Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bab 6. Ber-Ketuhanan Di Indonesia (A. Perkembangan Konsep Ketuhanan dalam…
Bab 6. Ber-Ketuhanan Di Indonesia
A. Perkembangan Konsep Ketuhanan dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Fase pertama merupakan fase nomaden di mana leluhur bangsa hidup di hutan belantara dan di dalam goa-goa
Fase kedua merupakan fase di mana leluhur hidup dari peternakan
Fase ketiga merupakan fase di mana leluhur hidup dari pertanian
Fase keempat merupakan fase di mana muncul kesadaran tentang kemampuan alat manusia untuk menciptakan segala sesuatu untuk kehidupannya
Fase kelima merupakan fase di mana sebagian manusia menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada
B. Dinamika Perumusan dan Pengesahan Sila Ketuhanan YME
Kesadaran para pendiri bangsa tentang Tuhan yang menyejarah dalam seluruh kehidupan bangsa Indonesia sejak neneyk moyang dan leluhur telah menghantar mereka untuk menempatkan Tuhan sebagai poros utama kehidupan bangsa
Pergulatan ide, gagasan dan argumentasi setiap golongan peserta sidang BPUPKI terkait dengan rumusan sila Ketuhanan berujung pada pengakuan bahwa yang harus diutamakan adalah pengakua akan kehidupan bersama sebagai anak bangsa yang bersatu dan berdaulat di bumi Indonesia
Pengakuan terhadap perubahan rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta oleh golongan Islam, tidak pernah dilihat dalam perspektif "menang-kalah", melainkan dalam bentuk kompromi-kolaboratif
Pada situasi yang lebih jernih, tanpa perasaan terancam, tokoh-tokoh Islam juga memiliki kelapangan hati untuk mengutamakan perdamaian, bersedia menerima konstruksi komunitas politik egaliter, yang menjamin kesetaraan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara tanpa memandang latar belakang agama dan golongan
C. Memakna Sila Ketuhanan YME dalam Praksis Kehidupan Bangsa
Makna Ketuhanan merupakan setiap agama dan penghayat kepercayaan di Indonesia ber-Ketuhanan menurut ajaran dan caranya masing-masing
Makna Ketuhanan lainnya merupakan adanya ruang kebebasan dan keleluasaan bagi setiap agama dan penghayat kepercayaan untuk mengekspresikan cara berketuhanan
Makna Ketuhanan terkait erat dengan cara ber-Tuhan
D. Implikasi makna Inheren Ketuhanan YME dalam Praksis Hidup Berketuhanan
Memaknai Pluralisme dalam hidup beragama
Pengertian Pluralisme menurut Munawar-Rachman
Keterlibatan aktif dalam keragaman dan perbedaan untuk membangun peradaban bersama
Tidak hanya berarti penerimaan toleransi aktif terhadap yang lain, tetapi juga mengandaikan pengenalan secara mendalam atas yang lain
Pluralisme bukanlah relativisme
7 Prinsip pegangan generasi muda
Pluralisme merupakan kesetiaan menerima pluralitas
Pluralisme mermpunyai tempat yang sah dan berakar dalam agama Islam
Pluralisme bukan sinkretisme, bukan pula relativisme agama
Pluralisme mengakui adanya keselamatan dalam agama-agama
Pluralisme berarti membangun toleransi
Pluralisme mendorong dialog antar agama dan antar iman
Pluralisme mendorong kebebasan, termasuk kebebasan beragama dan merupakan pilar demokrasi
Menerjemahkan kembali makna Sekularisme dalam konteks terkini Indonesia
Sekularisme merupakan paham mengenai pemisahan agama dan politik
Sekularisasi menekankan proses sedangkan sekularisme adalah pahamnya
Sekularisme mendorong tegaknya demokrasi
Sekularisme mendorong agama semakin rasional
Sejarah sekularisme di Indonesia berbanding lurus dengan berdirinya republik Indonesia