Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKIZOAFEKTIF, referensi, Injeksi, • Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi…
SKIZOAFEKTIF
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
Edukasi mengenai gejala dan terapi yang diberikan pada pasien-pasien dengan gejala psikotik. Edukasi dilaporkan bisa meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya, serta membantu koping yang lebih baik pada masa-masa awal sakit.[16] Penelitian oleh Marchira et al di Yogyakarta melakukan psikoedukasi dengan menggunakan modul untuk pasien dengan episode pertama gangguan psikotik dan menemukan modul yang mereka gunakan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan menurunkan relapse/rehospitalisasi.
Pencegahan pada pasien dengan gangguan skizoafektif lebih bersifat pencegahan sekunder, yang terutama tujuannya untuk mencegah relaps dan memperbaiki fungsi sosial pasien. Hal ini antara lain adalah dengan memberikan terapi keluarga, manajemen stress dan juga pengenalan tanda-tanda resiko bunuh diri
-
-
-
PENEGAKAN DIAGNOSA
a. Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkaran pinggang, TD
b. Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi
ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma
-
KRITERIA DIAGNOSA
-
-
-
menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan sebagai konsekuensinya, episode penyakit tidak
-
TATALAKSANA
-
1) Skizoafektif, Tipe Manik atau Tipe Campuran
-
-
-
3 mg / hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400
mg), hari III (600 mg) atau hari I (1x300 mg-XR), dan
-
-
• Litium karbonat 2 x 400 mg, dinaikkan sampai kisaran
terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan
dosis litium karbonat 1200-1800 mg / hari, pada
-
-
-
-
-
-
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi gangguan skizoafektif yang sering timbul adalah akibat terganggunya fungsi sosial dan fungsi kerja selama episode penyakit. Setelah pemulihan pun, beberapa pasien mempunyai kesulitan untuk melakukan kontak sosial, meskipun gejalanya lebih ringan dibandingkan skizofrenia.[6]
Komplikasi lainnya adalah peningkatan risiko bunuh diri pada pasien dengan gangguan skizoafektif.[14,15] Adanya gejala-gejala depresi merupakan prediktor risiko bunuh diri yang lebih tinggi
-
-
-
-
-
-
-
• Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus,
dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum
-
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus,
dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25
-
-
Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus,
dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum
-
-
intravena/intramuskulus, dosis maksimum
-
-
-
-
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th Edition,
Text Revision, Washington, DC, American Psychiatric
Association, 2000, hal. 319-323
-