Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
TEKS CERAMAH - Coggle Diagram
TEKS CERAMAH
Struktur
Salam Pembuka : Sapaan yang disampaikan sebelum memulai ceramah agar pendengar mendapatkan kesan nyaman dan menyenangkan.
Isi ceramah
-
-
Penutup : Berisi simpulan, penegasan, atau ajakan sesuai dengan ceramah yang disampaikan.
-
Pesan atau isi
Teks ceramah berisi pesan berupa nasihat, bersifat mempengaruhi, informatif, menghibur, dan membujuk.
Langkah-langkah
- Menentukan tema atau pokok masalah.
- Mengetahui latar belakang pendengar ceramah. Latar belakang tersebut berupa usia, pendidikan, dan jumlah pendengar.
- Mencari data atau sumber bacaan untuk penulisan teks ceramah.
- Membuat kerangka teks ceramah
Jenis-jenis
- Ceramah instruktif : disampaikan dalam forum resmi pada suatu instansi oleh pimpinan kepada bawahannya. Ceramah ini bertujuan untuk memberikan petunjuk teknis pelaksanaan tugas guna memperlancar pekerjaan masing-masing.
2 Ceramah argumentatif : disampaikan untuk mempengaruhi massa (publik) dalam rangka memperoleh dukungan atas pendapat yang disampaikan. Pembicara selalu menyertakan fakta, bukti, dan alasan yang meyakinkan agar pendengar membenarkan dan mendukung pendapat pembicara.
- Ceramah persuasif : disampaikan dalam rangka mempengaruhi pendengar untuk mengikuti ajakan pembicara. Fakta, bukti, dan alasan dipakai untuk meyakinkan pendengar tentang kebenaran ajakannya sehingga tidak ada pilihan lain bagi pendengar, kecuali mengikuti anjuran pembicara. Pembicara dapat memanfaatkan karisma yang dimiliki untuk membentuk sugesti.
- Ceramah ekspositori : disampaikan dalam rangka menambah pengetahuan pendengar tanpa diikuti pesan khusus (pesan sponsor). Pembicara menguraikan disiplin ilmu tertentu disertai fakta, bukti, dan alasan logis untuk membuktikan teori-teori yang disampaikan.
- Ceramah rekreatif : disampaikan untuk menghibur pendengar. Pidato ini sangat situasional (sesuai dengan konteks pembicaraan) sehingga lebih komunikatif. Pembicara harus memanfaatkan kondisi pendengar pada saat berceramah.
Kaidah kebahasaan
Pelafalan baku sesuai kaidah menjadi kunci utama keberhasilan pembicara di hadapan pendengar. Pelafalan vang dilakukan dengan benar akan memberikan kesan yang baik untuk pendengar.
Pemilihan kata yang tepat sesuai konteks juga menjadi penentu keberhasilan ceramah. Pembicara sebaiknya lebih memilih kosakata sederhana dan mudah dipahami daripada kosakata serapan bahasa asing, apalagi yang belum dibakukan ke dalam bahasa Indonesia. Kata serapan hanya dipakai untuk istilah bidang keilmuan tersebut. atau kosakata tertentu dengan pertimbangan kesantunan.
Intonasi berkaitan dengan pengaturan tinggi rendahnya suara selama ceramah berlangsung, termasuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada bagian penting.
Jeda berkaitan dengan pemenggalan kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam satu ucapan. Pemenggalan ini bermanfaat bagi pembaca untuk nmemahami maksud pembicara. Pemenggalan yang salah akan berakibat fatal, yakni kesalahpahaman pendengar terhadap isi ceramah.
Tempo adalah pengaturan cepat lambatnya pembicara menyampaikan pesan dari satu jeda sampai pada jeda berikutnya. Ada bagian yang boleh disampaikan secara cepat, ada pula yang harus lambat. Hal itu bergantung pada isi pesan dan situasi pembicaraan.
Pembicara harus menguasai materi ceramah dan mampu menyampaikan secara lancar di depan pendengar. Pengucapan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang tidak jelas akan mengganggu pemahaman pendengar dan bisa mengurangi kewibawaan pembicara.
Metode
Membaca naskah (delivery from manuscript)
Naskah sudah disiapkan lebih dulu, mulai pembuka hingga penutup, pembicara hanya perlu membacakannya di hadapan pendengar. Metode ini dilakukan untuk pidato kenegaraan atau ceramah yang bersifat dokumentatif Semua pembicaraan yang disampaikan mempunyai kekuatan hukum sehingga tidak boleh terjadi kesalahan atau kekeliruan.
Menghafal (delivery from memory)
Naskah disiapkan dan dihafalkan. Pembicara menyampaikan ceramah berdasarkan hafalan tanpa membawa naskah di hadapan pendengar.
Serta-merta atau spontanitas (impromptu delivery)
Ceramah disampaikan tanpa disiapkan terlebih dulu. Pembicara mempunyai waktu persiapan beberapa saat setelah pembawa acara (pewara) membacakan susunan acara hingga saatnya mendapat giliran tampil. Pembicara memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya untuk disesuaikan dengan situasi pembicararaan saat itu. Ceramah jenis ini dikemas dalam bentuk sambutan.
Ekstemporan (ekstemporanus delivery)
Metode ini adalah gabungan dari tiga metode sebelumnya dengan memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kekurangan yang ada. Naskah disiapkan dalam bentuk garis besar, pembicara menguraikan materi menggunakan bahasanya secara spontan, asal tidak menyimpang dari naskah. Pembicara membaca catatan berisi data statistik, laporan keuangan, struktur organisasi, atau program kegiatan. Metode ini hanya bisa dilakukan oleh pembicara yang sudah berpengalaman