Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Analisis Jurnal Pengabaian dalam Keluarga (JUDUL: Efek dari kekerasan dan…

- - - - METODE
        Kualitatif dengan menggunakan survey
        
        HASIL PENELITIAN
        
        Kekerasan dan penelantaran anak dapat menyebabkan berbagai konsekuensi yang merugikan bagi anak-anak dan remaja.
        
        Penelitian menunjukkan bahwa jenis tertentu dari pelecehan yang lebih erat terkait dengan beberapa hasil yang merugikan dari yang lain; misalnya, hubungan antara fisik penyalahgunaan dan perilaku kekerasan atau agresif.
        
        Bentuk kronis dan beberapa penyalahgunaan meningkatkan risiko lebih merusak dan berat konsekuensi bagi anak dan remaja.
- - - - INSTRUMEN
        -CPAS
        -A-DES
        -CDC
        -GAF
        -CDI-S
        -TSC-C
        -WISC-III
        -PPVT-R
        -STM
        -Kuisioner
        
        HASIL PENELITIAN
        Secara umum, kenangan anak-anak dengan pengalaman penganiayaan dibuktikan secara akurat sebagai anak-anak dengan penganiayaan masa lalu. psikopatologi yang terkait dengan trauma dan fungsi kognitif yang unik terkait dengan kinerja memori di arah diprediksi. efek usia khas yang diamati dalam memori dan sugesti. Sampai saat ini, penelitian kami relatif unik dalam memeriksa akurasi memori untuk pengalaman hidup nonstressful pada anak-anak dibuktikan dengan sejarah penganiayaan.
- - - - METODE
        Pengambilan data dari Organisasi Buruh Internasional (OBI) dan EPIC/ILO
        
        HASIL PENELITIAN
        Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa terjadi atas beberapa faktor, seperti tidak adanya kontrol sosial pada tindakan kekerasan terhadap anak-anak, hubungan anak dengan orang dewasa berlaku seperti hirarki sosial di masyarakat, dan juga kemiskinan. Kekerasan yang dilakukan bukan hanya berupa kekerasan fisik, melainkan ada beberapa kekerasan yang dilakukan oleh para orang tua atau orang dewasa. Salah satunya adalah pengabaian (neglect). Anak tidak mendapatkan perlindungan ataupun perhatian dari orang-orang terdekat maupun orang di lingkungan sekitarnya. Pengabaian bisa terjadi baik sengaja maupun tidak sengaja. Pengabaian itu sendiri bisa berupa pengabaian secara: fisik-edukasi kesehatan-psikologis.
- - - - METODE
        Deskripsi persepsi orang tua tentang kekerasan pada anak di Desa Karanggebang Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.
        
        HASIL PENELITIAN
        Banyak para orang tua yang tidak menyadari bahwa perlakuan yang mereka lakukan—sengaja atau tidak disengaja—pada anak mereka bisa menimbulkan kekerasan pada anak. Contohnya seperti sikap yang menurut para orang tua bertujuan untuk mendisiplinkan anak dengan keras, tegas, dan otoriter mampu membuat anak menjadi terarah, penurut, tidak nakal, dan lain sebagainya. Padahal tanpa disadari sikap-sikap seperti itu bisa memunculkan adanya kekerasan pada anak.
        Ada beberapa penyebab kekerasan yang dilakukan para orang tua:
        • Penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas
        • Ketidaksetaraan status dan gender
        • Toleransi terhadap kekerasan
        • Tekanan sosial
        Kekerasan yang dilakukan bukan hanya kekerasan fisik. Kekerasan orang tua juga bisa berupa pengabaian (neglect).
- - - - METODE
        Eksperimen
        Instrumen yang digunakan instrumen Karakteristik Masyarakat Modern untuk mengukur Modernitas.
        Instrumen Instrumen Fungsi keluarga yang diambil d ari teori Fungsi Keluarga dari Vembriarto dengan Khairuddin untuk mengukur Penelantaran Lansia
        
        HASLI PENELITIAN
        tidak ada pengaruh antara Modernitas dengan penelantaran Lansia didalam keluarga
- - - - METODE
        
        penelitian deskriptif
        
        pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
        
        Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
        
        Data primer diperoleh dari wawancara mendalam terhadap informan yang berjumlah empat jenis imforman yang terdiri dari Orang Tua, Guru Sekolah, Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Anggota Geng Motor. Selain wawancara penelitian ini juga menggali informasi dari responden yang berjumlah 250 orang yang terdiri dari siswa SLTP dan SLTA dengan alat bantu berupa kuesioner.
        
        data sekunder yang melengkapi kajian ini di lakukan pula penelusuran dari berbagai kebijakan atau dokumen yang terkait dengan kajian ini
        
        HASIL PENELITIAN
        faktor keluarga dapat mendorong remaja dalam berperilaku negatif. Fungsi keluarga lebih banyak pada sisi kurangnya perhatian, pengabaian, dan persoalan penerapan kontrol misalnya aturan yang dierapkan di rumah tidak berjalan efektif atau sebaliknya keadaan tidak teratur karena tidak ada aturan atau hanya terdapat aturan yang lemah. Berbagai kondisi struktural keluarga, tidak idealnya sistem kontrol yang diberikan keluarga, dan minimnya kedekatan remaja dengan orang tua baik secara emosi maupun secara fisik menjadi penyebab anak mencari keluarga baru yang bisa memberinya kebebasan dan merasa dihargai secara individu. Jelas banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dari geng motor, secara individu dan secara komunitas karena pada dasarnya mereka itu mengerti akan hal yang baik dan buruk sehingga mereka pun mampu mengidentifikasi keahlian mereka sendiri dengan harapan stigma negatif mengenai geng motor yang berkembang di masyarakat bisa berkurang.
- - - - HASIL PENELITIAN
        Masalah kekerasan terhadap anak semakin banyak dalam masyarakat Indonesia. Padahal masa depan anak adalah masa depan bangsa. Kesiapan mereka menjadi penerus yang tangguh dan andal sangat tergantung pada sejauh mana mereka telah dipersiapkan dengan baik sejak saat sekarang. Oleh karena itu, jika semua orang tua, guru maupun masyarakat orang dewasa lain tidak melakukan atau menghindari tidak kekerasan maka kita dapat berharap kelak bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang ramah, santun, serta mencintai kehidupan yang aman, tentram, dan damai
        Ketidakoptimalan penanganan tindak kekerasan terhadap anak akan menjadi bom waktu dimasa mendatang. Bukan tidak mungkin anak-anak korban kekerasaan saat dewasa kelak anak melakukan hal serupa kepada orang lain. Anak mempunyai kecenderungn meniru segala hal disekitarnya. Jika mereka terbiasa menjadi korban kekerasan, hal itu akan dianggap sebagai hal yang wajar jika terjadi pada orang lain.