Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SLE (LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK), TARA AFIRA AURUNISA 1908260133 - Coggle…
SLE (LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK)
Imun sepesifik Dan non sepesifik
NON-SPESIFIK
Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan mikroorganisme. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Pertahanan fisik/mekanik
Pertahanan biokimia
Pertahanan humoral
Complement
Interferon
CRP
PERTAHANAN SELULER
Fagosit/makrofag --- neutrofil, monosit/makrofag
dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik seluller---- Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.
SPESIFIK
Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.Benda asing yang pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-sel imun tersebut. Bila sel imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya mengahancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik.
HUMORAL
Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum.Funsi utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapat menetralkan toksinnya.
SEPESIFIK
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.
ALAMIAH
Pasif: Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun, misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
Aktif: Imunitas alamiah aktif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau sel yang tersensitisasi.
BUATAN
Pasif: Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun atau pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
Aktif: Imunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan vaksinasi melalui pemberian toksoid tetanus, antigen mikro organism baik yang mati maupun yang hidup.
Komponen sistem imun sel makrofag pembagian leukosit sistem komplemen dan sitokin
SISTEM IMUN
Sistem yang membuat kita mempunyai imunitas”
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melindungi diri sendiri dengan menahan atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal.
FUNGSI
Intinya untuk PATROLI BENDA ASING seperti melawan patogen, melawan sel rusak mengenali dan menghancurkan sel abnormal.
SARANA
• Bakteri (Sel) Sel Imun akan langsung menyerang.
• Virus (DNA/RNA) Sel akan berubah menjadi sel asing
EFEKTOR SISTEM IMUN
Kerja utama pada sistem imun itu terdapat pada LEUKOSIT
KOMPLEMEN SISTEM IMUN
SISTEM IMUN INNET
Eusinofil, Basofil, Neutrofil, Magrofag
MENYERANG ADA 4 MACAM CARA
Inflamsi : Respon yang terjadi pada kerusakan jaringan ( Sel fagosit Makrofag & Neutrofil)
Interferon : yaitu protein yang spesifik untuk mengatasi serangan virus
Natural Killer Cells
Sistem Komplemen: Grup protein yang dapat menghancurkan sel targen dengan melubangi membran sel
SISTEM IMUN ADAPTIF
Limfosit (B&T)
Molekul-molekul protein yang terdapat di dalam darah dan memiliki tugas memabntu antibodi yang dihasilkan dari Limfosit B dalam menghancurkan antigen. Sistem Komplemen tidak dapat berdiri sendiri, Komplemen artinya MENYEMPURNAKAN.
PEMBAGIAN LEUKOSIT
GRANULOSIT
EUSINOFIL
BASOFIL
NETROFIL
AGRONULOSIT
LIMFOSIT
MONOSIT
SITOKIN
“Substansi yang berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur sistem inflamasi lokal dan sistemik terhadap antigen sekresinya di batasi sesuai kebutuhan.”
Monokin : Sitokin yang disekresi oleh sel monosit
Interleukin 1 (IL-1)
Tumor Nekrosis Factor (TNF)
Interleukin 6 (IL-6)
Interferon Alpha (IFNα)
Limfokin : Sitokin yang disekresikan oleh limfosit
Interferon gamma (IFNу) dan IL-2 sampai IL-7 ( tanpa IL-6)
Granulocyte Monocyte – Colony Stimulating Fctor ( GM-CSF)
FUNGSI SITOKIN
• Pengendalian hemopoesis dan limfopoesis
• Mengendalikan respon imun dan inflamasi dengan cara mengatur: Pertumbuhan, mobilitas leukosit, diferensiasi
• Berperan dalam beberapa patofisiologi beberapa penyakit
• Sitokin dapat bekerja di berbagai macam tempat
SIFAT-SIFAT SITOKIN
• Pleiotropik: Satu jenis sitokin yang dapat diproduksi oleh beberapa sel, dapat bekerja pada beberapa sel target, dan menghasilkan respon yang berbeda
• Redundansi: Beberapa jenis sitokin yang berperan menghasilkan efek yang sama pada suatu sel target
• Sinergis: Suatu sitokin dapat mempengaruhi sntesis dan dapat meningkatkan sitokin lainnya
• Antagonis: Suatu sitokin bekrja menghambat aktifitas sitokin lainnya.
Imuno patogenesis dan patofisiologi SLE
PATOGENESIS
Sebelumnya disebutkan bahwa terjadinya SLE merupakan hasil dari interaksi berbagai jenis faktor dengan faktor lingkungan sebagai pencetus. Oleh sebab itu, proses terjadinya SLE atau rentetan patogenesis dimulai dengan paparan faktor lingkungan seperti sinar ultraviolet terhadap sel tubuh. Sinar ultraviolet dapat memicu kerusakan sel terutama DNA. Sel-sel yang tidak dapat memperbaiki kerusakan tersebut akhirnya melakukan apoptosis atau kematian sel terprogram.
Akibat apoptosis adalah terpaparnya bagian sel atau antigen ke lingkungan tubuh atau milieu interseluler. Sejatinya pada individu normal, antigen dari proses apoptosis ini dapat secara cepat dibersihkan baik oleh sel makrofag dan dibantu dengan komplemen.
Apoptosis dan Aktivasi APC
Pada individu dengan gen yang berisiko menjadi SLE, proses pembersihan apoptosis ini tidak berjalan dengan sempurna. Baik karena makrofag tidak mampu secara cepat membersihkan hasil apoptosis ataupun akibat defisiensi atau kekurangan komplemen. Akibatnya, antigen sel tubuh bertahan lebih lama. Hal ini bisa dikenali oleh sen antigen presenting cell seperti sel dendritik. Sel dendritik kemudian memproses antigen ini dan menjadi teraktivasi untuk membawa antigen tersebut ke kelenjar getah bening regional.
Meningkatnya sisa produk apoptosis ini juga dapat memicu makrofag mengeluarkan sitokin berupa IFN-α. IFN-α ini dapat mempercepat proses maturasi sel dendritik sehingga pengenalan antigen dari apoptosis berlangsung lebih cepat.
Aktivasi Sel T Helper oleh APC
Ketika sel APC masuk ke kelenjar getah bening, maka sel APC akan bereaksi dengan sel limfosit T helper atau CD4. Proses ini akan membuat sel T helper menjadi matur dan aktif. Sel T helper ini kemudian akan mengaktifasi sel B dengan bantuan CD40 dan IL-21. Sel B ini kemudian akan aktif berproliferasai menjadi sel B memori yang akan mengingat antigen seumur hidup atau menjadi sel plasma. Sel plasma ini yang kemudian akan memproduksi autoantibodi yang pada gilirannya akan bereaksi dengan antigen tubuh dan menimbulkan kerusakan.
PATOFISIOLOGI
Autoantibodi yang diproduksi oleh sel plasma akan beredar dalam darah dan mulai menyerang antigen tubuh penderita. Autoantibodi yang menangkap antigen yang beredar dalam darah, hasil apopotsis, juga akan membentuk kompleks antigen-antobodi. Autoantibodi ini akan mengaktivasi sistem inflamasi sehingga kemudian akan menyebabkan kerusakan organ yang ditagetkannya.
Kerusakan organ dan sel yang terjadi akan semakin menambah dilepaskannya antigen ke dalam darah. Antigen yang beredar ini akan menginduksi sel B memori dan kemudian dengan cepat membelah dan membentuk lebih banyak sel plasma. Sel plasma ini kemudian akan memproduksi lebih banyak lagi autoantibodi sehingga reaksi peradangan dan gejala SLE semakin berat.
Adakalanya ketika SLE sudah mereda, kerusakan yang dipicu misalkan terkena sinar matahari atau terkena infeksi virus akan menyebabkan apoptosis baru. Apoptosis ini kemudian membangunkan kembali sel B memori dan timbulah flare atau kekambuhan dari penyakit lupus atau SLE.
CMD dari SLE
Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan Penunjang
Anamesis
Edukasi dan prognosis pasien SLE
KOMPLIKASI
Urologi : lupus nefritis, gagal ginjal
Neurologi : gangguan memori, gangguan bahasa, gangguan kognitif
Kardiovaskuler : anemia, vaskulitis, perikarditis, infark miokard akut
Respirasi : pleuritis, efusi pleura, pneumonia
Muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, avaskular nekrosis tulang
Infeksi akibat penggunaan steroid
EDUKASI
Penjelasan mengenai sle, penyebab, perjalanan penyakit dan komplikasinya
Aktivitas fisik yang cukup, cara mengurangi atau mencegah kekambuhan antara lain melindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan memakai tabir surya, payung atau topi
Pencegahan infeksi, pengaturan diet agar tidak kelebihan berat badan, osteoporosis atau terjadi dislipidemia
Pengobatan jangka panjang dan pemantauan penyakit
Kelompok pendukung, yayasan yang bergerak dalam pemasyarakatan sle dan sebagainya
Tanda dan gejala dari SLE
Muskuloskeletal (anggota gerak)
nyeri sendi, peradangan sendi
Mukokutan (kulit)
ruam pada pipi, sensitivitas terhadap
sinar matahari, ulkus oral/sariawan
Ginjal
bengkak seluruh tubuh, BAK keruh/berbusa/kemerahan, gangguan fungsi ginjal
Hematologi (sel-sel darah)
anemia, leukopenia, trombositopenia
Neuropsikiatri (sistem saraf)
Kardiorespirasi (jantung dan paru)
Konsep antigen dan antibodi
ANTIGEN
Imunogen : Bahan atau molekul menginduksi aktivasi komponen-komponen sistem imun dan mampu menimbulkan respon imun.
• Antigen : Substansi substansi yang dapat dikenali dan berikatan secara spesifik oleh reseptor pada limfosit (Sel B dan Sel T)
• Sel T mengenali fragmen antigen pada permukaan sel yg terinfeksi (antigen intraseluler)
• Sel B mengenali molekul antigen yang utuh (terlarut/ antigen ekstraseluler)
“Semua imunogen adalah antigen tetapi tidak semua antigen imunogenik”
KLASIFIKASI ANTIGEN
Antigen eksogen : konfigurasi yang disajikan kepada tubuh dari luar cth : Mikroorganisme, pollen, obat, dsb
Antigen endogen : konfigurasi yang terdapat dalam tubuh host atau individu Hasil dari metabolisme normal sel cth : antigen pada permukaan eritrosit (gol darah)
Autoantigen : merupakan protein normal atau kompleks protein (DNA/ RNA) yang dikenali oleh sistem imun dari pasien yg menderita autoimun disease
ANTIBODY
Prinsip Utama Respon Imun
Sistem imun harus mampu mengeliminasi mikroba dengan pertahanan awal melalui sistem imun innate/ non spesifik .
Sistem imun innate memberikan sinyal ke sistem imun adaptive / spesifik melalui mediator biologis (cth. Sitokin, kemokin).
Sel pada sistem imun adaptive/ spesifik mengenali secara spesifik Antigen (ikatan spesifik ligan dan reseptornya).
Pengenalan spesifik ini (ikatan Ag-Ab) bertujuan akhir untuk eliminasi mikroba yang masuk.
Sistem imun adaptive memiliki memori untuk merespon terhadap pemaparan antigen primer/ terdahulu.
Sistem imun harus mampu membedakan antara self dan non self menghindari terjadinya penyimpangan (autoimun diseases)
INNATE IMUNITY
HUMORAL
Komplemen
Sitokin
SELULER
Neutrofil
Basofil
Eosinofil
Sel Dendritik
Makrofag
Sel Mast
NK Cell
Addaptive
HUMORAL
Antibody
SELULER
SEL LIMFOSIT
-> SEL B
-> SEL T
-T Helper
-T Cytotoxic
-T Regulator
KLASIFIKASI ANTIBOFY
IgM
IgA
IgE
IgD
IgG
Jalur aktivasi sistem komplemen
Komplemen adalah sebuah system yang terdiri atas sejumlah protein yang berperan dalam pertahanan terhadap benda asing, baik dalama system imun spesifik dan nonspesifik yang merupakan salah satu system enzim serum yang berfungsi dalam inflamasi, opsonisasi dan lisis membrna patogen.
Terdapat 3 jalur
Jalur lektin : diaktivas, pengenalan manosa pada karbohidrat membran patogen
Jalur klasik : diaktivasi oleh kompleks imun (membutuhkan antibodi)
Jalur alternatif : diaktivasii pengenalan permukaan sel asing (tidak butuh antibodi)
Proses pembentukan antibodi spesifik
Sel limfosit B mengidentifikasi antigen
Sel limfosit B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sejumlah besar sel yang disebut sel B plasma.
Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang bersifat spesifik terhadap satu jenis antigen dan melepaskannya ke dalam sistem sirkulasi tubuh.
Selain menghasilkan sel B plasma, sel limfosit B menghasilkan sel B memori dan sel B pembelah. Sel B memori dapat hidup untuk jangka waktu lama. Apabila terjadi feksi untuk kedua kalinya sel B memori akan bereaksi lebih cepat dan lebih giat dibanding sel B lainnya. sedangkan sel B pembelah berfungsi menghasilkan banyal lagi sel-sel limfosit. Apabila infeksi telah berakhir, sel limfosit B mati dan respon imun yang yang dihasilkan disebut sebagai respon imun primer. Dan apabila terjadi infeksi yang kedua oleh patogen yang sama, maka sel B akan membelah dengan cepat dan melindungi tubuh dari serangan penyakit, respon ini disebut respon imun sekunder. Perlu diingat bahwa sel-sel lmfosit telah matang sebelum bertemu dengan antigen.
TARA AFIRA AURUNISA 1908260133