Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Al-Qalam 1-7(Al-Muniir) (Ayat 2 (Al Muniir (Asbabun Nuzul surat ini: Kaum…
Al-Qalam 1-7(Al-Muniir)
Al-Qalam 1
Al Maroghi
Para ahli berbeda pendapat tentang nuun, akan tetapi menurut penulis yang paling kuat adalah huruf tanbiih, yang menarik perhatian pembaca untuk mempelajari lebih jauh apa yang ingin disampaikan
-
Tidak semata-mata Allah bersumpah dengan suatu benda, kecuali benda itu memiliki kedudukan yang istimewa dan agung di sisi-Nya. Matahari, bulan, dll
Hal ini menunjukan kedudukan istimewa pena yaitu untuk menyebarkan ilmu dan kebijaksanaan, dengannya ketika bisa mendidik diri, membangun peradaban bisa menjadi "umat terbaik"
Al Muniir
Sumpah dengan pena ini menunjukkan agungnya nikmat menulis, sebagai salah satu nikmat terbesar dari Allah, setelah berpikir/berbicara dan menjelaskan, sebagai cara dalam membangun peradaban dan menyebarnya ilmu di antara umat manusia dan kunci majunya suatu bangsa.
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya Allah bersumpah dengan seluruh pena yang digunakan untuk menulis di langit dan di bumi.
Menurut Ibnu Hayyan, huruf nuun adalah huruf asing yang tidak diketahui maknanya, kecuali Allah. Tidak bisa dii'rabkan, meskipun ada yang berpendapat i'rabnya nasab karena menjadi maf'ul, atau datang sebelumnya sumpah. Sebagian ulama berpendapat bahwa nuun bermakna tantangan atau peringatan akan pentingnya apa yang akan disampaikan oleh ayat-ayat setelahnya.
Beberapa redaksi hadits menyebutkan bahwa makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt adalah pena yang memiliki fungsi menulis takdir yakni amal perbuatan, akibat, rezeki atau ajal semenjak hari itu sampai terjadinya hari kiamat. Lalu setelah itu diciptakanlah nuun (tempat tinta).
Ar-Razi
-
-
Hamka lebih memilih tempat pena, menunjukan besarnya keagunan aktivitas ilmiah
-
-
Ayat 2
Al Maroghi
Dengan karunia Allah swt, Rasul saw tidaklah gila seperti yang dituduhkan oleh kaum kafir Quraisy. Nikmat tersebut berupa kenabian, keistimewaan akal dan kemuliaan akhlak
Mana mungkin orang yang mana pena dan kitab digunakan untuk menulis apa yang diwahyukan kepadanya bisa gila.
Al Muniir
Asbabun Nuzul surat ini: Kaum Kafir Quraisy menuduh Nabi saw gila, bahkan syaitan.
Allah swt bersumpah dengan pena yang digunakan untuk menulis dan dengan ilmu pengetahuan yang ditulis oleh manusia dengan pena bahwa Muhammad - karena nikmat yang diberikan oleh Allah swt kepadanya, berupa kenabian, keimanan, kebijaksanaan dan pekerti - bukanlah orang gila sebagaimana yang disangkakan.
Beliau mempunyai kedudukan yang tinggi, posisi yang luhur berupa kenikmatan Allah kepadanya, yakni kebijaksanaan, akal dan akhlak mulia yang pantas untuk kenabian.
Hamka
Hiburan dari Allah swt bagi Rasul saw ketika mendapatkan tuduhan keji dari kaum Kafir Quraisy, yaitu tududah gila. Dan saat ini masih banyak yang menuduh beliau gila.
Ar-Razi
Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Saw menyampaikan kepada Khadijah RA dan Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah, yang telah masuk Kristen bahwa beliau menerima wahyu dari Jibril AS, berita sampai di kalangan kafir Quraisy, lalu mereka mencap Nabi Saw sebagai orang gila. Maka turunlah 5 ayat dalam surat ini sebagai bantahan Allah Swt terhadap tuduhan keji ini.
-
Ayat 3
Al Maroghi
Beberapa nikmat Allah kepada Nabi saw nikmat yang tidak terputus sebagai ganjaran kesabaran dalam menghadapi tantangan dakwah/tablig risalah Islam. Keteguhan menghadapi musibah.
Al Munir
Muhammad saw mendapatkan pahala yang sangat besar dari Allah karena beban kenabian yang ditanggung beserta ujian-ujiannya berupa rezeki yang tidak pernah terputus yang mana manusia biasa tidak pernah mengangankannya.
Hamka
Perjuangan Rasul saw tidak akan sia-sia, karena akan menjadi jariyah yang mana pahalanya tidak akan terputus. Bayangkan seluruh umat Islam menjalankan syariat yang dibawa oleh Rasul saw dari semenjak waktu kenabian sampai kiamat.
Ayat 4
Al Maroghi
Kesempurnaan akhlak tidak mungkin bercampur dengan sifat gila yang dituduhkan oleh Kaum Kafir Quraisy
Hamka
Akhlak/budipekerti: sikap hidup, karakter, perangai
-
-
Budi dalam batin, pekerti dalam sikap hidup
Sastra disebut adab karena bersifat halus, bagian dari budi
Kunci kesuksesan dakwah rasul: kesanggupan menahan hati menerima celaan dan makian yang tidak semena-mena dari orang bodoh
Al Muniir
Gambaran kelembutan sifat rasul saw: tidak pernah berkata huss, tidak pernah menghardik/memukul pembantu, perempuan, anak kecil, tidak pernah memukul kecuali dalam peperangan.
Dalam pribadi rasul terkumpul pekerti yang agung, rasa malu, kedermawanan, keberanian, kebijaksanaan, kelembutan, pemaaf dan akhlak baik lainnya.
Al-A'raf (199) jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.
Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, yang dimaknai sebagai agama yang bersumber dari al-Qur'an
Kesempurnaan akhlak merujuk pada benarnya dunia, agama dan tempat kembali
-
Ayat 5 - 7
Al-Maroghi
Dalam ayat ini Allah swt menjanjikan kemenangan bagi dakwah Rasul saw. Ini berlaku untuk perang Badr dan kemenangan umat Islam yang lain.
Al Muniir
Di hari pembalasan kelak akan diketahui siapa sebenarnya yang gila dan sesat; Nabi Muhammad saw atau Kaum Kafir Quraisy yang menuduh Nabi saw. Hal ini sebenarnya merupakan bantahan dan tantangan dari Allah swt atas tuduhan keji kelompok-kelompok yang tidak menyukai dakwah tauhid Rasul saw.
Namun begitu, hanya Allah swt yang mengetahui siapa sebenarnya yang sesat dan mendapatkan petunjuk di antara kelompok manusia. Manusia – dalam hal ini kaum Kafir Quraisy – tidak memiliki kapasitas untuk menuduh Nabi saw. Allah swt akan membalas masing-masing kelompok (yang sesat dengan yang mendapatkan petunjuk) dengan hukuman dan pahala sesuai dengan hak mereka.
Yang dimaksud dengan kesesatan di sini adalah sesat dalam agama dan akidah, sedangkan makna hidayah adalah hidayah agama.
Hamka
Dalam sejarah perjuangan Nabi, Rasul dan pelanjutnya selalu berada dalam keadaan lemah, miskin, tertindas, dan tidak berkuasa.
-
Ayat ini memberikan petunjuk bahwa kebenaran yang akan menang, dan kezaliman tidak akan bertahan lama.
Ar Razi
Ayat 5: kemenangan/kebenaran ini bisa di dunia seperti perang badar, ataupun di akhirat