Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Semantik Bahasa Indonesia oleh: Badriyah Wulandari - Coggle Diagram
Semantik Bahasa Indonesia oleh: Badriyah Wulandari
BAB I Konsep Dasar Semantik
Pengertian Semantik
Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna dan perubahannya
Objek Kajian Semantik
Makna
Pengalaman manusia
Wujud non tuturan
Konsep yang bersifat mental
Aspek-Aspek Semantik
Konsep
Bayangan, pemahaman, pengertian tentang objek yang ditunjuk oleh lambang
Tanda
petujuk yang diperlihatkan hubungan langsung dengan kenyataan
Lambang (simbol)
unsur linguistik berupa kaya atau kalimat
Acuan (referen)
sesuatu yang ditunjuk oleh tanda, berupa objek, peristiwa, fakta atau proses yang berkaitan dengan pengalaman manusia
Penamaan
hasil dari perjanjian atau konvensi
Hubungan Semantik dengan Cabang Linguistik Lain
Fonologi
Bunyi bahasa
Morfologi
Bentuk kata
Sintaksis
struktur kalimat
Semantik
Makna
Jenis-jenis Semantik
Semantik behavioris
hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati
Semantik deskriptif
megkaji makna yang sekarang berlaku
Semantik generatif
muncul karena ketidakpuasan tentang pedapat Chomsky
Semantik historis
mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu
Semantik leksikal
mengkaji maka yang terdapat dalam kata
Semantik logika
mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika
Semantik struktural
memandang setiap bahasa adalah sebuah sistem
BAB II Elemen Bahasa
Bentuk, Makna, dan Referen
Bentuk adalah elemen fisik tuturan
Bunyi - suku kata - morfem - kata - frasa - klausa - kalimat - wacana
Makna adalah wujud nonfisik tuturan
Pengalaman manusia + konsep yang bersifat mental
Referen
hubungan bentuk dan makna bersifat arbitrer dan konvensional
referen adalah sesuatu yang diacu oleh konsep bentuk bahasa yang bersangkutan
Perbedaan Makna dan Referen
makna bersifat umum dan tidak tertentu sedangkan referen bersifat tertentu
konsep dalam pikiran manusia (reference) berhubungan dengan sesuatu hal yang ada di luar bahassa yang disebut dengan referen
Alasan membedakan makna dan referen
ada sejumlah kata yang memiliki makna tetapi tidak memiliki referen
ada kata yang tidak memiliki makna tetapi memiliki referen
ada bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki makna berbeda, tetapi memiliki referen yang sama
sejumlah kata-kata yang memiliki makna, tetapi referennya berubah-ubah
Makna, Maksud dan Informasi
makna bersifat internal, sehingga ada di dalam bahasa. sedangkan maksud dan informasi ada di luar bahasa
maksud bersumber dari pembicara dan informmasi bersumber dari isi tuturan
maksud bersifat subjektif dan informasi bersifat objektif
BAB III Jenis-Jenis Makna
Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal
Satuan atau unit semantik terkecil di dalam
bahasa disebut leksem
Leksem menjadi dasar pembentukan suatu
kata
contoh: membeli, dibeli, terbelli, pembelian dibentuk dari leksem beli
Gramatikal
Makna yang terbentuk setelah leksem tersebut
bergabung dengan unsur lain
Makna kata yang timbul setelah kata tersebut
digunakan dalam kalimat
Contoh: Sebuan -- Se -(satu) + buah (jenis/ kelompok)
Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Denotatif
Makna denotatif lebih banyak digunakan
dalam karya ilmiah
Makna kata denotatif tidak bersifat multitafsir dan tidak menjurus pada rasa keindahan atau emotif
Konotatif
Makna konotatif lebih banyak digunakan dalam karya sastra
menjurus pada rasa keindahan atau emotif
Makna Literal dan Makna Figuratif
Literal
Disebut dengan makna lugas atau makna harfiyah
Contoh:
Ayam
tetangga berkokok di pagi hari
Figuratif
makna bentuk kebahasaan yang menyimpang dari referennya
makna yang mengalami pergeseran
contoh: jangan mudah tergoda oleh rayuan
buaya
Makna Primer dan Makna Sekunder
Primer
Makna pertama
makna satuan kebahasaan yang dapat diidentifikasi tanpa bantuan konteks
makna leksikal = makna denotatif = makna literal
Sekunder
Makna kedua
makna satuan kebahasaan yang hanya dapat diidentifikasi dengan bantuan konteks
makna gramatikal = makna konotatif = makna foguratif
BAB IV Relasi Makna
Sinonimi
hubungan atau relasi persamaan makna
pasangan kata yang memiliki kesamaan makna secara keseluruhan sehingga dapat saling menggantikan dalam seluruh konteks pemakaian tidak pernah ditemui di bahasa manapun
Contoh: Ayah, Papa, Bapak
Antonimi
Antonimi biner dan antonimi non biner
Antonimi biner
perlawanan yang beranggotakan dua buah kata
contoh: jantan-betina
Antonimi nonbiner
perlawanan yang langgotanya lebih dari dua
contoh: dahulu- tempo hari- kemarin- dulu- kemarin- tadi- barusan- sekarang
antonimi bergradasi dan antonimi tak bergradasi
Antonimi bergradasi
perlawanan berjenjang
contoh: panas- dingin
Antonimi tak bergradasi
perlawanan tak bertingkat atau tak berjenjang
contoh: nenek- kakek
antonimi orthogonal dan antonimi antipodal
antonimi orthogonal
perlawanan yang oposisinya tidak bersifat diametrik
contoh: utara berlawanan dengan semua arahmata angin kecuali selatan
antonimi antipodal
perlawanan yang
oposisinya berdifat diametrik
contoh: kata utara berlawana dengan selatan
antonimi direksional dan antonimi relasional
Antonimi direksional
perlawanan yang oposisinya ditentukan berdasarkan gerak menjauhi dan mendekati suatu tempat
Antonimi relasional
perlawanan makna
yang oposisinya bersifat kebalikan
Polisemi
bentuk kebahasaan yang mempunyai berbagai macam makna
Perbedaan antara makna yang satu dengan yang lain dapat dirunut sehinggasampai pada waktu kesimpulan, bahwa makna-makna itu berasal dari sumber yang sama.
Faktor yang mendasari munculnya polisemi
pergeseran pemakaian
Spesialisasi dalam lingkungan sosial
Bahasa figuratif
penafsiaran kembali pasangan berhomonim
pengaruh bahasa asing.
Contoh polisemi
Pada kata Cair.
Air raksa adalah benda cair
Kabar iru sekarang sudah cair
Cek itu mungkin sudah cair
4.Baru beberapa bulan saja semanagatnya sudah cair.
Homonimi
Dua kata atau lebih yang secara kebetulan memiliki bunyi yang sama tetapi berbeda makna
Jenis homonimi
Homofoni komplet (beruang, kopi)
Homograf (Seri = sinar, jilid)
Homofon (Bank -yayasan keuangan, Bang- kakak laki-laki)
Sebab pembentukan homonimi
adanya proses afiksasi
masuknya kata-kata baru ke dalam kosakata BI
Adanya proses penyingkatan dan pengakroniman
adanya berbagai gejala bahasa
Metomini
Sebuah kata yang sering kali memiliki hubungan asosiatif dengan kata lain
Contoh: pada kata amplop dan dompet cenderung dihubungkan dengan uang disebabkan kedekatan hngna kkata-kata tersebut secara ekstralingual.
BAB V Ketaksaan
Ketaksaan Leksikal
karea luasnya penerapan pemakaian butir leksikal
contoh: polisemi
yang bersifat aksidental
contoh: homonimi
Ketaksaan Gramatikal
Disebabkan karena penggabungan bentuk bahasa yang satu dengan bentuk kebahasaan yag lain.
contoh: lukisan adik - lukisan+ adik
Ketaksaan gramatikal bisaa terjadi karena
tataran frasa
tataran morfologis
idiom
pribahasa (potensial)
Contoh ketaksaan dalam pemakaian bahasa
A: Kamu penjahat kelas kakap ya
B. bukan kakap, mujair.
BAB VI Analisis Medan dan Komponen Makna
Analisis Medan Makna
Medan makna ialah maksud dari kata tersebut
cara menemukan medan makna
ambillah satu kata dri kata-kata yang telah dicontohkan
contoh: membawa
analisis makna yang terkandung pada kata membawa
kata tersebut memiliki jangkauan makna
ada aktivitas
dilakukan oleh manusia
yang menggunakan anggota badan berupa tanagan, kepala, bahu
ada benda sasaran kegiatan
memindahkan sesuatu enda dari satu tempat ke tempat lain
melihat
medan makna
melirik, mengintik, memandang
Analisis Komponen Makna
komponen makna ialah aktifitas atau definisi dari kata tersebut
melihat
komponen makna
aktivitas mata