Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
STRATEGI PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA - Coggle Diagram
STRATEGI PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA
Ciri - Ciri Perlawanan sebelum memiliki kesadaran Nasional
Bergantung pada pemimpin karismatik
Perlawanan bersifat fisik atau mengandalkan kekuatan senjata
Bersifat lokal
Mudah di pecah belah
Perlawanan pada masa VOC
Perlawanan Kesultanan Mataram
Cita - Cita Mataram
Mempersatukan seluruh Jawa
Mengusir VOC dari Pulau Jawa
Perlawanan Kesultanan Gowa atau Makassar
Faktor - faktor perkembangan Makassar
Letak Makassar yang sangat strategis, dalam lalu lintas perdagangan Malaka- Batavia - Maluku
Jatuhnya Malaka ke tangan bangsa Portugis tahun 1511, membuat saudagar - saudagar Arab, India, dan Melayu berpindah ke Makassar
Posisi Makassar sebagai pelabuhan transit lada yang berasal dari Kesultanan Banjar (Banjarmasin)
Perjanjian Bongaya pada tahun 1667
Gowa di wajibkan untuk membayar kerugian perang sebesar 250.000 ringgit
VOC membangun benteng - benteng di Makassar
Pedagang - Pedagang Barat, kecuali VOC, harus meninggalkan wilayah kekuasaan Gowa
Gowa harus mengakui kedaulatan Kesultanan Bone
Gowa mengakui monopoli perdagangan oleh VOC
Perlawanan terhadap bangsa portugis
Perlawanan Kesultanan Aceh
Perlawanan terhadap Kolonialisme Belanda
Perlawanan Kesultanan Demak
Perlawananan Kesultanan Ternate
Perlawanan pada masa pemerintahan kolonial Belanda
Perang Padri (1803 – 1837)
Kaum Padri Melawan Kaum Adat (1803-1821)
Kaum Padri Melawan Belanda Kaum Adat (1821-1832)
Kenyataan Kaum Padri
Kaum Padri bukanlah lawan yang mudah di kalahkan, perlawanan mereka sangat sengit.
Pada saat yang sama, Belanda menghadapi perang lain di Eropa, terutama dengan Belgia (Belgia akhirnya merdeka pada tahun 1830)
Kaum Padri Adat Melawan Belanda (1831-1838)
Perjanjian Plakat Panjang (1833)
Kedatangan mereka hanya untuk berdagang dan menjaga keamanan
Penduduk Minangkabau akan tetap dipimpin oleh para penghulu mereka dan tidak diharuskan membayar pajak
Kedatangan Belanda ke Minangkabau tidak bermaksud untuk menguasai negeri tersebut.
Dalam rangka menjaga keamanan, membuat jalan, dan membangun sekolah, diperlukan biaya, Maka sebagai ganti atas biaya - biaya yang telah di keluarkan Belanda untuk hal - hal tersebut, penduduk diwajibkan menanam kopi dan harus menjualnya kepada Belanda.
Perang Aceh (1873)
Latar Belakang
Belanda ingin menguasai seluruh Nusantara, termasuk Pulau Sumatra, serta membebaskan nya dari segala pengaruh dan intervensi negara - negara lain.
Memperluas akses seluas - luasnya bagi pengusaha - pengusaha swasta asing untuk melakukan kegiatan ekonomi di Nusantara, terutama untuk membuka perkebunan dan pertambangan.
Traktat Sumatra (1871)
Belanda diberi kebebasan penuh di Sumatra atas persetujuan Inggris
Belanda menyerahkan Ghana di Afrika ke Inggris
Inggris diperkenankan mengirim kuli - kuli kontrak India ke Suriname.
Pedagang Inggris dan Belanda mempunyai hak - hak yang sama di Sumatra, yaitu dari Siak ke arah utara.
Jalannya Perang Aceh
Perlawanan Kesultanan Palembang (1804-1821)
Alasan Belanda menduduki Palembang
Posisi strategis Palembang yang menghubungkan antara wilayah kekuasaan Belanda di Jawa dan Sumatra.
Belanda berkepentingan menguasai pertambangan timah di Bangka dan Belitung, yang berada di bawah kedaulatan Kesultanan Palembang.
Perlawanan Sultan Baddaruddin II
Pada tahun 1812, saat Inggris memusatkan sebagian besar perhatiannya ke Pulau Jawa, Kondisi ini dimanfaatkan oleh Baddarudin, diam - diam ia menyerang garnisum Belanda.di Palembang.
Setelah kejadian tersebut, mereka berhasil lolos, Namun pada tahun 1813 ia menyerah. Sikapnya yang tunduk kepada Inggris membuat residen Inggris di palembang mengembalikan kedudukannya, namun tidak sampai sebulan Thomas S, Raffles menolak penetapan tersebut. sehingga digantikan oleh Sultan Najamuddin.
Pada tahun 1818 Belanda mengirimkan ekspedisi pertama ke Palembang , Pasca Konvensi London, setelah menguasai Palembang Najamuddin diasingkan ke Batavia, Namun Ekpedisi tersebut berhasil dikalahkan oleh Baddaruddin,
Pada tahun 1821 Belanda menghimpun sebuah pasukan besar, sempat di pukul mundur namun Belanda berhasil menguasai Palembang.
Perlawanan Sisingamangaraja XII (1870 - 1907)
Tokoh . Tokoh Perlawanan
Raja Sisingamaraja XII
Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)
Pengalaman religius Diponegoro
Pangeran Diponegoro (1785-1855) adalah putra tertua Hamengku Buwono III, sejak kecil tinggal bersama neneknya, Ratu Ageng, ditempat itu dikabarkan, ia rajin bersemedi, mempelajari kitab - kitab agama Islam, karya - karya sastra, serta sejarah Jawa.
Kondisi Sosial - Politik di Jawa (1825)
Raja - raja jawa diperlakukan seperti
vassal
(bawahan) dari Batavia.
Secara internal, lingkungan istana sendiri diwarnai praktik korupsi dan persekongkolan yang merusak ketahanan serta kestabilan kerajaan.
Semakin kuatnya campur tangan Belanda terhadap urusan Internal Belanda.
Perlawanan Kerajaan - Kerajaan di Bali (1846-1849)
Tokoh - Tokoh Perlawanan
Gusti Ngurah Made Karangasem
Gusti Ketut Jelantik
Perlawanan Pattimura di Maluku (1817)
Rakyat Maluku memulai perlawanan dipimpin oleh Thomas Matulessy(Pattimura) yang dibantu beberapa pejuang antara lain Philip Latumahina, Thomas Pattiwael , Anthony Reebok & Christina Martha Tiahahu.pada tanggal 15 Mei 1817 dengan melakukan serangan malam ke Pos Perahu di Pelabuhan Porto dan berhasil membakar perahu-perahu milik pemerintahan Belanda tersebut. Di keesokan harinya Pasukan Pattimura menyerang & mengepung Benteng Duurstede di Pulau Sapana.
Perlawanan Kesultanan Banjar (1859-1905)
Alasan terjadinya perlawanan rakyat Banjar
Rakyat hidup menderita karena beban pajak serta kewajiban kerja rodi.
Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan bagian selatan karena daerah ini ditemukan batu bara.
Belanda memonopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta emas dan intan,.
Belanda semakin memperluas wilayahnya di Kalimantan bagian selatan untuk perkebunan dan pertambangan, sehingga wilayah kerajaan menjadi semakin sempit
Belanda terlalu mencampuri urusan internal Kesultanan.