Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
EPIDEMIOLOGI COVID-19 - Coggle Diagram
EPIDEMIOLOGI COVID-19
Outbreak
Definisi:
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.Kriteria
- Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
- Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
- Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau mingu menurut jenis penyakitnya.
- Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
- Pandemi : wabah penyakit menular yang berjangkit serempak meliputi dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa dan banyak negara
- Wabah : Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan derah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
- KLB : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerag dalam kurun waktu tertentu
- Endemi : Kejadian penyakit pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama, berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam wilayah tertentu
Surveillance
Tujuan : memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat di deteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Definsi : adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil Tindakan
Langkah2 surveillance :
- Pengumpulan data
- Pengolahan data dan Penyajian data
- Analisis data
- Penyebar luasan informasi
- Umpan balik
- Investigasi penyakit KLB
- Penanggulangan tindakan
- Evaluasi
Jenis surveillance :
- Surveillance individu
- Surveillance penyakit
- Surveillance sindromik
- Surveillance terpadu
- Surveillance kesehatan masyarakat global
Surveillance aktif : Unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan atau masyarakat
Surveillance Pasif : Unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data dari unit pelayanan kesehatan
Kurva Epidemi
Kurva yang menghubungkan tanggal onset atau masa inkubasi penyakit pada sumbu X dan jumlah kasus penyakit pada sumbu YManfaat Kurva Epidemi
- Memberi petunjuk tentang agen infeksi dan masa inkubasi
- mengisyaratkan besarnya masalah dan perjalanan waktu outbreak
- Menunjukkan pola penyebaran
- menunjukkan posisi populasi berisiko dalam perjalanan waktu epidemi.
- Membantu peneliti dalam melakukan monitoring dan evaluasi
Cara Membuat Kurva Epidemi
- Dibutuhkan informasi tentang waktu timbulnya gejala pertama.
- Tanggal timbulnya gejala pertama
- Jam timbul gejala pertama
Wabah
Penetapan Status Wabah:
Penetapan status wabah didasarkan oleh pertimbangan epidemiolofis dan keadaan masyarakat
- Pertimbangan epidemiologis didasarkan pada data epidemiologi antara lain angka kesakitan, angka kematian dan metode penanggulangannya.
- Pertimbangan keadaan masyarakat didasarkan pada keadaan sosial budaya, ekonomi dan pertimbangan keamanan
Pandangan islam:
- pada zaman nabi muhammad SAW dan setelahnya telah terjadi suatu wabah yang dinamakan tha'un, sebagian ulama mendefinisikan tha'un sama dengan wabah, namun sebagian membedakan antara wabah dan tha'un.
- senantiasa meminta perlindungan kepada allah SWt (QS. yusuf:64).
- berikhtiar dengan melakukan pencegahan sesuai dengan perintah nabi muhammad SAW berkenaan dengan wabah.
- yakin kepada allah SWT akan kesembuhan (H.R Ahmad)
Spot map
- Peta sederhana yang mendeskripsikan karakteristik data epidemi menurut karakteristik tempat.
- Spot map memberikan informasi tentang luas daerah geografis yang terkena, lokasi kasus, sumber outbreak, dan tempat-tempat yang berisiko.
Morbiditas
Prevalensi
Menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu saat tertentu
- Point Prevalence Rate : Jumlah kasus penyakit yang ada / Jumlah penduduk seluruhnya pada suatu titik waktu
- Periode Prevalence rate : Jumlah kasus penyakit yang ada selama satu periode / rerata penduduk dari periode tersebut
Insidensi
Menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode tertentu
- Incidence rate : Jumlah kasus baru suatu penyakit / Populasi yang mempunyai risiko dikali Konstanta
- Attack rate : Jumlah kasus / populasi yang mempunyai risiko dikali Konstanta (selama epidemi)
Mortalitas
Crude death Rate
Jumlah kematian dalam satu tahun / jumlah rerata penduduk pada tahun yang sama dikali Konstanta
Age Specific Death Rate
Jumlah kematian pada golongan umur dalam satu tahun / Jumlah penduduk pada golongan umur dalam satu tahun dikali konstanta
Cause Spesific Mortality Rate
Jumlah kematian karena penyakit tertentu dalam satu tahun / Jumlah rerata penduduk pada tahun yang sama dikali konstanta
Case Fatality Rate
Jumlah kematian karena penyakit tertentu dalam satu tahun / Jumlah seluruh penderita penyakit pada tahun yang sama dikali konstanta
Perinatal Mortality Rate
Jumlah kematian perinatal dalam waktu 1 tahun / jumlah bayi lahir hidup pada tahun yang sama dikali konstanta
Neonatal Mortality Rate
Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari dalam waktu 1 tahun / Jumlah bayi lahir hidup pada tahun yang sama dikali Konstanta
COVID - 19
- Patofisiologi : melalui ACE-2 yang ditemukan pada traktus respiratorius dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein Spike (S) virus mlekat pada reseptor ACE-2. S2 memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang. RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang.Virion akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksitosis.
- Gejala Klinis : Gejala gangguan pernapasan akut (demam, batuk dan sesak napas), nyeri tenggorokan, mialgia, dispnea, mual muntah, diare.
- Diagnosa : WHO merekomendasikan pemeriksaan molekular. metode yang dianjurkan adalah metode deteksi molekular/NAAT (Nucleid Acid Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR
Definisi
Konfimasi : seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan Lab RT-PCR. kasus konfirmasi dibagi menjadi dua :
- kasus konfirmasi dengan gejala
- kasus konfirmasi tanpa gejala
Probable : kasus suspek dengan ISPA berat/ ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan Lab RT-PCR
Kontak erat: orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19. riwayat kontak yang dimaksud antara lain :
- kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
- Sentuhan fisiklangsung dengan kasus probable atau konfirmasi seperti (bersalaman, berpegangan tangan dll).
- orang yang mmebrikan perwatan langsung tanpa menggunakan APD.
Suspect yaitu seseoranga yang memeiliki kriteria :
- orang dengan ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki perjalanan atau tinggal dinegara/wilayah indonesia yang melaporkan trasnmisi lokal.
- orang dengan salah satu gejala ISPA , dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19.
- orang dengan ISPA berat yang membutuhkan perawatan dirumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
COVID-19
Pencegahan :
- sering cuci tangan pakai sabun
- gunakan masker bila batuk dan flu
- konsusmsi gizi seimbang
- rajin olahraga dan istirahat yang cukup
- pakai masker atau perlindungan lainnya jika ingin berpergian
- jika terdapat keluhan batuk flu dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan
Tatalaksana;
- Rawat Ruang Perawatan Covid-19/ Rumah Sakit Darurat Covid-19 selama 14 hari
- Non Farmakologis : Istirahat total, intake kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi, saturasi oksigen, Pemantauan laboratorium : DPLberikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP dan PCT, fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala.
- Farmakologi : Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan secara drips Intravena (IV) selama perawatan
- Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) ATAU Hidroksiklorokuin (sediaan yg ada 200 mg) hari pertama 400 mg/12 jam/oral, selanjutnya 400 mg/24 jam/oral (untuk 5-7 hari)
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) dengan aternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari)
- Obat batuk N-Asetilsistein 200 mg/8 jam/oral (5 hari), kalau tidak ada bisa pakai antitusif (DMP,GG,Difenhidramin) 1 tablet/8 jam/oral (3-5 hari)
- simtomatis : paracetamol dll