Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Postpartum Hemorrhage ec atonia uteri - Coggle Diagram
Postpartum Hemorrhage ec atonia uteri
Diagnosa banding
Tertinggalnya sebagian plasenta
Inversio uteri
Retensio plasenta
Perdarahanterlambat endometritis atau sisa plasenta
Robekan jalan lahir
Robekan dinding uterus
Atonia uteri
Cara menegakkan diagnosis
Tertinggalnya sebagian plasenta
Perdarahan segera
plasenta atau sebagian selaput mengandung pembuluh darah tidak lengkap
Inversio uteri
nyeri sedikit atau berat
Tampak tali pusat
Uterus tidak teraba
Perdarahan segera
Lumen vagina terisi massa
Retensio plasenta
perdarahan segera
uterus kontraksi baik
plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan terlambat endmetritis
nyeri tekan perut bawah
perdarahan>24 jam setelah persalinan
Sub-involusi uterus
Robekan jalan lahir
Uterus kontraksi baik
Plasenta lengkap
Perdarahan segera
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
Robekan dinding uterus
Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal dan pervaginam nyeri perut berat atau akut abdomen
Atonia uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Perdarahan setelah anak lahir
(perdarahan pasca persalinan primer)
Patofisologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkansirkulasi ke sana, atoni uteri dan sub involusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus-menerus.
Trauma jalan trakhir sepertu episiotomi yang lebar, laserasi perineum dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,
Penyakit darah pada ibu seperti afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada kurang nya fibrin untuk membantu proses pembentukan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan dari postpartum.
Defenisi
Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar
Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam
Faktor resiko
Paritas yang lebih tinggi
Infeksi
Rahim meregang lebih besar
Adanya mioma uteri
Pecah tuban berkepanjangan
Adanya penyakit gangguan koagulasi
Klasifikasi
Perdarahan postpartum dini
( early postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama persalinansetelah kala III
Perdarahan postpartum sekunder
(late postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan, kurang dari 6 minggu pasca persalinan
Etiologi
Tissue
Sisa plasenta
Trauma
Laserasi, ruptur, inversio
Tone
Atonia uterus
Thrombin
Koagulopati
Intrapartum assement
Kala II
Berakhir saat bayi telah lahir lengkap
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama dan sangat kuat
Dimuali dengan pembukaan serviks telah lengkap
selaput ketuban mngkin juga pecah spontan pada awal kala II
Kala III
Berakhir dengan lahirnya plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral yang ditandai perdarahan baru. atau dari marginal
Dimulai pada saat bayi lahir lengkap
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi pusat, plsenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir
Kala I
Fase laten
Pembukaan sampai mencapai 4 cm, berlangung kurang lebih 8 jam
Fase aktif
Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap.
Fase dilatasi maksimal
Fase deselerasi
Fase akselerasi
Kala IV
Observasi selama 2 jam setelah post partum
Perhatikan
Vital sign dalam batas normal
kontraksi uterus baik
perdarahan per vaginam < 500 cc
plasenta harus lahir dengan lengkap
kandung kemih kosong
Luka perineum harus di rawat
Resume keadaan ibu dan janin
Abnormal labor
Distosia
Passage
Keras
Kesempitan pintu atas panggul
kesempitan bidang tengah panggul
Disproporsi fetopelvik
kesempitan pintu bawah panggul
Lunak
Gangguan pada jalan lahir lunak
Passanger
Kelainan mekanisme persalinan
Kelainan bawaan
Kelainan letak janin
Berat badan janin terlalu besar
Kehamilan ganda
Power
Kelainan His
Inersia uteri
Inersia uteri sekunder
Inersia uteri primer
Tetania uteri
Kelainan tenaga mengejan
Edukasi & Pencegahan
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Jauhi faktor resiko yang memicu perdarahan
Indentifikasi dan koreksi anemia pada ibu hamil sebelum persalinan
Jika terjadi atonia uteri, dapat dilakukan manajemen aktif kala III dan pemberian misoprostol tablel peroral setela bayi lahir
Jika dijumpai penjepitan tali pusat maka lakukan pemotongan tali pusat dengan cepat dan tepat
Rangsan puting dilakukan untuk merangsang keluarnya oksitosin secara alami untuk membantu timbulnya kontraksi rahim mencegah perdarahan postpartum
Tatalaksana awal
Minta bantuan, nilai sirkulasi, jalan napas dan pernapasan pasien
Jika menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksaan syok
Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar dan mulai pemberian cairan kristaloid
Lakukan pengawasan tanda vital
Berikan oksigen
Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka.
Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan laserasi
Pasang kateter untuk memantau volume urin
Tentukan penyebab dari perdarahan postpartum tersebut dan lakukan tatalaksana spesifik sesuai penyebabnya
Farmako
Pemberian oksitosin untuk memperkuat kontraksi uterus