Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Perjuangan Melawan Kolonialisme dan Imperialisme - Coggle Diagram
Perjuangan Melawan
Kolonialisme dan Imperialisme
Perang Paderi
tokoh: Tuanku imam bonjol, Pelo syahrif, Tuanku nan cerdik
Sebab Perlawanan: Penyebab Perang Paderi adalah perselisihan antara Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Adat (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Saat inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan
Akhir perlawanan: Akhir perang paderi antara rakyat bukittinggi yang dipimpin imam Bonjol dengan belanda adalah imam bonjol berhasil dikalahkan setelah belanda mendatangkan tambahan pasukan dari jawa, Imam bonjol di buang ke menado sulawesi utara sampai meninggal dan dimakamkan disana
Perlawanan Rakyat Ternate
tokoh: Sultan hairun, Portugis, Sultan Baabullah
Sebab perlawanan: Karena banyak rakyat ternate yang merasa dirugikan oleh sistem tanam paksa yang dijalankan portugis , rakyat ternate merasa dirugikan karena mereka harus menjual rempah - rempah dalam harga yg sangat rendah kepada portugis , adanya perjanjian yang membuat monopoli perdagangan dapat lebih kuat dijalankan di ternate , dan portugis lama kelamaan semakin serakah yang biasanya portugis menjadi sahabat ternate sekarang potrugis berubah menjadi pemeras .
Akhir perlawanan: Sultan Baabullah menggantikan posisi ayahnya yang dibunuh ketika menghadiri perundingan dg portugis. dibantu oleh rakyatnya yang marah krn rajanya dibunuh dan dengan menyatukan kekuatan ternate dan tidore mereka melawan potugis. akhirnya portugis melarikan diri ke sumatera tp di usir oleh VOC lalu melarikan diri ke timor timur
Perlawanan Rakyat Makassar (Hasanuddin)
Tokoh: Sultan Hasanuddin, Sultan Allaudin, Muhammad said
Penyebab terjadi perlawanan adalah : 1. Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap. 2. Belanda mengadakan blokade ekonomi terhadap Makasar. 3. Sultan Hasanuddin menolak monopoli perdagangan Belanda di Makasar.
Akhir Perlawanan: 1. Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667.
Sultan Hasanuddin walaupun telah menandatangani perjanjian tersebut, karena dirasa sangat berat dan sangat menindas; maka perlawanan muncul kembali (1667-1669). Makasar berhasil dihancurkan dan dinyatakan menjadi milik VOC.
Perlawanan Banten
Tokoh: Sultan agung tirtayasa, Sulyan Maulana Muhammad Nasruddin
Sebab Perlawanan: perlawanan rakyat Banten terhadap Belanda disebabkan karena VOC berusaha memonopoli perdagangan dan menghalang-halangi perdagangan di Banten.
Akhir Perlawanan: tertangkapnya sultan ageng tirtayasa pada tahun 1683 dengan tipu muslihat voc dan ditawan di batavia hingga meninggal pada tahun 1692
Perlawanan Maluku (Pattimura)
Tokoh: Kapitan Pattimura, Anthony reebok, Paulus tiahahu,ulpaha, Thomas mattulessi.
sebab perlawanan
Adanya aturan Pelayaran Hongi atau monopoli rempah-rempah.
Berlakunya Hak Ekstirpasi, yaitu pemusnahan pohon cengkeh dan pohon pala, khususnya bagi mereka yang tidak mau mengikuti aturan monopoli.
Adanya perpindahan kekuasaan dari Pemerintah Inggris ke Pemerintahan Belanda pada tahun 1816, hal ini berpengaruh pada perubahan seluruh tatanan pemerintahan.
Pelanggaran Traktat London I, yang berisi perjanjian bahwa pemerintahan Inggris berakhir di Ambon, maka serdadu pribumi harus dibebaskan.
Akhir perlawanan:
Belanda kewalahan menghadapi serangan rakyat yang dipimpin Pattimura hingga pada juli - september 1817 Belanda mendatangkan pasukan kompeni dari Ambon yang dipimpin oleh kapten Listen.
pada bulan oktober 1817, Belanda menyerang rakyat Maluku secara besar besaran hingga mampu memadamkan perlawanan rakyat Maluku dan menangkap Pattimura yang kemudian dihukum mati pada tanggal 16 16 desember 1817.
Perang Diponegoro
Tokoh; Pangeran diponegoro,Kyai mojo, Sentot Alibasah Prawirodirjo, Jenderal de Kock, Hendrik Smissaert
Sebab Perlawanan: Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1822 setelah wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwono IV dikuasai oleh Residen Yogyakarta Hendrik Smissaert yang mencampuri urusan kekuasaan keraton. Sementara itu Gubernur Jendral van der Capellen meminta seluruh tanah sewa dikembalikan kepada pemilik dengan kompensasi tertentu. Hal ini tidak disetujui Pangeran Diponegoro karena akan membawa keraton kepada kebangkrutan atas banyaknya tanah yang dikembalikan. Namun Smissaert berhasil meyakinkan Ratu Ageng dan Patih Danuredjo selaku wali raja untuk memuluskan kebijakan tersebut. Keraton terpaksa meminjam uang dari Kapitan Tionghoa untuk membayar kompensasi tersebut.
Akhir Perlawanan: Pangeran Diponegoro yang menyerah pada Maret 1830, ditangkap dan kemudian diasingkan ke Manado lalu dipindahkan ke Makassar.