual Response Cycle
1. Desire Phase
Ada ketertarikan atau hasrat seksual
Pemikiran/fantasi
2. Excitement & Plateau Phase
Kenikmatan ⭢ + aliran darah ke area genital
Detak jantung, pernafasan ⭡
3. Orgasm Phase
Kontraksi pada otot penis/vagina
4. Resolution Phase
Ketenangan setelah orgasme, kembali ke kondisi normal
SEXUAL DYSFUNCTIONS
Disorders Involving Sexual Interest, Desire, and Arousal
SEXUAL INTEREST/AROUSAL DISORDER IN WOMEN
1. Minat pada kegiatan seksual
2. Fantasi/pikiran seksual/erotis
3. Memulai kegiatan seksual atau merespon ajakan partner
4. Minat/gairah seksual dari petunjuk erotis internal/eksternal
5. Sensasi genital/nongenital pada 75% pertemuan aktivitas seksual
Kehilangan atau pengurangan frekuensi pada min. 3 dari 6 gejala:
HYPOACTIVE SEXUAL DESIRE DISORDER IN MEN
Penurunan atau hilangnya fantasi dan hasrat seksual secara menetap
DSM-IV-TR : tidak memberikan diagnosis yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan hypoactive sexual desire
SEXUAL AVERSION DISORDER (DSM-IV-TR)
Penghindaran terhadap sexual intercourse (kemungkinan adanya pengalaman traumatis)
ERECTILE DISORDER
Ketidakmampuan untuk mencapai atau memaintain ereksi dalam rangka menyelesaikan aktivitas seksual atau
Penurunan kualitas ereksi yang berpengaruh pada proses penetrasi atau kesenangan
Pada min. 75% sexual occasions pada 6 bulan terakhir
PRIMARY ED ⭢ biologis (tidak pernah berhasil, baik dalam masturbasi, REM)
SECONDARY ED ⭢ psikologis
Orgasmic Disorders
FEMALE ORGASMIC DISORDER
Penurunan intensitas sensasi orgasmik
Pada min. 75% sexual occasions dalam 6 bulan terakhir
Kriteria DSM-IV-TR menyatakan bahwa gejala muncul setelah periode rangsangan atau stimulasi seksual yang adekuat
Diagnosa ditegakkan bila kegagalan orgasme menetap dan mengganggu
Penundaan, infrequency, atau tidak tercapainya orgasme, atau
EARLY EJACULATION DISORDER
Kecenderungan untuk ejakulasi pada saat melakukan aktivitas seksual dalam satu menit setelah penetrasi vaginal dan sebelum individual inginkan
Pada min. 75% sexual occasions dalam 6 bulan terakhir
DSM-IV-TR : kecenderungannya muncul setelah stimulasi minimal
DELAYED EJACULATION DISORDER
Penundaan, infrequency, atau tidak tercapainya orgasme
Pada min. 75% sexual occasions dalam 6 bulan terakhir
DSM-IV-TR : gejala tetap muncul setelah periode normal gairah seksual
Sexual Pain Disorder
GENITO-PELVIC PAIN/PENETRATION DISORDER
Tidak bisa melakukan vaginal intercourse/penetration
Sakit pada vulvovaginal/pelvic pada saat percobaan vaginal intercourse/penetration
Ada rasa takut atau cemas akan rasa sakit atau penetrasi
Ada ketegangan otot pelvic saat percobaan vaginal penetration
Kesulitan yang menetap atau berulang min. 6 bulan dengan min. 1 gejala :
Substance/Medication-Induced Sexual Dysfunction
Gangguan fungsi seksual yang muncul pada saat atau segera setelah “mabuk” obat, penghentian atau setelah dipaparkan pada obat-obatan berdasarkan bukti rekam medis, pemeriksaan fisik atau lab
Other Specified Sexual Dysfunction
Menunjukkan gejala disfungsi seksual yang mengganggu tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan yang ada, disertai alasan spesifik yang dapat menjelaskannya
Unspecified Sexual Dysfunction
Tidak disertai alasan spesifik
Paraphilias
Para 🡪 pada sisi lain
Philos 🡪 mencintai
Keterangsangan seksual sebagai respon terhadap stimulus yang tidak biasa
Gangguannya
Voyeuristic
Mendapatkan kepuasan seksual dengan memperhatikan orang (biasanya tidak dikenal) membuka pakaian, tidak berpakaian atau melakukan aktivitas seksual
Sedikitknya terhadap tiga orang dalam kesempatan yang berbeda
Exhibitionistic
Dorongan, perilaku, fantasi yang kuat dan berulang untuk menunjukkan alat kelaminnya pada orang yang tidak dikenal & tidak terduga untuk mendapatkan kepuasan seksual ; sedikitnya kepada tiga orang asing pada kesempatan yang berbeda
Frotteuristic
Fantasi, dorongan, atau perilaku yang kuat dan berulang untuk menyentuh atau meraba orang tanpa izin untuk mendapatkan kepuasan seksual
Dilakukan terhadap sedikitnya tiga orang asing pada kesempatan berbeda (Kereta api, bis, lift, pinggir jalan, dsb)
Sexual \
\Masochism
Mendapatkan gairah seksual yang kuat dan berulang dari tindakan dipermalukan, dipukuli, diikat, atau apa pun yang menyebabkan penderitaan, yang dimanifestasikan dengan fantasi, dorongan, atau perilaku
Sexual Sadism
Sadomasokisme 🡪 interaksi seksual yang secara mutual memuaskan yang melibatkan baik tindakan sadistik & masokis
Pedophilic
Didiagnosa ketika orang dewasa (>18 th) memperoleh kepuasan seksual melalui kontak seksual dengan anak prapubertal (min. 5th lebih muda)
Fetishistic
Fantasi, dorongan, atau perilaku yang merangsang secara seksual yang kuat dan berulang yang melibatkan objek tidak hidup atau bagian tubuh selain genital
Tranvestic Fethisistic
Dorongan seksual yang kuat & berulang serta fantasi yang berhubungan dengan memakai pakaian lawan jenis untuk mendapatkan rangsangan seksual
Etiologi dan Penanganan
Etiologi
Faktor Neurobiologis
Androgen (hormon seperti testosteron) berperan (sebagian besar pelaku adalah pria)
Tidak bisa menjadi faktor tunggal yang menyebabkan paraphilia
Faktor Psikologis
Hasil dari atau merupakan pengalaman yang terkondisikan
Keterampilan sosial yang inadekuat
Riwayat hubungan romantis
Penanganan
Emphatize
Point out the use of treatment
Emphasize negative consequences if refuse
Explain the power of assessment
CBT
Biological Treatment
GENDER DYSPHORIA
Gender digunakan untuk menunjukkan peran sebagai laki-laki atau perempuan pada publik (dan biasanya diakui secara hukum)
Identitas gender adalah bgmn seseorang merasa bahwa ia adalah seorang wanita/pria.
Dalam keadaan normal identitas gender = anatomi gender.
Pada GID 🡪 konflik (assigned vs expressed)
Ada penolakan yang kuat semenjak anak-anak tidak sekedar tomboi atau banci.
Istilah-istilah penting
Gender Assignment
Gender-atypical
Gender reassignment
Gender identity
Gender dysphoria
Transgender
Transsexual