Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Teori Semantik J.D. Parera, BAB 13. ANALISIS WACANA - Coggle Diagram
Teori Semantik J.D. Parera
BAGIAN I. UMUM
BAB 2. Apa Kata Mereka?
Istilah Dasar dari Charles Morris
Sign
adalah satu istilah generik dibawahnya terdapat
signal
dan
symbol
Sign
adalah subtitusi untuk hal-hal yang lain
Signal
adalah satu stimulus pengganti
Symbol
adalah sebuah
sign
yang dihasilkan oleh seseorang tentang sebuah
signal
dan bertindak sebagai pengganti untuk
signal
Signal
dan
symbol
merupakan pengganti
sign
baik verbal maupun nonverbal
Klasifikasi Semiotik dari Charles Morris
Sintaksis
Susunan
sign
membentuk frasa, kalimat, pikiran, dan cita-cita
Semantik
Berhubungan dengan
sign
dalam merujuk sesuatu seperti tujuan penggunaan bahasa
Pragmatik
Berhubungan dengan pengguna
sign
dalam satu tingkah laku yang
real
Penggunaan Bahasa dan Modelitas Bahasa dari Charles Morris
Penggunaan Bahasa
Informatif
Sign
bahasa menimbulkan intrepretasi apa adanya pada penerima informasi
Valuatif
Sign
bahasa menimbulkan emosi dan perasaan tertentu pada penerima informasi
Incitif
Sign
bahasa menimbulkan tindakan atau aksi pada penerima informasi
Sistemik
Sign
bahasa menimbulkan tindakan mengatur, memberikan pikiran kritis, dan spekulatif pada penerima informasi
Modus Bahasa
Apresiasif
Penilaian secara personil
Preskriptif
Tujuan yang ingi dicapai penutur
Formatif
Keinginan penutur untuk mengatur dan menata modus-modus di atas
Kesalahan Penggunaan Bahasa: Perangkat Ketepatan Komunikasi
Makna dari simbol sebagaian terletak dalam konteks psikologi pemakainya
Semantik General menurut Korzybski
Menyimpan pengalaman dan pengetahuan penghubung waktu.
Konsep untuk menyusun runtutan kata untuk mewakili aau meyatakan segala sesuatu di dunia
Ciri Semantik Pemberian Tanggal Menunjukkan Proses pada Kata, Fakta, dan Opini
Beri Indeks Kepada Semua Hal untuk Menunjukkan Kekhasan menurut Korzybski
BAB 1. Empat Aras Semantik
Makna Linguistik
Makna-makna leksikal dan makna-makna struktural sebuah bahasa
Bagan Makna Linguistik
Makna Proposisi
Kelogisan makna dan keempirisan makna atau disebut dengan kelogisan bahasa
Keanalitasan makna, kesintetisan makna, kekontradiksian makna, dan kekonkretan makna
Makan Ptragmatik
Ujaran yang dilontarkan oleh seorang penutur mengandung tujuan dan fungsi tertentu
Makna Kontekstual
Makna yang perlu pemahaman akan konteks/ situasi keberlangsungan ujaran-ujaran
BAB 3. Batas Liput Studi Semantik
Semiotik dan Semantik
Kemaknaan dan makna dalam komunikasi antarmanusia
Semantik General dan Semantik
Semantik satu cabang studi linguistik general. Semantik merupakan studi dan analisis tentang makna-makna linguistik
Makna, Arti, dan Erti
Dalam studi semantik dan linguitik bahasa Indonesia /
makna
/ digunakan dalam pemberian istilah, /
erti
/ diderivikasikan dalam bentuk "mengerti" dan "pengertian", /
arti
/ digunakan dalam substitusi dengan /makna/
Teori Semantik tentang Makna
Teori Referensial atau Korespondensi
Teori Kontekstual
Teori Pemakaian dari Makna
Kebermaknaan atau Kepenuhmaknaan dan Kegramatikalan
Kata dengan rujukan dan konsep disebut bermakna
Kalimat atau frase dengan rujukan dan konsep disebut kebermaknaan atau kepenuhmaknaan
Analisis Makna
Usaha mengelompokkan, membedakan, dan menghubungkan masing-masing hakikat makna
Batas Liput Semantik
Pencirian hakikat makna dan hubungannya
BAGIAN 3 ARAS MAKNA PROPOSISI
BAB. 10 Problem dan Perkembangan Kriteria Empirirs tentang Makna
Konsep Simbolik
Menurut Ogden dan Richards
Simbol sebagai rujukan terhadap alamnyata, tidak ada hubungan antara
sumbol
dan
referent
Menurut Charles Morris
Manusia berkomunikasi dengan
tanda
atau
sign
. Tanda/
sign
ini berisi isyarat/
signal
yang memberikan
symbol
/lambang tentang isi komunikasi
Kriteria-Kriteria Kalimat Bermakna Empiris
Rujukan kalimat bermakna empris: tunggal makna, otonom, bebas konotasi, faktual, dan terukur.
Skala Simbol Bahasa
Salah satu tuturan bahasa dato bahasa ilmu ialah ketunggalan makna
Definisi Kebenaran Tarski dan Makna Kalimat
Usaha menjelaskan makna dalam hubungan antara kata dan objek yang dapat dirujuk dalam satu tradisi dalam filsafat
Logika Otonmis dan Logika Majemuk dalam Bahasa
Mengambarkan realitas tunggal, bahasa ilmu berorientasi pada fakta yang tunggal
Logika majemuk bergantung pada kebenaran proposisi elementer atau proposisi otomis tersebut
Konstan-Konstan Logika
Berfungsi menghubungkan atau merangkai proposisi-proposisi yang mempunyai rujukan empiris
Kisinkronan Makna
Menerima bahasa nenggambarkan realitas dan ide dari bangsa pemakai setiap saat sesuai zamannya
BAB. 11. Kelogisan dalam Berbahasa
Logika dalam Berbahasa
Bahasa dapat dipakai sebagai sarana berpikir secara logis
Kalimat Analitis dan Kalimat Sintetis
Kalimat Analitis: kalimat yang mengandung kebenaran yang umum dan berlaku di mana-mana
Kalimat Sinestetis: kalimay yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan
Kontradiksi
Membuktikan dengan analisis memecahkn makna-makna kata atau mereduksi makna kata kepada pertentangan terkecil
Pertentangan Makna
Pertentangan makna mutlak, pertentangan makna ang banyak gradasi, pertentangan makna berbalikan, pertentangan hierarkis, dan pertentangan makna terbalik
Pertentangan Makna secara Taksonomis
Pertetntangan taksonomis kembar dan taksonomi ranting
Pertentangan Makna Kekutuban
Pertentangan antara pasangan konsep itu harys diruntunkan dalam satu skala antara dua kutub
Pertentangan Berbalikan/Bernasabah
Pertentangan antara dua argumen yang berbalikan atau konvemsi hubungan antara dua makna ini sering menyulitkan
Pertentangan Hierarkis
Ukuran, nama hari, nama bulan, dan angka
Pertentangan Kebalikan
Satu variasi yang utama dalam pertentangan kembar
Tautologi
Satu rumusan kembali kata atau konsep dengan pengulangan makna yang sudah dikandung oleh kata yang hendak dijelaskan atau diuraikan
Prediksi
Pengungkapkan argumen-argumen tanpa penghubung
BAB 12. HAKIKAT DEFINISI DAN PEMBAHASAN DEFINISI
Pembahasaan Definsi
Pembahasan mdefinisi menggunakan bahasa alami
Pembahasan definisi istilah didefinisikan dengan kata-kata yang telah diketahui
Bentuk-Bentuk Definisi
Drfinisi sederhana dan definisi konpleks
Pengembanagna Isi Definisi
Pengembangan dengan deskripsi fisik, Pengembangan dengan deskripsi fungsi, dan pengembangan dengan deskripsi serba informasi tentang tujuan dan kegunaan
BAGIAN 2. ARAS MAKNA LINGUISTIK
BAB 4. Analisis Hubungan Antar Makna
Batas Liput Semantik
Hubungan antar makna: tataran morfologi; tataran sintaksis
Denotatif dan Leksikal
Denotatif
Bahasa sebagai hasil perpikiran manusia atau bahasa yang digunakan manusia
Leksikal
Mengganbarkan manifestasi perpikiran manusia
Kemunculan Sinonim
Sinonimi Muncul antara Kata Asli dan Kata Serapan
Sinonimi Muncul antara Bahasa Umum dan Diale
Sinonimi muncul antara Bahasa Kekanak-kanakandan Bahasa Orang Dewasa
Sinonim Muncul untuk Kerahasiaan
Sinonimi Muncul karena Kolokasi
Sinonimi Muncul untuk Membedakan Kata Umum dan Kata Ilmiah
Perbedaan antara Makna Sinonim
Perbedan Makna Sinonimi Diakibatkan oleh Perbedaan Implikasi
Perbedaan Makna Sinonimi DIakibatkan oleh Perbedaan Aplikasi
Perbedaan Makna Sinonimi Didasarkan pada Kelebihluasan Cangkupan Makna yang Satu dari yang Lain
Perbedaan Makna Sinonimi Didasarkan pada Asosiasi yang Bersifat Konotasi
Perbedaan Makna Sinonimi Brerdasarkan Sudut Pandang
Antonimi dan Permasalahannya
Kontradiksi
Dua makna yang menolak kemunculan bersama-sama dalam satu preposisi atau kaliamat pernyataan
Makna satu benar, makna lainnya salah
Kontrer
Dua kata atau proposisi dalam posisi kontrer
Dalam dua kata atau proposisi tidak mungkin sama-sama benar
Pertentangan Kenasabahan
Hubungan Kekeluagaan, ketugasan, atau keorganisasian
Pertentangan Berbalasan
Menuntut balasan sebagai pelengkap makna sesuai dengan konteks
Pertentangan Tempat
Tipe menunjukkan arah yang bertentangan atau letaknya berhadapan
Pertentangan Jenjang
Pertentangan dalam jenjang kepangkatan, ukuran, bulan, dan hari
Pertentangan Khas
Makna bertentangan secara khas dalam satu paradigma morfologis tertentu
BAB. 5 Kemungkinan-Kemungkinan Makna Gramatika
Kemungkinan-Kemungkinan Makna Gramatikal
Katagori jumlah, genus atau katagori aspek, modus dll.
Makna fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek)
Makna Peran gramatikal agens, benefaktif, faktitif, perkembangan analisis sintaksis)
Nosi-nosi kalimat kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah)
Makna Kata dan Makna Gramatikal Frase
Makna gramatikal frase Nomen+Nomen dapat berwujud morfis,berpartikel, tata runtun
BAB. 6 Makna Konotasi dan Retorika
Hubungan Denotasi dan Konotasi
terletak pada
notasi
atau rujukannya
Rangsangan konotasi
Merangsang dan menggugah pancaindra, perasaan, sikap, penilaian, dan keyakinann dan keperluan tertentu
Etika Berkonotasi
Berita koran
tidak diizinkan
atau
tidak boleh
menggunakan konotasi
Tuisan ilmiah dan laporan ilmiah
tidak diperbolehkan
dan
tidak diizinkan
penggunaan makna konotasi
BAB. 7 Pergeseran Makna dan Perubahan Makna
Faktor Pemudah Pergeseran dan Perubahan Makna
Bahasa dituruntemurunkan secara langsung dan tidak langsung
Kekaburan dan ketidakpastian makna
Kehilangan motivasi
Faktor salah kaprah
Struktur kosakata
Sebab-Sebab Pergeseran dan Perubahan Makna
Sebab-sebab Linguistik
Kebiasaan kolokasi merambatkan makna kata yang satu ke kata lainnya
Sebab-sebab Historis/Kesejarahan
Penciptaan dan Penemuan Benda Baru
Penamaan Institusi
Penemuan Ide-ide Baru
Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan
Sebab-sebab Sosial
Faktor generalisasi dan spesifikasi masyarakat
Sebab-sebab Psikologis
Faktor-faktor Emotif
Tabu Psikologis dan Perubahan Makna
Tabu Bersumber Ketakutan
Tabu untuk Persoalan yang Genting dan Tidak Mengenakkan
Tabu Berhubungan dengan Masalah Kesusilaan
Asosiasi Kesamaan Tanggapan Pancaindra(Metafora)
Metafora Bercitra Antropomork
Metafora Bercitra Hewan
Metafora Bercitra Abstrak ke Konkret
Metafora Bercitra Sinestesia
Metonimi/Metonimia atau Hubungan Kemaknaan
Metonimi Berdasarkan Atribut Tempat
Metonimi Berdasarkan Atribut Waktu
Metonimi Berdasarkan Unsur Bagian untuk Seluruhnya
Metonimi Berdasarkan Penemu dan Pencipta
Konsekuensi Pergeseran dan Perubahan Makna
Perubahan Rentang Makna
Pembatasan/Penyempitan Makna
Perluasan Makna
Perubahan Penilaian
Peyoratif
Amelioratif
BAB. 8 Alisis Medan Makna
Pandangan F.de Saussure
Teori Medan Makna dari J. Trie
Medan Makna dan Tesaurus
BAB. 9 Analisis Komponen Makna
Manfaat Formal Analisis Komponen
Menentukan kalimat benar, kalimat tidak benar, dan kalimat anomali
Meramalkan hubungan makna (Kesinoniman, Keantoniman, Keberbalikan, dan Kehiponinan)
Sebagai satu sistem logika sebagai alat uji kalimat-kalimat
BAGIAN 4 ARAS PRAGMATIK DAN KONTEKSTUAL
Pumpunan Analisis Wacana
Penentuan satuan-satuan dan unsur-unsur sebuah wacana. Wacana terdiri dari kalimat bergramatikal berisi kalimat interpretasi yang bermakna
Tujuan dan Macam Wacana
Wacana Ekspresif, wacana referensial, wacana susastra, wacana persuasif
Kohesi dan Koherensi dalam Wacana
Cara bahasa berhubungan secara makna dengan situasi waktu/ tempat bahasa digunakan
Konteks dalam Wacana
Makna dan informasu yang kita peroleh tidak akan jauh dari ruang lingkup konteks
Tema, Tesis, Topik, Judul
Empat terminologi yang merupakan pemandu sebuah wacana
BAB 14. ANALISIS PERCAKAPAN
Analisis Percapakan
analisis percakapan tidak mempersoalkan apa isi percakapan dan bagaimana cara percakapan itu disampaikan
Sekilas Teori Struktur Wacana Percakapan
Setiap model wacana percakapan pasti terdiri atas dua satuan yang menghubungkan secara hierarkis
Analisis Struktur Percakapan
Struktur wacana percakapan dianalisis melalui model, ragam, dan langgam
Pembahasan Percakapan
Dalam membuka dan menutup percakapan telah terdapat repertoar ritual yang sudah baku
Satuan Pembuka Percakapan
Analisis percakapan berkaitan dengan penentuan siapa dan bahaimana bahasa pembuak sebuah percakapan
Prinsip Koopratif
Prinsip percakapan yang baik harus dapat memenuhi tujuan percakapan
Berbedaan Wacana Tulis dan Wacana Lisan
WAcana lisan harus serta merta dipahami, menghindari pengulangan informasi. Wacana tulis dapat kemungkinan mengulang informasi yang diperoleh dengan membaca ulang
Ciri-Ciri Komunikasi Nonverbal
Terdapat penjarakan, perwaktuan, pemataan, penyentuhan, pembarangan, dan penyuaraan dalam melakukan percakapan atau komunikasi
Pengelompokan Percakapan
Terdiri dari jarak sosial, perbedaan usia, perbedaan gener, perbandingan kekuasaan, dan jenis tindak ujaran.
BAB 15. TINDAK PENUTURAN
Kalimat, Preposisi, dan Tuturan
Tindak penuturan didefinisikan memiliki bagian yang berisikan kalimay, preposisi, dan tuturan asli
Tutur Performatif
Tuturan yang merupakan salah satu tindak tutur secara sintaksis, tetapi tutur performatif tidak dapat dinyatakan salah
Analisis Tutur Performatif
Analisis performatif dihubungkan dengan analisis struktur dalam dan striktur luar pendekatan/tata bahasa transformasi
Lokusi, Ilokusi, Perlokusi
Tutur ilokusi menjadi pengantar ke tutur perlokusi dan bukan sebaliknya
Penerapan Tindak Penuturan
BAB 13. ANALISIS WACANA