Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PERDARAHAN POST PARTUM EC ATONIA UTERI - Coggle Diagram
PERDARAHAN POST PARTUM EC ATONIA UTERI
Diagnosa Banding
Retensio Uteri
Laserasi Jalan Lahir
Invertio Uteri
Ruptur Uteri
Proses Persalinan Normal
Tahap Persalinan: KALA I (dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10cm), KALA II (Janin mulai keluar), KALA III (tahap pengeluaran Plasenta), KALA IV (Observasi).
Mekanisme Persalinan Normal: Engagement, Penurunan, Fleksi, Putaran Paksi dalam, Ekstensi, Resitusi dan putaran Paksi Luar, Ekspulsi.
Faktor Esensial Persalinan: Power (kontraksi uterus dan daya meneran), Passage (Jalan lahir), Passanger (cara janin bergerak sepanjang jalan lahir).
Tanda Permulaan Persalinan: Lightening (kepala turun memasuki PAP), perut kelihatan lebih besar atau melebar, fundus uteri menurun, serviks menjadi lembek, mendatar, dan mengeluarkan sekresi lendir, darah dari vagina.
Tanda dan Gejala Inpartu: kekuatan his bertambah, keluar lendir dan darah lebih banyak, kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan lengkap.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamila cukup bulan (37-42), pengeluaran janin dari dalam uterus melalui vagina secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala.
DEF, ETIOLOGI, F.Resiko
Definisi: Atonia uteri adalah suatu kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek.
Etiologi: persalinan lama atau tertunda, pembesaran rahim karena kelebihan cairan ketuban atau bayi yang berukuran besar, pemberian oksitosin atau anastesi umum selama persalinan.
Faktor Resiko: overdistensi uterus (disebabkan karena kehamilan ganda, polihidramnion, kelainan struktur uterus), plasenta letak rendah, ada riwayat atonia uteri, mioma uteri, infeksi intra uterin.
CMD
Pemeriksaan Fisik: keadaan umumnya biasanya compos mentis, pada pemeriksaan abdomen didapati membesar asimetris.
pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium yang paling penting adalah menilai Hb darah, dan pemeriksaan USG dapat membantu untuk melihat adanya gumpalan darah dan retensi sisa plasenta.
Anamnesis: biasanya dari anamnesis pasien akan mengeluhkan adanya perdarahan yang keluar dari kemaluan.
Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada diuterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi kesana, atonia uteri dan sub involusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus-menerus.
Tatalaksana Farmako
pemberian uterotonika: lini pertama penatalaksanaan atonia uteri adalah pemberian oksitosin, oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus dengan RL 20 IU/L, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU intramiometrikal (IMM). jika atonia tetap berlanjut setelah pemberian oksitosin maka terapi selanjutnya akan dilanjutkan dengan pemberian derivat ergot (Methylergonovine) dengan dosis yang dianjurkan yaitu 0,2 mg.
Tatalaksana Non-Farmako
massage uterus: dilakukan dengan cara memijat fundus uterus.
kompresi bimanual: dilakukan jika tatalaksana atonia uteri menggunakan uterotonika dan massage uterus gagal. kompresi dilakukan dengan memasukkan tangan kanan kedalam vagina dibagian forniks anterior dan tangan kiri memegang bagian fundus uteri.
Resusitasi: bila terjadi perdarahan postpartum banyak, maka penanganan awal yaitu resusitasi dengan oksigenasi dan pemberian cairan cepat.
Komplikasi & Prognosis
Komplikasi: hipotensi ortostatik dengan gejala pusing karena rendahnya tekanan darah, Anemia, Kelelahan, peningkatan resiko perdarahan pasca melahirkan pada kehamilan berikutnya.
prognosis: jika tidak terjadi sampai syok prognosisnya baik, bila terjadi syok prognosisnya bergantung pada beratnya syok dan kecepatan memperoleh pertolongan yang tepat