Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Teori Malinowski (Dikembangkan oleh seorang tokoh dalam sejarah teori…
Teori Malinowski
Dikembangkan oleh seorang tokoh dalam sejarah teori Antropologi, iaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942)
Bentuk kerangka teori ini adalah untuk menganalisis fungsi dari kebudayaan manusia iaitu satu teori fungsional tentang kebudayaan ataupun dikenali sebagai “a functional theory of Culuture”
melalui teori ini, banyak ahli antropologi sering menggunakan teori tersebut sebagai landasan teoritis hingga dekade tahun 1990-an
Dalam kalangan mahasiswa pun menggunakan teori ini untuk menganalisis data penelitian untuk keperluan skripsi dan sebagainya.
mengenai metode untuk mendeskripsi berbagai kaitan berfungsi dari unsur-unsur kebudayaan dalam suatu sistem sosial yang hidup
Malinowski lebih memperhatikan individu sebagai sebuah realitas psiko-biologis dalam sebuah masyarakat (kebudayaan).
menekankan aspek manusia sebagai makhluk psiko-biologis yang mempunyai kebutuhan psikologis dan biologis yang perlu dipenuhi.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan psiko-biologis individu dan menjaga kesinambungan hidup kelompok sosial, beberapa kondisi minimum harus dipenuhi oleh anggota kelompok sosial tersebut.
Kondisi minimum tersebut terdiri dari 7 kebutuhan pokok iaitu nutrition, reproduction, bodily conforts, safety, relaxation, movement, dan growth.
Dalam American Journal of Sociology 44 (1939), “The Group and the Individual in Functional Analysis”, Malinowski telah mengutip bagaimana fungsi budaya dalam memenuhi 7 kebutuhan pokok manusia
“Budaya” (culture) pada tingkat pertama ialah alat atau “instrumen” yang muncul dalam rangka memenuhi kebutuhan psiko-biologis manusia iaitu fungsi dari budaya.
Budaya adalah alat yang bersifat conditioning iaitu memberikan batasan-batasan terhadap kegiatan manusia dengan melalui latihan, ajaran, nilai, dan seterusnya, “memodified” menjadi kegiatan manusia. oleh itu, budaya telah menghasilkan manusia-manusia dengan pola tingkah laku yang khas kerana itu pola tingkah laku yang khas ini tidak akan dapat difahami kalau peninjauan hanya dilakukan dari sudut fisiologis.
Tingkah laku kebudayaan (cultural behavior) adalah pelaksanaan, penyesuaian, dan penerapan aturan organisasi sosial, nilai, adat, idea, kepercayaan, dan sebagainya.
Malinowski juga mengacukan konsep fungsi terhadap suatu sistem terhadap pemenuhan atas kebutuhan psikobiologis manusia. Unsur-unsur penting dari budaya sebuah masyarakat adalah sistem politik, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, dan sistem kekerabatan
Malinowski beranggapan bahawa budaya ialah warisan sosiologis bukan warisan biologis.
Berpendapat bahawa perilaku manusia diturunkan secara sosial antara generasi atau lingkungan sosial yang membentuk perilaku manusia. Warisan sosial merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi dan membentuk personaliti setiap individu yang lahir ke dalam masyarakat tersebut seperti kepercayaan atau agama, adat-adat tradisional, struktur sosial, dan sebagainya.
Malinowski berkata warisan kebudayaan ialah konsep kunci dalam antropologi kebudayaan.
Dalam buku Sex and Repression in Savage Society (1927), Malinowski mempertentangkan dasar "instinctive" kebinatangan dalam perkawinan dan memproduksi keturunan (warisan biologis) dengan bentuk-bentuk ikatan sosial, aturan-aturan hukum perkawinan, dan kepercayaan dan upacara yang mengelilingi proses perkawinan tersebut (warisan sosial)
Warisan sosial ini tidak hanya menetapkan kepada peluang, memberi anjuran tentang hal yang ideal atau hal yang tidak elok dan meletakkan nilai-nilai tetapi juga mempengaruhi sikap fisiologis lelaki terhadap wanita melalui sistem hukum, etika, prinsip agama, konsep kehormatan, kesucian, dan dosa.
Apabila budaya atau warisan sosial dilihat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan psikobiologis individu dalam satu bentuk hubungan yang fungsional (guna), maka budaya dipandang sebagai hal imperatives ataupun hal-hal yang penting dalam hidup manusia.
Oleh itu, budaya menurut kata Malinowski ialah: “conditions which must be fulfilled if the community is to survive”.
Dengan ini, Malinowski membedakan dua imperatif, iaitu
I) instrumental imperatives = hal-hal seperti ekonomi, hukum, dan pendidikan
II) integrative imperatives = hal-hal seperti ilmu gaib, agama, pengetahuan, dan kesenian