Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Menghargai Keragaman Bahasa (kekuatan bahasa (memberi penanaman, artinya…
Menghargai Keragaman Bahasa
Primodialisme vs Kesadaran Multilingual
dalam masyarakat yang multilingual adalah tumbuhnya sikap primodialisme atau timbul rasa bahwa bahasa kelompok kita lebih baik dari bahasa-bahasa kelompok lain
Fungsi bahasa
alat untuk berkomunikasi, dimana individu dapat bertukar pikiran dan perasaan antara yang satu dengan yang lainnya.
kekuatan bahasa
memberi penanaman, artinya kekuatan bahasa dimana bahasa dapat dipakai sebagai tanda untuk menyebutkan sesuatu
menunjukkan kredibilitas
menunjukka status si pemakainya
menunjukan seks atau jenis kelamin
membedakan ras
menunjukkan kekuatan, seseorang yang menggunakan bahasa ciri-ciri seperti gaya bahasa, intonasi bahasa yang mantap dengan penuh percaya diri akan membuat orang lain kagum terhadapnya adalah tanda bahwa orang tersebut mempunyai kekuatan
menunjukkan adanya keinginan seseorang
memperlihatkan adanya afiliasi yaitu menunjukkan solidaritas terhadap orang lain
menunjukkan tanggungjawab
aksen dan dialek
aksen, bagaimana seorang melafalkan kata-kata
dialek, lebih mengacu pada dua hal yaitu bagaimana seorang melafalkan kata sekaligus bagaimana seseorang menggunakan tata bahasa
komunikasi non-verbal
dilihat dari bahasa tubuhnya, mimik muka, perasaan ketika bertemu dengan kita senang atau tidak
elemen bahasa non-verbal
proxemics/bahasa sosial
kinecisc, analisis khusus terhadap bahasa tubuh yang terdiri dari mimik wajah, gerak-gerik bagian tubuh yang lain seperti, bahun, tangan, kaki, dll
paralanguage, segala bentuk suara vokal seperti, kualitas suara, cara-cara pengekspresian bahasa verbal, dan suara-suara non verbal seperti, tertawa dan menangis
bahasa dan kultur
bahasa tidak dipisahkan dengan kultur, karena kultur itu sendiri merupakan bagian dari bahasa dan begitu juga sebaliknya
problem kebahasaan
politisasi bahasa indonesia di era penggerakkna kemerdakaan
dilakukan melalui peng-instusian bahasa (sumpah pemuda 1928) dan penggunaan jargon-jargon tertentu
politisasi bahasa indonesia di era orde lama
dilakukan melalui lembaga kepresidenan yang berbentun pidato presiden sukarno dan melalui penggunaan jargon-jargon khusus
politisasi bahasa indonesia di era orde baru
berbentuk pembakuan bahasa, pidato kepresidenan dan penggunaan jargon-jargon tertentu
politisasi bahasa indonesia pasca-pemerintahan soeharto
dilihat dari pidato-pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden seperti BJ Habibie, Abdurrahman Wahid maupun Megawati Soekarno Putri yang menyatakan bahwa pemerintahan adalah pemerintahan yang reformis dan demokratis
pelarangan penggunaan bahasa tertentu
seperti bahasa tionghoa dan bahasa inggris
penilaian positif dan stereotif terhadap bahasa
adanya penggunaan bahasa inggris secara sukarela oleh masyarakat internasional sebagai bahasa resmi antar bangsa di dunia
menghargai keragaman bahasa di sekolah
peran guru dan sekolah dalam menghargai keragaman bahasa
guru harus mempunyai wawasan yang cukup
guru harus mempunyai sensitifitas yang tinggi terhadap masalah-masalah yang menyangkut adanya diskriminasi bahasa yang terjadi didalam kelas mapun diluar kelas