Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Perdarahan Post Partum - Coggle Diagram
Perdarahan Post Partum
-
Definisi
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah sebanyak 1.000 mL atau lebih atau tanda dan gejala hipovolemia dalam 24 jam pertama setelah persalinan dan hingga 12 minggu pascapartum, terlepas dari metode persalinan (pervaginam atau sesar).
-
-
-
Cara menegakkan diagnosa
Pemeriksaan Fisik: keadaan umumnya biasanya compos mentis, pada pemeriksaan abdomen didapati membesar asimetris.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium yang paling penting adalah menilai Hb darah, dan pemeriksaan USG dapat membantu untuk melihat adanya gumpalan darah dan retensi sisa plasenta.
Anamnesis: biasanya dari anamnesis pasien akan mengeluhkan adanya perdarahan yang keluar dari kemaluan.
Tatalaksana
Farmakologi
-
-
Uterus lembek (Tonus)
Metilergometrin 0,2 mg IM
-
-
-
Non-farmakologi
-
Kompresi bimanual: Dilakukan jika tatalaksana atonia uteri menggunakan uterotonika dan massage uterus gagal. Kompresi dilakukan dengan memasukkan tangan kanan kedalam vagina dibagian forniks anterior dan tangan kiri memegang bagian fundus uteri.
Resusitasi: Bila terjadi perdarahan postpartum banyak, maka penanganan awal yaitu resusitasi dengan oksigenasi dan pemberian cairan cepat.
Farmakologi uterotonika
Golongan obat
Oksitosin
-
Jika diberikan intravena → efek uterus terjadi setelah 1 menit, selama 30 - 60 menit
Mula-mua diberikan 0,5 miliunit/menit. Ditambahkan 1-2 miliunit/menit tiap 30-40 menit sampai terjadi kontraksi uterus
Derivat Prostaglandin
Karbapros Trometamin (250 ug/ml) suntikan awal 1 ml IM , diulang 1,5 - 3,5 jam
-
-
-
Alkaloid Ergot
Injeksi IntraMuskular 0,2 - 0,3 mg diteruskan per oral 0,2 mg 3x/hari selama 7 - 10 hari (untuk control perdarahan post partum)
-
Methergin 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet
-
Patofisiologi
Selama masa kehamilan banyak sekali sinus-sinus darah terbentuk di bawah plasenta. Setelah persalinan otot uterus berkontraksi, gerakannya menutup pembuluh darah, dan mencegah kehilangan banyak darah ➡️ bila otonya terlampau teregang, uterus tidak dapat berkontraksi dengan sempurna dan mengakibatkan hemoragie atau perdarahan.
Ketika terdapat laserasi (robekan) servik atau vagina yang merupakan tempat darah mengalir ➡️ tidak ada kontraksi uterus yang dapat menghentikan hemoragie atau perdarahan ➡️ Setelah persalinan dokter menginpeksi jalan lahir dengan ketat untuk mengetahui adanya laserasi. Bila didapati hal tersebut, maka keadaan diperbaiki dengan cepat. Kadang-kadang pembuluh darah yang masih terbuka tidak terlihat dan masih mengakibatan hemoragi lanjutan.