Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Mengenal Konseling Singkat, Konsep Konseling Singkat Berfokus Solusi,…
Mengenal Konseling Singkat
Apa itu Konseling Singkat?
Konseling Singkat adalah konseling yang dilakukan dengan tidak ditentukan jumlah sesi atau pertemuan di sesi akhir, dan bahkan hanya berlangsung selama beberapa minggu (berlangsung dari satu-20 sesi)
Mengapa melakukan konseling singkat
karena konselor menghabiskan waktu yang lama untuk menganalisis, sehinnga membutuhkan biaya relatif tinggi
efisiensi waktu dan pengambilan kebijakan yang sesuai dengan jenis permasalahan konseli yang merupakan faktor penting dalam pencapaian perubahan yang lebih efisien
konseli yang keluar lebih awal dari proses konseling mungkin telah mendapatkan semua bantuan yang mereka butuhkan
Sasaran Subjek
orang-orang yang mengalami gangguan emosi dalam hidupnya,
kecemasan dan depresi ringan
masalah interpesonal-developmental existensial
akademik dan perilaku anak
kesehatan menal, keluarga, dan pernikahan
rehabitlitas kerja, kejahatan, kenakalan
Sesi Tunggal
Kerangka kerja metode singkat (short-term method)
membantu konseli merumuskan tujuan dan hasil yang diinginkan
membantu konseli untuk mengambil rencana dan tindakan sesuai dengan tujuan yang telah ia buat
membantu konseli mengeskplorasi problemnya
satu sesi
memberikan siswa tugas-tugas yang dirancang untuk membantu mencapai tujuan yang telah dirumuskan
membantu siswa dalam menetapkan satu tujuan
menggambarkan solusi yang dibuat oleh siswa
membantu siswa menentukan masalahnya
Hasil Kajian Empirik
Penelitian yang dilakukan oleh Knekt (2007) dengan menggunakan randomised trial untuk menguji keefktifakn long term dan short-term psychodynamic psychotherapy dan solution foucised therapy pada gejala-hejala psikiatrik selama 3 tahun berjalan, diperoleh hasil SFBC selama tahun pertama lebih efektif daripada pendekatan long-term psychodynamic
hasil evalusi yang dilakukan oleh Franklin, Moore dan Hopson (2008) juga menunjukan bahwa SFBC efektif dalam menangani anak yang membpunyai problem perilaku dalam kelas
beberapa hasil penelitian di re-view oleh Gingerich dan Eisegart (2000) menjelaskan SFBC efektif dalam mengajarkan keterampilan pola asuh (parenting skills)
Hasil penelitian Littrell (1995) menunjukkan bahwa semua siswamemiliki pengalaman dengan hasil positif dalam mendapatkan tujuan penghargaan diri dan sikp positif serta mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan
Franklin dan Streeter (2004) juga menunjukkan hasil penelitiannya terhadapsikap kehadiran siswa di sekolah memperoleh SFBC lebih memuaskan dan efektif daripada kehadiran siswa yang tidak ditangani dengan SFBC
Treeper Dolan, McCollum, dan Nelson (2006) mengemukakan bahwa SBC efektif pada siswa sekolah dasar (SD) dan SMA
Menurut Sexton, beberapa analisis meta-analitik mereview hasil riset pelaksanaan konseling sekolah secara garis besar mempunyai hasil yang positif
selain itu, beberapa risert kefefektifan pendekatan singkat berfokus solusi di Indonesia terbukti efektif dalam meningkatkan harga diri siswa di sekolah menegah, dan mengurangi probelm kecenderungan adiksi pada zat atau obat kimia (Mulawarman, 2010)
Karakteristik SFBC
Fokus Intervensi (treatment) pada hal-hal yang spesifik dan jelas
Penggunaan waktu secara efektif
Pembatasan tujuan dan hasil terapi didefinisikan dengan jelas
Orientasi pada waktu sekarang (here and now)
Penilaian secara cepat dan mengintegasikan asesmen dalam proses intervensi
Me-review frekuensi kemajuan terapi dan menolak bentuk strategi intervensi yang tidak efektif
Kolaborasi antara konselor dan konseli adalah hal yang sangat penting
Bersifat flesksibel dan praktis dalam penggunaan teknik-teknik intervensi
Konsep Konseling Singkat Berfokus Solusi
Tinjauan Umum pendekatan SFBC
Konseling singkat berfokus solusi atau solution-focused brief counseling (SFBC) dipelopori oleh Kim Berg dan Steve Shazer. Keduanya adalah direkur eksekutif dan peneliti senior di lembaga nirlaba Brief Therapy Center (BFTC) di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an
SFBC merupakan salah satu pendekatan konseling post-modern dengan mengedepankan daya pada diri konseli untuk mencari jalan keluar atau solusi, sehingga konseli akan memilih sendiri dan tujuan yang hendak ia capai
SFBC didasarkan pada asumsi optimistik bahwa orang-orang sehat, kompeten, dan memiliki kemapuan untuk membuat solusi-solusi yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan mereka
selain berorientasi positif, pendekatan SFBC juga mengembangkan suatu upaya dalam mencari hal-hal yang efektif bekerja menghasilkan perubahan positif pada diri konseli
Aktivitas terapiutik dalam SFBC
Menumbuhkan Kesadaran
Para Konselor bisa menerapkan teori-teori favorit mereka untuk membangun jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kausal
Para Konselor SFBC membantu konseli untuk makin menyadari pengecualian-pengecualian yang telepas dari pola-pola mereka
Konselor dapat memberikan pertsnyaan mukjizat (miracle question)
Membuat pilihan secara sadar
Memfokuskan pada tujuan
Memfokuskan pada problem
Memfokuskan pada solusi
Memfokuskan pada pengecualian
Membuat pilihan sadar dengan spontanitas
Melangkah dari perubahan kecil keperubahan besar
Selalu menyadari bahwa setiap solusi itu unik
Mengembangkan solusi dari sebuah percakapan
Menggunakan Bahasa Konseli sendiri
Konsep dasar SFBC
bersifat praktis
berusaha untuk merumuskan tujuan serinci mungkin
Merangkum Gagasan tentang kurun waktu kini
adanya kendali ditangan konseli
Mengandung Proses
menggunakan bahasa Konseli
Bersifat Positif
Pandangan pendekatan SFBC terhadap masalah (patologis)
"Mendiagnosis Konseli" dianggap sebagai prosedur yang tidak membantu (unhelpful procedure)
Symptom-symptom masalah (mis. depresi, kecemasan) bukan wujud yang terpisah dari diri individu, melainkan sebagai bagian dari pengalaman individu dalam menjalani keseluruhan kisah hidupnya.
secara khusus, pendekatan post-modern termasuk SFBC emmandang konseli dari dua hal:
a. Individu menjadi bermasalah karenaketidakefektifannya dalam mencari dan melakukan atau menggunakan solusi yang dibuatnya
b. individu menjadi bermasalah karena ia meyakini bahwa ketidakbahagiaan atau ketidaksejahteraan ini berpangkal pada dirinya.
Tidak menggunakan model psikopatologi
FITRIA INDAH SARASWATI BK A