Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

kejang, tidak sadarkan diri, sakit kepala, pelupa - Coggle Diagram

- - - - Proglottid gravid / Gravid
      - segmen:
      - Ukuran ± 18 x 6 mm
      - Panjang segmen 3 x lebar segmen
      - Jumlah Proglottid 1000 – 2000 buah
      - Uterus bercabang – cabang, jumlah ± 15 – 30 pasang
      - Lubang genitalia disisi lateral
    - - Menyebabkan penyakit taeniasis saginata.
      - Hospes definitif : manusia.
      - Hospes perantara : sapi/kerbau.
      - Habitat : usus halus.
      - Epidemiologi : Eropa, Timur tengah, Afrika, Asia, Amerika utara, Amerika latin, Rusia, dan Indonesia (Jakarta, Bali).
    - - cysticercus bovis, tidak memiliki kait
      - Habitat: Otot masseter, paha belakang, kelosa, serta otot lain.
      - Menginvaginasi didaerah otot & jaringan sapi
      - Ditelan oleh manusia, masuk ke dalam usus halus & menjadi cacing dewasa
    - - Ditemukan telur cacing taenia di dalam feses
        
        atau anal swab/apus dubur tidak efektif.
      - Di temukan proglottid/gravid segment yang
        
        aktif bergerak dalam feces atau keluar secara
        
        spontan.
  - - - Proglottid gravid / Gravid
      - segmen:
      - Ukuran ± 12 x 6 mm
      - Panjang segmen 1,5 x lebar segmen
      - Jumlah Proglottid 800 – 1000 buah
      - Uterus bercabang – cabang, jumlah ± 7 – 12 pasang
      - Lubang genitalia letaknya bergantian selang seling pada sisi kanan dan kiri
    - - Disebut cysticercus cellulose, memiliki 6 kait
      - Habitat:
      - – Otot dan jaringan manusia
      - – Otot dan jaringan babi
    - - Menyebabkan penyakit taeniasis solium, apabila terinfeksi larva taenia solium dapat menyebabkan sistiserkosis.
      - Hospes definitif : manusia.
      - Hospes perantara : babi
      - Habitat : usus halus.
      - Epidemiologi : Eropa (Czech, Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika latin, Cina, India, Amerika utara, Indonesia ( Papua, Bali, dan Sumatera utara)
    - - Ditemukan telur di feces tidak efektif
      - Ditemukan cacing dewasa (baik gravid segmen maupun skoleks) pada feces atau pada anal swab.
      - Dijumpai cysticercus cellulose dari biopsi jaringan
  - - - Prazikuantel, dosis 50 mg/kgBB/hari dalam bentuk dosis tunggal atau dibagi 3 dosis peroral selama 15 hari.
        
        Albendazole, 15 mg/kgBB/hari dalam bentuk dosis tunggal atau dibagi 3 dosis peroral selama 7 hari.
        
        Kortikosteroid (deksametason dosis 10-30 mg/hari atau prednison dosis 60 mg/hari) lalu di tappering off saat ingin menghentikan pengobatan.
        
        Obat antikonvulsan seperti fenitoin atau fenobarbital apabila ada kejang.
        
        Pembedahan apabila diperlukan.
    - - Telur Taenia saginata mirip dengan telur Taenia solium.
      - Ukuran ± 35 x 30 mikron.
      - Berbentuk bulat panjang.
      - Embryophore (kulit tebal dengan pola radial)
      - Isi: hexacanth
        
        embryo (oncosphere)
- - - - sakit kepala
      - disfungsi neuropsikiatri
      - epilepsi
      - faktor risiko: konsumsi daging yang tidak matang, ternak sapi/babi
      - komplikasi: epilepsi, stroke, hidrocephalus, kistamembesar, meningitis, vascularis
      - prognosis: baik setelah pemberian cysticidal, antiepileptic, racemose NCC: prognosis buruk
- - - - gangguan sirkulasi
  - - - Kejang tonik klonik
      - Pada tahap tonik pasien dapat: kehilangan kesadaran, kehilangan keseimbangan dan jatuh karena otot yang menegang, berteriak tanpa alasan yang jelas, menggigit pipi bagian dalam atau lidah.
      - Pada saat fase klonik: terjadi kontraksi otot yang berulang dan tidak terkontrol, mengompol atau buang air besar yang tidak dapat dikontrol, pasien tampak sangat pucat, pasien mungkin akan merasa lemas, letih ataupun ingin tidur setelah serangan semacam ini.
      - Kejang absans/ Petit Mal
      - Kejang ini di bagi menjadi: kejang absans tipikal dan kejang atipikal.
      - Kejang absens tipikal ditandai dengan berhentinya aktivitas motorik secara tiba-tiba,kehilangan kesadaran sementara secara singkat,yang di sertai dengan tatapan kosong.Sering tampak kedipan mata berulang saat episode kejang terjadi.
      - Kejang absans atipikal di tandai dengan gerakan seperti hentakan berulang yang bisa ditemukan pada wajah dan ekstremitas dan disertai dengan perubahan kesadaran
    - - Kejang parsial simplek
      - gejala berupa:
      - “deja vu”: perasaan di mana pernah melakukan sesuatu yang sama sebelumnya.
      - Perasaan senang atau takut yang muncul secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan
      - Perasaan seperti kebas, tersengat listrik atau ditusuk-tusuk jarum pada bagian tubuh tertentu.
      - Gerakan yang tidak dapat dikontrol pada bagian tubuh tertentu
      - Kejang parsial kompleks
      - Gejalanya meliputi:
      - Gerakan seperti mencucur atau mengunyah
      - Melakukan gerakan yang sama berulang-ulang atau memainkan pakaiannya
      - Melakukan gerakan yang tidak jelas artinya, atau berjalan berkeliling dalam keadaan seperti sedang bingung
      - Gerakan menendang atau meninju yang berulang-ulang
      - Berbicara tidak jelas seperti menggumam.