Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
MIOMA UTERI - Coggle Diagram
MIOMA UTERI
DD Mioma Uteri
Kehamilan ektopik
Adenomiosis
Kehamilan
Polip endometrium
Endometriosis
Karsinoma endometrium
Klasifikasi tumor jinak ginekologi
Pada serviks uteri: polip
pada Ovarium: kista ovarii, kista dermoid, fibroma ovarii, tumor brenner
Pada korpus uteri: polip endometrium dan mioma uteri
Pada Vulva: kista inklusi (kista epidermis), kista sisa jaringan embrio (kista gretner), kista kelenjar (kista bartholini, kista sebasea, kista parauretra, kista endometriosis)
Def, Etio, F.resiko
Etiologi: etiologi mioma uteri adalah abnormalitas gen karena mutasi genetik HMG1, HMG1-C, HGM1(Y) HGM2, COL4A5, COL4A6, dan MEDI2
Faktor Resiko: Genetik dan Ras (ras Afrika cenderung lebih sering), Usia (>30 tahun), Pola hidup (Diet dan Obesitas), pengaruh siklus haid, status paritas (Nulipara), penggunaan kontrasepsi, penyakit komorbid (Hipertensi, PCOS, DM).
Definisi: Suatu pertumbuhan jinak dari otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikat.
CMD Mioma uteri
Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Abdomen (teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai, mudah digerakkan, tidak nyeri.
Pemeriksaan Bimanual (didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan dengan uterus, ikut bergeak pada pergerakan serviks.
Pemeriksaan Penunjang: Darah Rutin, USG (terlihat massa pada daerah uterus), VT (didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya), Sitologi (menentukan tingkat keganasan dari sel neoplasma tersebut).
Anamnesis: pasien dengan mioma uteri biasanya datang dengan keluhan berupa perdarahan menstruasi yang panjang, nyeri panggul atau rasa tertekan, dan infertilitas.
Tatalaksana
Observasi: dilakukan jika pasien tidak mengeluh gejala apapun karena diharapkan saat menopause, volume tumor akan mengecil.
Medikamentosa: diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan volume tumor dan sebagai prosedur pre-operatif.
Analog GnRH: menurunkan produksi estrogen,durasi pemberian yang dianjurkan adalah selama 3-6 bulan, pemberian jangka panjang >6bulan harus dikombinasi degan progesteron dengan atau tanpa estrogen.
Preparat Progesteron: pemberian mifepristone 25 mg/hari selama 3 bulan akan menurunkan ukuran tumor sebesar 40%.
Aromatase Inhibitor: terbagi menjadi arometase inhibitor kompetitif (anastrazole dan letrozole) dan senyawa in-aktivator (exemestane). kelebihannya tidak ada efek tromboemboli.
Asam Traneksamat: membantu mengatasi perdarahan, durasi pemberiannya adalah 3-4 hari dalam sebulan.
NSAID: digunakan untuk mengurangi nyeri dan perdarahan.
Pembedahan: jenis pembedahan mencakup histerektomi (direkomendasikan untuk pasien berusia >40 tahun dan tidak berencana memiliki anak lagi) dan miomektomi (direkomendasikan pada pasien yang menginginkan fertility sparing).
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi: komplikasi mioma yang paling meresahkan adalah infertilitas. Pada kehamilan, tumor akan memicu keguguran, gangguan plasenta, dan presentasi janin, prematuritas serta perdarahan pasca-persalinan. komplikasi pembedahan meliputi perdarahan, infeksi, dan trauma pada organ sekitar
Prognosis: potensi keganasan mioma uteri sangat rendah tetapi dapat kambuh walau telah dilakukan miomektomi.
Patofisiologi Mioma Uteri
Sel yang belum matang + pengaruh estrogen -> Pecahnya pembuluh darah -> Terjadi kontraksi otot uterus -> Perdarahan pervaginam lama dan banyak -> Kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah -> Ditandai dengan adanya nekrosa dan perlengketan -> Timbul rasa nyeri.
Edukasi
Edukasi meliputi anjuran kontrol ulang berkala pada pasien asimptomatis dan yang menginginkan fertility sparing. tindakan preventif umum berupa pengaturan diet (menjaga berat badan ideal untuk mengurangi faktor resiko obesitas) dan olahraga (olahraga teratur dengan intensitas sedang akan membantu menjaga keseimbangan hormonal dan menjaga agar berat badan tetap stabil).
Pengaruh kb kombinasi
Pil KB kombinasi hormon estrogen dan progesteron mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menghambat indung telur atau ovarium melepaskan telur, serta mempertebal lapisan lendir didalam leher rahim. penebalan lendir didalam leher rahim akan mencegah sperma untuk membuahi sel telur sehingga kehamilan dapat dicegah.