Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ASUHAN KEPERAWATAN MALFORMASI ANOREKTAL, NYERI, RISIKO INFEKSI, GANGGUAN…
ASUHAN KEPERAWATAN MALFORMASI ANOREKTAL
PENGKAJIAN
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
-- Pada pengkajian keperawatan dapat ditemukan penyumbatan anus (anus tidak normal), tidak adanya mekonium, adanya kembung dan terjadi muntah pada 24 – 8 jam setelah lahir. Pada bayi laki-laki pada fistula urinaria didapatkan mekonium pada urin. Pada bayi perempuan dengan fistula urogenital ditemukan mekonium pada vagina.
KELUHAN UTAMA
-- tidak ada lubang anus, adanya kembung dan terjadi muntah
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
faktor keturunan tidak signifikan, 5% diperkirakan autosomal dominan
IDENTITAS
-- sering teradi pada bayi baru lahir (1 : 5000 – 10000 kelahiran), sering terjadi pada bayi laki-laki daripada perempuan.
KEADAAN UMUM PASIEN
: Keadaan umum lemah dan dapat membaik.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT INTRANATAL
Lamanya kehamilan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan persalinan, berat adan lahir, keadaan bayi awal, awal timbulnya pernafasan, tangisan pertama dan tindakan khusus, skor APGAR (warna, sianosis, pucat, ikterik).
RIWAYAT NEONATAL
Mucus yang berlebihan paralisis, konvulsi, demam, kelainan kongenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian makan atau ASI.
RIWAYAT PARENTAL
Kesehatan ibu selama hamil, kapan hari pertama haid terakhir (HPHT), imunisasi TT, nutrisi selama kehamilan dan kebiasaan atau perilaku ibu sewaktu hamil yang merugikan bagi perkembangan dan pertumbuhan janin (merokok, minum kopi, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba dan obat-obatan secara sembarangan).
PEMERIKSAAN FISIK
Brain (B3 = persarafan)
Kaji adanya fungsi serebral dan kranial pada pasien.
Blader (B4 = perkemihan)
Biasanya pasien dengan post op PSARP dipasang dower kateter pada laki-laki bentuk genetalia eksterna utuh, kaji apakah sudah disirkumisi, frekuensi BAK dan kelancarannya, adanya fistula.
Bleeding (B2 = kardiovaskuler)
Kaji adanya takikardia, hipotensi, dan leukositosis
Bowel (B5 = pencernaan)
Kaji adanya bising usus melemah atau menghilang. Adanya distendid abdomen, tekstur kulit lembut dan mengkilat. Pada saat palpasi apakah adanya pembesaran atau massa, kelemapan kulit kering, turgor kulit cepat kembali setelah dicabut, tidak ada pembesaran hepar dan limpa. Pada saat auskultasi terdengar bising usus. Pada saat perkusi apakah ada bunyi timpani atau danles. Pasien biasanya juga mengalami muntah.
Breating (B1 = pernafasan)
Kaji adanya pernafasan cepat dan dangkal
Bone (B6 = tulang-otot-integumen)
Pada sistem ini tidak ada gangguan spesifik yang menyertai MAR. Kaji ROM, kekuatan otot dan refleks, penurunan turgor kulit dan peningkatan suhu tubuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX 4
DX 3
DX 5
DX 2
DX 1
DX 6
DX 7
NYERI
Catat adanya nyeri, durasi, dan intensitas nyeri
Catat petunjuk nonverbal. Mis: gelisah, menangis keras
Kaji tanda dan gejala perut kembung atau sakit gas serta faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri
Dorong dan bantu anak dengan perubahan posisi sering dan ambulasi sesegera diperbolehkan dan ditoleransi
Lakukan pemasangan NGT untuk dekompresi GI
Pertahankan pembatasan makanan dan cairan mulut seperti yang diperintahkan (NPO)
Kolaborasi pemberian analgetik dan pantau respon anak
RISIKO INFEKSI
Kaji adanya tanda-tanda infeksi pada area insisi; seperti kemerahan, drainase purulen, dan pembengkakan
Pantau suhu tubuh anak, monitor adanya demam
Ganti kantong ostomi segera jika bocor atau diduga bocor. Penggantian ini penting, khususnya jika barrier kulit atau kantong ostomi menutupi area insisi
Jaga area insisi tetap kering dan bersih. Jika kantong ostomi menutup area insisi, ganti kantong ostomi setiap hari sampai insisi pulih.
Lakukan perineal hygiene untuk menjaga area anal tetap bersih
Berikan posisi side-lying prone dengan pinggul tinggi atau posisi supine dengan kaki dielevasi pada sudut 90 derajat
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
GANGGUAN NUTRISI
Timbang berat badan anak setiap hari dan pantau asupan serta haluaran dengan cermat
Pertahankan potensi selang nasogastrik. Jangan mengembalikan posisi selang bila terjadi perubahan posisi.
Berikan perawatan oral secara teratur
Berikan ASI, susu formula atau makanan rendah sisa ketika peristaltik normal kembali
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium. Misalnya Hb / Ht dan elektrolit.
Kolaborasi pemberian cairan IV
Konsultasikan dengan ahli diet rumah sakit tentang kebutuhan diet anak
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Berikan larutan per oral atau via intravena sesuai indikasi
Pantau kadar elektrolit serum anak
Pantau anak untuk mendeteksi demam
Pantau dan catat asupan serta haluaran cairan anak
Timbang berat badan anak setiap hari
Gunakan larutan salin atau antibiotik, bukan air biasa, ketika memberikan enema, atau irigasi rektum
GANGGUAN ELIMINASI FEKAL
Kaji fungsi usus dan karakteristik feses
Kaji bising usus dan abdomen anak setiap 4 jam. Laporkan penurunan atau tidak adanya bising usus.
Ukur lingkar abdomen anak. Gunakan pita pengukur yang sama
Lakukan enema atau irigasi rektum sesuai program
Kolaborasi tindakan pembedahan seperti anorectoplasty, PSARP, kolostomi dan perawatan post operasi
ANSIETAS
Jelaskan tentang penyakit, prognosis dan prosedur yang akan dilakukan pada anak kepada orang tua
Sediakan dukungan emosional sesuai usia anak. Dukungan ini dapat diberikan dengan cara memeluk bayi, memberikan mainan yang mudah dikenali untuk anak yang masih kecil.
Libatkan orang tua dalam selama anak dirawat di RS
Bantu orang tua beradaptasi terhadap kecemasan mereka masing-masing dengan memberi penyuluhan praoperasi, konseling dan lingkungan yang mendukung.
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
Observasi luka, catat karakteristik drainase
Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik
Gunakan kantong kolostomi yang ostomi berukuran pas dengan barier kulit yang efektif untuk melindungi kulit dari kontak langsung dengan feses (mis: Hollihesive, Stomahesive, Comfed)
Ganti kantong ostomi jika kantong ostomi bocor atau diduga bocor. Periksa kantong tiap 2 jam
Kosongkan kantong ostomi jika telah terisi seperempat hingga sepertiga bagian
Ganti kantong sekurang-kurangnya sekali dalam 24 jam sampai area periostoma sembuh
Berikan salep pelindung seperti oksida seng dan balutan oklusif seperti hydrocolloids
Apabila kerusakan kulit terjadi, lakukan terapi sesuai yang diprogramkan dokter
NATHALIA ROSE FRANSISCA KARMA
NPM. 1906428442
FIK UI EKSTENSI 2019
Referensi : Holcomb, G.W., Murphy J.P., & Peter, S.D. 2020. Holcomb and Ashcrafts Pediatrics Surgery. Philadelphia : Elsevier