Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gangguan Cemas (ANXIETY) dengan Depresi - Coggle Diagram
Gangguan Cemas (ANXIETY) dengan Depresi
DEFINISI ANXIETY
Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui.
ETIOLOGI ANXIETY
Biologis
Psikososial
perkembangan
KLASIFIKASI ANXIETY
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Gangguan Panik
Gangguan Fobia
Gangguan Obsesi Kompulsif
Gangguan Stres Paska Trauma
Gangguan Campuran antara Ansietas dengan Depresi
Definisi
Terdapat gejala2 ansietas maupun depresi, dimana masing2 tidak menunjukkan rangkaian gejala yg cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk ansietas, bbrp gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran yg berlebihan
Etiologi
Genetik
Biologis
Psikososial
Patofisiologi
Penegakkan Diagnosa(PPDGJ III)
Terdapat gejala2 ansietas maupun depresi, dimana masing2 tidak menunjukkan rangkaian gejala yg cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk ansietas, bbrp gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran yg berlebihan
Bila ditemukan anxietas berat disertai gejala depresi yg lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Diagnosa Banding
Gangguan Panik
Gangguan Obsesi Kompulsif
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Gangguan Fobia
Penyalahgunaan obat
Penyakit Organik
Tatalaksana
Farnakologi
Benzodiazepam
Diazepam : tab. 2 – 5 mg, 2 – 3 x/hari oral
Lorazepam : tab 0,5 – 1 – 2 mg, 2 – 3 mg/hari oral
Clobazam : tab 10 mg, 2 – 3 x /hari oral
SSRI
Sertralin : 50 mg, 50 – 100 mg/hari
Fluoksetin : 20 mg, 20 – 40 mg/hari
Non farmakologi
Tehnik Relaksasi
Cognitive Behaviour Therapy (CBT)
Aspek Farmakologi
Benzodiazepine
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA
SSRI
Memblokade reseptor 5-HT postsinaptik
Prognosis
belum di ketahui secara pastinya
Edukasi
selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk minum obat teratur dan kontrol lagi.