Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Postpartum Hemorage et Atonia Uteri, Fahrur fajzri (1808260138) - Coggle…
Postpartum Hemorage et Atonia Uteri
Tahap persalinan normal
kala 1
DIMULAI waktu serviks membuka karena his :
kontraksi uterus teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran lendir darah
BERAKHIR waktu pembukaan serviks telah lengkap (bibir portio tidak dapat diraba)
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 4 cm, berlangsung ± 8 jam
Fase aktif : pembukaan dari 4 cm sampai lengkap. Terdiri dari :
Fase akselerasi (± 2 jam)
-Fase dilatasi maksimal (± 2 jam)
-Fase deselerasi (± 2 jam)
Kala 2
DIMULAi pembukaan serviks telah lengkap
BERAKHIR saat bayi telah lahir lengkap
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat
Primipara: 2 jam
Multipara: 1 jam
3 faktor yang sangat berperan dalam proses kelahiran
power: His dan kemampuan ibu mengedan
Passage: jalan lahir
-keadaan janin
kala 3
DIMULAI : pada saat bayi telah lahir lengkap
BERAKHIR : lahirnya plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentra (Schultze) à ditandai perdarahan baru. Atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) à tidak disertai perdarahan
Pd keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi pusat, plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir
kala 4
Observasi hingga 2 jam post partum
Hal-hal yang diperhatikan :
Vital sign ibu dalam batas normal
Kontraksi uterus baik
Perdarahan per vaginam < 500 cc
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kemih harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat
Resume keadaan ibu dan janin
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko
Atonia uteri adalah kondisi di mana rahim gagal berkontraksi ketika bayi sudah lahir, kondisi ini tentu berbahaya karena setelah melahirkan seharusnya rahim masih berkontraksi untuk mengeluarkan plasnta dan menghentikan perdarahan
etiologi
•Persalinan lama atau persalinan tertunda
•Pembesaran rahim karena adanya kelebihan cairan ketuban (polihidramnion) atau bayi yang berukuran besar
•Pemberian oksitosin, anestesi umum atau obat lain selama persalinan
•Proses induksi persalinan menggunakan obat
faktor resiko
•Ibu melahirkan akan merasa sangat lelah
•Ibu melahirkan berpotensi mengalami anemia
•Hipotensi ortostatik, gejala pusing karena tekanan darah yang rendah
•Syok hipovolemik
patofisiologi
Cara Menegakan Diagnosa
anamnesis
Kehilangan darah dari saluran genitalia >500 ml
Lemas
BerKeringat dingin
Pucat
Menggigil
Pemeriksaan fisik
Tanda tanda vital
Nadi
Laju nafas
Tekanan darah
Suhu
Perhatikan adanya takikardia, hiperpnea, hipotensi, dan perhatikan ada
atau tidaknya Tanda tanda syok ( pucat, akral dingin, nadi cepat, dan tekanan darah rendah).
Pemeriksaan Obstetrik
Perhatikan kotraksi, letak, dan konsistensi uterus
Pemeriksaan dalam ( inspekulo)
Menilai adanya perdarahan, melihat keutuhan plasenta, tali pusat dan robekan didaerah vagina.
Diagnosa Banding
abortus mola hidatidosa
solusio plasenta
plasenta previa
tonus : atonia uteri
trauma : ruptur perineum
tissue : retensio plasenta
thrombin
Perawatan Pasca Persalinan
Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan :
1 . Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis.
Deteksi dini masalah , penyakit dan penyulit pasca persalinan,
Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.
Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan.
Komplikasi
-harus menjalani persalinan prematur
-terbentuknya gumpalan di pembuluh darah
-kerusakan ginjal akut
-plasenta akreta atau plasenta yang tumbuh terlalu dalam ke dalam rahim
-anemia
-infeksi
-gangguan psikologi
Tatalaksana
Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tetes/menit dalam 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga pendarahan berhenti
Bila tidak tersedia oksitosin berikan ergometrin 0.2 mg IM atau IV(lambat), dapat diikuti pemberian 0,2mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila diperlukan. JANGAN BERIKAN LEBIH DARI 5 DOSIS ATAU 1 mg.
Jika pendarahan berlanjut berikan 1 gram asam traneksamat IV(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
Lakukan pemasangan kondom kateter atau kompresi bimanual interna selama 5 menit.
Fahrur fajzri (1808260138)