Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
š§KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH, SISTEM ENDOKRIN, SISTEM REPRODUKSIš¤°, Jasmineā¦
š§KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH, SISTEM ENDOKRIN, SISTEM REPRODUKSIš¤°
-
SISTEM ENDOKRIN
Organ
Hipotalamus
7 hormon fisiotropik
TRH, CRH, GnRH, GHRH, PRH, Somatostatin, Dopamin
-
Hipofisis / pituitari
Hipofisis anterior
GH, TSH, ACTH, PRL, GTH, FSH, LH, ICSH
-
-
-
-
Kelenjar adrenal
korteks
aldosteron, glucocorticoid,dehidroepiandrosteron
-
-
Gonad
Ovarium
estrogen, progesteron, relaxin, inhibin
-
Kelenjar timus
thymosin, thymic humoral factor (THF), thymic factor (TF), thymopoietin
Sis. Pencernaan
gastrin, motilin, ghrelin
-
Ginjal
renin, erithropoietin, calcitriol
Klasifikasi hormon
Lipid-soluble hormones
-
-
cara kerja
- Dibawa oleh transport protein dalam plasma darah dan berdifusi keluar menuju sel target.
- Memengaruhi target dengan cara mempengaruhi ekspresi gen atau transkripsi pada nukleus sel target.
Water-soluble hormones
-
-
-
cara kerja
- Disekresikan melalui eksositosis.
- Reseptornya di permukaan membran sel target.
- Memengaruhi target melalui second messenger dan hormon bertindak sebagai first messenger. Second messenger = cAMP.
-
SISTEM REPRODUKSI
Perempuan
Organ
Genitalia internal
-
-
-
Vagina
jalur pembuangan cairan menstruasi, menerima penis saat kopulasi, kanal kelahiran
-
Oogenesis
Pada masa janin
- Oogonium (2n) membelah secara mitosis menjadi oosit primer (2n) atau oosit I.
- Oosit primer membelah secara meiosis atau Meiosis I. Namun, pembelahan berhenti atau arrested pada fase profase I.
- Oosit primer yang terhenti ini akan dikelilingi oleh granulosit hingga terbentuk folikel primer.
- Folikel primer yang terbentuk akan mengalami peluruhan sehingga dari jutaan folikel primer akan meluruh menjadi 400 folikel (membuat wanita bisa menopause karena jumlahnya yang terbatas).
- Setelah lahir, maka folikel primer (diploid) tadi beristirahat (tidak berproliferasi ataupun membelah) hingga tiba masanya pubertas.
Pada masa pubertas
- Sel Oosit primer (2n) akan menyelesaikan meiosis I dan menghasilkan Oosit Sekunder (n) / Oosit II dan badan polar I. Pembelahan meiosis tersebut menyebabkan hampir seluruh sitoplasma berada pada salah satu anakan, yaitu Oosit Sekunder. Badan polar I hanya mengandung sedikit sitoplasma dan akan berdegenerasi.
- Oosit Sekunder akan mengalami pembelahan Meiosis II. Namun, pembelahan ini akan tertahan pada tahap metaphase II.
- Terjadi Ovulasi (pengeluaran oosit sekunder dari folikel):
- Bila tidak dibuahi: Oosit sekunder meluruh bersama dengan dinding endometrium dan menyebabkan menstruasi.
- Bila terjadi fertilisasi: Pembelahan akan dilanjutkan dan menghasilkan Ovum dan badan polar II. Badan polar II akan mengalami degenerasi. Ovum akan berkembang menjadi zigot.
Siklus menstruasi
-
-
-
Progesteron tinggi; apabila tidak terjadi fertilisasi, progesteron menurun dan kembali ke menstrual phase
Pria
-
Spermatogenesis
- Spermatogonium terus membelah di lapisan terluar tubulus seminiferus secara mitosis.
- Hasil: 2 anakan diploid (2n) dengan 46 kromosom persis seperti induknya.
- Satu anakan menuju bagian tubulus seminiferous yang lebih dalam untuk berdiferensiasi, satu sel anakan menetap di membrane basal tubulus seminiferous (sebagai stem cell untuk spermatogenesis selanjutnya).
- Spermatogonium yang berlanjut ke lumen akan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer (2n).
- Spermatosit primer mengalami meiosis I ā” menghasilkan 2 spermatosit sekunder (n) haploid dengan 23 kromosom.
- Spermatosit sekunder mengalami meiosis II ā” menghasilkan 4 spermatid.
- 4 sel spermatid hasil meiosis II tadi, mengalami proses pengemasan/diferensiasi.
- Terbentuk flagella, akrosom, dan banyak mitokondria. Sitoplasma berlebih dilepaskan.
- Hasil: spermatozoa.
- Spermiasi ā” sperma dilepaskan ke lumen tubulus seminiferous dan sudah siap untuk membuahi.
-