Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Gangguan Psikotik - Coggle Diagram
Gangguan Psikotik
Klasifikasi skizofrenia
Skizofrenia tak terinci
Depresi pasca skizofrenia
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia residual
Skizofrenia disorganisasi (hebefrenik)
Skizofrenia yang tak tergolongkan
Skizofrenia paranoid
Diagnosis skizofrenia (ICD-X/PPDGJ III)
c.Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilakupasien atau sekelompok orang yang sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa bagian tubuh.
d.Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan “manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planit lain).
e.Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvaluedideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus f.Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme.
h.Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika. i.Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.
a.Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion), dan penyiaran pikiran (thought broadcasting). b.Waham dikendalikan (delusionofbeingcontrol), waham dipengaruhi (delusionofbeing influenced), atau “passivity”, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
Referensi
skizoafektif
Duagnosis
a.Gangguan Skizoafektif Tipe Manik. Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan suasana perasaan yang tak begitu mencolok dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia).
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan sebagai konsekuensinya, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
b.Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif Harus ada depresi yang menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala depresif yang khas atau kelainan perilaku seperti yang terdapat dalam kriteria episode depresif; dalam episode yang sama, sedikitnya harus ada satu atau lebih dua gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk pedoman diagnostik skizofrenia).
c.Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia ada secara bersama-sama dengan gejala-gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran.
Diagnosis Banding a.Gangguan psikotik akibat kondisi medik umum b.Delirium c.Demensia d.Gangguan psikotik akibat zat e.Skizofrenia f.Gangguan mood dengan gambaran psikotik g.Gangguan waham
Skizoafektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan dua gambaran yang berulang yaitu gambaran gangguan skizofrenia (memenuhi kriteria A skizofrenia) dan episod mood baik depresi mayor maupun bipolar.
pembagian skizoafektif ada 3
b.Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif Harus ada depresi yang menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala depresif yang khas atau kelainan perilaku seperti yang terdapat dalam kriteria episode depresif; dalam episode yang sama, sedikitnya harus ada satu atau lebih dua gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk pedoman diagnostik skizofrenia).
c.Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia ada secara bersama-sama dengan gejala-gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran.
a.Gangguan Skizoafektif Tipe Manik. Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan suasana perasaan yang tak begitu mencolok dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia).
Ada 2 subtipe skizoafektif
Tipe bipolar yaitu bila terdapat episode manik atau campuran. Selain itu juga ditemui episode depresi mayor
Tipe depresi yaitu bila hanya episode depresi mayor
Tipe campuran
Pemeriksaan Tambahan a.Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkaran pinggang, TD b.Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma c.PANSS, YMRS, MADRS.
Tatalaksana
a.Fase Akut
1)Skizoafektif, Tipe Manik atau Tipe Campuran
a)Farmakoterapi
Injeksi
Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari
Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari.
Oral
Litium karbonat 2 x 400 mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium karbonat 1200-1800 mg / hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat dengan dosis 2 x 250 mg / hari (atau konsentrasi plasma 50-125 μg/L) atau 1-2 x500mg/hari ER.
Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu (gaduh gelisah atau insomnia).
Olanzapin 1 x 10 – 30 mg / hari atau risperidone 2 x 1-3 mg / hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) atau hari I (1x300 mg-XR), dan seterusnya dapat dinaikkan menjadi 1x600 mg-XR) atau aripirazol 1 x 10-30 mg / hari
Haloperidol 5-20 mg/hari
Terapi (Monoterapi)
Olanzapin, Risperidon, Quetiapin, Aripiprazol
Litium, Divalproat
Terapi Kombinasi
Ris + Li/Dival; Ris + Lor; Ris + Li/Dival + Lor
Que + Li/Dival
Olz +; Li/Dival Olz + Lor; Olz + Li/Dival+Lor
Aripip + Li/Dival; Aripip + Lor; Aripip + Li/Dival + Lor
Patofisiologi
mekanisma gejala posotif dan negatif pada gangguan psikotik dikarenaka faktor genetik dan faktor lainnya dan aliran darah & intake glukosa menurun pada korteks prefrontalis. Aliran darah dan intake glukosa menurun menyebabkan dopamin meningkat, reseptor D1 & D2 menurun dan atrofi penonjolan dendrit menurun. Dopamin meningkat dan reseptor D1 & D2 menurun menyebabkan gejala positif (delusi, perilaku sosial yang tidak dapat diterima dan gejala negatif (kurang motivasi dan emosi kurang). Atrofi penonjolan dendrit menurun menyebabkan halusinogen.
Edukasi: kekambuhan dan efek samping obat-obatan
Gejala psikosis
Ilusi: mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimulus eksternal. Cth: pasien melihat tali pinggang seperti ular
Waham: keyakinan salah pada kesimpulan yang salah. Ada 3 (persekutorik: pasien merasa disakitit keluarga atau lingkungan, referensi: pasien merasa dibicarakan , kebesaran: pasien merasa ada kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain).
Halusinasi: Persepsi sensoris yang salah yang tidak disertai stimulus yang nyata. cth: Pasien mengatakan ia melihat banyangan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain
Skizofrenia: dijumpai gejala psikotik, onsetnya >>6 bulan