Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Ta'limul Muta'allim (Pentingnya Adab sebelum Ilmu) - Coggle Diagram
Ta'limul Muta'allim (Pentingnya Adab sebelum Ilmu)
Mengagungkan ilmu dan ulama
Wujud memuliakan ilmu adalah dengan menghormati guru
Cara menghormati seorang alim : tidak berjalan di depannya, tidak menduduki tempat duduknya, tidak memulai pembicaraan di hadapannya kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara di hadapannya, tidak bertanya tentang sesuatu saat sedang bosan, memperhatikan waktu, dan tidak mengetuk pintunya tetapi sabar menantinya hingga keluar.
Seorang penuntut ilmu harus mencari ridho gurunya, menjauhi kemurkaannya, melaksanakan perintahnya selama bukan maksiat karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka bermaksiat kepada AL Khaliq (Pencipta)
Bentuk penghormatan kepada guru : menghormati anak-anaknya dan siapa saja yang memiliki hubungan dengannya.
Wujud memuliakan ilmu adlah memuliakan kitab : tidak menjulurkan kaki kea rah kitab, meletakkan kitab tafsir di atas kitab-kitab lain, dan jangan menaruh sesuatu di atas kitab (seperti tinta atau selainnya)
Wujud memuliakan ilmu : memperbagus tulisan kitab, hurufnya tidak berdempetan, dan ,e,biarkan hasyiah, catatan pinggir, tetap kosong, kecuali terpaksa, jangan ada tulisan berwarna merah di dalam kitab, karena perbuatan kaum filsuf, bukan ulama salaf
Wujud mengagungkan ilmu adalah menghormati teman (dalam menuntut ilmu dan saat pelajaran) dan
Definisi ilmu, Fiqih, dan keutamaannya
Ilmu : sifat yang dimiliki seseorang, yang tampak jelas tersingkap (mudah/ringan) apa yang disebutkan (ilmu) bagi orang yang memilikinya
Abu hanifah fikih : mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang menjadi bencana bagi diri seseorang. Ilmu itu hanya untuk diamalkan, sedangkan mengamalkan disini adalah : meninggalkan yang disegerakan (dunia) demi mendapatkan yang diakhirkan (akhirat).
Fikih : mengetahui detail ilmu dengan (disertai solusi)
Memilih Ilmu, guru, dan kesabaran dalam belajar
Thalibul ilmi harus mendahulukan ilmu tauhid dan ma’rifah, dan mengenali Allah dengan dalil-dalilnya
Memilih ilmu yang terdahulu (al-atiq), bukan ilmu yang baru (al-muhdatsat)
Memilih guru yang paling berilmu, paling wara’, dan paling tua
Memilih teman : pilihlah yang bersungguh-sungguh, wara’, memiliki tabiat yang lurus, mudah memahami, menjauhi sifat malas, suka menganggur, banyak bicara, sukamerusak, dan suka memfitnah
Niat (Ketika Belajar)
Berniat mensyukuri nikmat akal, kesehatan badan
Bukan meniatkan supaya manusia menerima dan bukan untuk mencari kenikmatan dunia
Tidak menghinakan diri dengan bersikap tamak
Bersikap tawadhu
Bersikaf iffah (menjaga diri)
Waktu menuntut ilmu
Dari buaian hingga liang lahad
Waktu terbaik : masa remaja, waktu sahur, waktu antara maghrib dan isya
Kesungguhan, kontinuitas dan semangat
Dalam belajar, diperlukan kesungguhan dari 3 pihak, yaitu guru, pelajar dan orang tua jika masih ada
Seorang penuntut ilmu harus siap tidak tidur malam, rajin belajar dengan mengulang ilmu di awal dan akhir malam, memanfaatkan waktu dan gairah muda,, tidak boleh memaksakan diri diluar kemampuannya, harus memiliki cita-cita yang tinggi,
Modal untuk meraih sesuatu adalah kesungguhan dan semangat yang kuat
Tawakal
Tidak usah memikirkan urusan rizqi dan menyibukkan hatinya dengan urusan itu
Menyibukkan diri dengan amal kebaikan
Mempersedikit kesibukan duniawi
Permulaan belajar, kadar banyaknya dan urutannya
Mulai pada hari rabu
Pengulangan 2 hingga 10 kali
Belajar dari ilmu yang mudah dipahami
muta’allim membuat catatan pelajaran yang sudah diajarkan
muta’allim bersungguh-sungguh memahami pelajaran dengan cara merenungkan, memikirkan dan mengulangnya
memanjatkan do’a kepada Allah, khusyuk dan tunduk kepadaNya karena Allah pasti mengabulkan do’a orang yang memohon kepadaNya dan tidak mengabaikan orang yang berharap kepadaNya
seorang pelajar harus mudzakarah (tukar pengetahuan), munazharah (beradu argumen), dan muthaharahah (diskusi)
penuntut ilmu berpikir sebelum berbicara
penuntut ilmu mencari nafkah
Penuntut ilmu harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan hartanya
Memohon hidayahNya dengan do’a dan tunduk khusyuk
Mengetahui kelemahan diri, mengetahui kekuasaan Allah
Membeli kitab dengan hartanya sendiri
Penuntut ilmu tidak boleh kikir
Tikrar dengan suara yang terdengar
Tidak boleh surut dalam belajar
Belas kasih dan nasihat
Hendaknya memiliki rasa kasih saying, suka memberi nasihat dan tidak mendengki
Mencari kemaslahatan untuk diri sendiri bukan untuk mengalahkan lawan
Jangan berburuk sangka
Mengambil manfaat (dan menyerap adab-adab)
Memetik pelajaran setiap waktu hingga meraih keutamaan, dengan membawa pena
Ilmu diambil dari ucapan ahli ilmu
Hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki, menahan rezeki, menambah umur, dan menguranginya.
Mendatangakn rizqi
membaca do’a pada waktu antara terbit fajar hingga masuk waktu sholat
melakukan sholat dengan pengagungan, khusyuk, dengan menyempurnakan semua rukun, wajib, sunnah, dan adabnya
menambah umur
Berbuat kebajikan, meninggalkan perbuatan yang menyakitkan bagi orang lain, menghormati orangtua dan bersilaturahim, tidak menebang pohon kecuali terpaksa, berwudhu dengan sempurna, mendirikan sholat dengan ta’zhim, membaca al qur’an antara haji dan umroh serta menjaga kesehatan
Menahan rizqi
Dosa, terutama dusta, tidur pagi, banyak tidur
tidur telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub atau tiduran, membiarkan sisa makan berserakan, membakar kulit bawang merah dan bawang putih, menyapu lantai dengan sapu tangan di waktu malam, membiarkan sampah berserakan, berjalan depan orang tua, menggil orangtua langsung dengan namanya, dll
Hal-hal yang mempermudah hafalan dan lupa
Mempermudah hafalan
Faktor kesungguhan, ketekunan, mengurangi makan, dan shalat malam serta membaca Al Qur’an
Berdo’a, bersholawat, bersiwak, minum madu, makan kundarah dicampur gula, makan anggur kering merah 21 butir setiap hari
Faktor Lupa
makan ketumbar (basah), makan buah apel masam, melihat salib, membaca tulisan pada kuburan, berjalan di sela-sela unta terikat, membuang kutu yang masih hidup ke tanah, dan berbekam pada tengkuk kepala.
maksiat, banyak dosa, gelisah dan kesedihan karena urusan dunia, banyaknya kesibukan dan ikata
Wara’ saat belajar
Ilmu lebih bermanfaat
Belajar menjadi mudah dan mendapatkan banyak faedah
Menjaga diri jangan sampai kenyang, banyak tidur, banyak berbicara yang tidak bermanfaat
Berhati-hati dari makanan dari pasar karena mudah terkena najis dan kotor, jauh dari dzikrullah, membuat lengah dari mengingat Allah
Menjauhi kaum perusak, orang yang berbuat maksiat dan para penganggur
Menghadap kiblat waktu belaja, mengikuti sunnah nabi, memohon dido’akan oleh orang-orang baik dan waspada terhadap do’a orang-orang teraniaya.
Membawa buku setiap saat untuk dipelajari