Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BAB 6 RELIABILITAS DAN KONFIDENSI :house_buildings: - Coggle Diagram
BAB 6 RELIABILITAS DAN KONFIDENSI :house_buildings:
A. Memilih Formula Estimasi yang Sesuai :check:
Formula estimasi yang berbeda pada data yang sama pada umunya tidak akan menghasilkan koefisien yang serupa.
Hal yang mempengaruhi hasil komputasi yaitu perbedaan konsep dan dasar yang melandasi ide dasar terbentuknya formula , sifat distribusi skor aitem dan skor tes, homogenitas aitem, homogenitas isi dan varians antar belaha tes, indikasi yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan tertentu, dan senaginya.
Untuk melakukan estimasi terhadap reliabilitashasil ukur suatu
speed-test
yang hendaknya digunakan metode tes ulang atau metode bentuk-paralel, karena metode-metode konsistensi internal pada uunya akan menghasilkan suatu understimasi terhadap reliabilitas yang sebenarnya.
Jika formula Spearman-Brown dikenakan untuk estimasi hasil ukur suatu
speed-test
maka koefisien yang dihasilkan hendaknya dianggap sebagai batas-atas atau batas maksimal reliabilitas tes yang bersangkutan.
Terdapat formula yang diusulkan Gulliksn yang berlaku pada tes abilitas kognitif atau tes yang mengukur kemampuan maksimal, dimana aitemya bertipe objektif.
Formulanya yaitu:
Keterangan:
Menurut Gulliksen, jikadeviasi syandar dari banyaknya aitem yang tidak terjawab (Su) lebih besar dari 2/10 sampai 3/10 kali deviasi standar aitem yang dijawab salah (Se), maka koefisien gasal-genap tidak boleh digunakan.
Spearman-Brown
prophecy formula
hanya aman untuk digunakan jika pembelahan tes menghasilkan dua belahan yang paralel satu sama lain dan terutama jika korelasi antara kedua belahan paralel tersebut cukup tinggi.
Koefisien-alpha merupakan formula dasar dalam pendekatan konsistensi internal dan merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi pengukuran dikarenakan sumber utama eror pengukuran dalam hal ini adalah masalah kelayakan sampel isi tes.
Metode analisis varian Hoyt dapat digunakan pada daa tes yang aitemnya diberi skor dikotomi ataupun bukan.
Formula KR-20 pada metode Hoyt hanya dapat digunakan pada aitem yang diberi skor dikotomi , sama halnya dengan KR-21 yang dalam hal ini hanya digunakan jika taraf kesukaran aitemnya relatif setara satu sama lain.
Koefisien-alpha dan formula-formula Kuder-Richardson merupakan batas-bawah reliabilitas dan merupakan underestimasi terhadap reliabilitas murni.
Paling tidak aitem dalam tes berisi homogen untuk penggunaan metode-metode tersebut.
B. Berapa Tingkat Koefisien yang Memuaskan? :question:
Wells dan Wollack mengatakan bahwa tes standar yang taruhannya tinggi serta disusun secara profesioanal harus memiliki koefisien konsistensi internal minimal 0,90. dan setidaknya tes yang tidak begitu tinggi taruhannya tetap harus memperlihatkankonsistensi internal 0,80 atau 0,85.
Guilfort mengatakan bahwa seringkali diperolehnya reliabilitas yang sangat tinggi dapat menimbulkan rasa aman semu dalam diri pemakai tes yang bersangkutan.
Terdapat dua hal yang perlu dipahami dalam menginterpretasikan tingginya koefisien reliabilitas, yaitu reliabilitas tes yang diestimasi dengan mengenakannya pada suatu kelompok subyek dalam situasi tertentu akan menghasilkan koefisien yang tidak sama dengan estimasi tes tersebut pada kelompok subyek lain dan dalam situasi yang lain. kedua yaitu koefisien reliabilitas hanya mengindikasikan besarnya inkonsistensi skor hasil pengukuran, bukan menyatakan secara langsung sebab-sebab inkonsistensi itu.
Reliabilitas memiliki makna lain yaitu keterpercayaan yang mana bersifat relatif, maka interpretasi koefisien reliabilitas pun bersifat relatif, yang terhantung pada penilai atau pemakai tes.
C. Error Standar dalam Pengukuran :red_cross:
Dengan berasumsi berlakunya konstansi variansi eror, dapat dilihat pada perbedaan koefisien reliabilitas yang hanya tergantung pada perbedaan varians skor tes.
Semakin kecil harga eror standar maka pengukuran semakin cermat dan semakin dapat dipercaya.
Besaran Se (standar error) dapat dipakai untuk mengesimasi letak skor-murni dengan menentukan interval pada taraf kepercayaan yang diinginkan.
Interval epercayaan skor-murni ditentukan berdasarkan asumsi-asumsi; a) bahwa teori skor-murni klasikal diberlakukan, b) bahwa bagi kelompok subjek yang bersangkutan distribusi eror pengukuran adalah normal, dan c) bahwa eror standar pengukuran dalam populasi adalah sama bagi semua subjek.
Sempit-luasnya interval bagi taraf kepercayaan tertentu tergantung pada kecil-besarnya eror standar dalam pengukuran. semakin kecil eror standardalam pengukuran maka semakin sempit interval kepercayaan skor-murni yang berarti hasil tes semakin cermat, begitupun sebaliknya.
Besarnya varians eror merefleksikan proporsi varians skor tampak yang dicemari oleh eror pengukuran dan hal itu menunjukkan kecilnya varians skor-murni yang dapat diungkap oleh varians skor-tampak.
D. Reliabilitas dan Panjang Tes :checkered_flag:
Panjang tes mengacu pada banyaknya aitem dalam tes dan tes dikatakan panjang jika berisi banyak aitem dan dikatakan pendek jika memiliki aitem yang hanya sedikit.
Panjang-pendeknya tes mempunyai hubungan, sekalipun tidak linear, dengan besar-kecilnya koefisien reliabilitas.
Efek perubahan panjang tes terhadap koefisien reliabilitas dapat diprediksikan oleh Spearman-Brown
prophecy formula
, adapun rumusnya:
Pada umumnya, jika tes diperpanjang dua atau tiga kali lipat dari semula akan terjadi peningkatan reliabilitas yang cukup tajam, akan tetapi peningkatan panjang tes lebih dari tiga kali lipat tidak akan menghasilkan perubahan koefisien yang memadai lagi, terutama bila tes semula memang telah memiliki koefisien reliabilitas yang cukup tinggi.
Hubungan antara panjang tes dengan koefisien reliabilitas dan prediksi efek perubahan banyaknya aitem terhadap koefisien reliabilitas, hanya berlaku jika aitem yang ditambahkan pada atau yang dihilangkan dari tes semula merupakan kumpulan aitem yang mendasari aplikasi formula Spearman-Brown
prophrcy
.
Penambahan aitem yang lebih rendah kualitasnya dari aitem yang ada, tidak akan dapat meningtkatkan koefisien reliabilitas bahkan justru akan menurunkan.
Rumusan berikut untuk memprediksikan banyaknya aitem yang perlu ditambahkan atau dikurangkan:
Tes yang sangat panjang seringkali menurunkan motivasi subjek dalam menjawab dan dapat menyebabkan performansi subjek dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kelelahan dan faktor lainnya yang tidak relevan dengan tujuan tes. Dalam hal ini, jika reliabilitas tes sudah tinggi maka penyusun ttes dapat mempertimbangkan untuk memperpendek tes tersebut dengan mengurbankan sedikit koefisien reliabilitasnya.