Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pengaruh ketergantungan emosional terhadap Psychological Well Being pada…
Pengaruh ketergantungan emosional terhadap Psychological Well Being pada remaja yang berpacaran
Well Being
Sebuah kondisi dimana individu mempunyai sikap positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang cocok dengan kebutuhannya, serta memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha dan mengeksplorasi dirinya.
Well being sendiri diukur menggunakan alat ukur yang disebut
Ryff Psychological Well - Being Scale
(RPWB) dikembangkan oleh Carol Ryff pada tahun 1989.
Ciri - ciri individu yang mampu mencapai well being adalah memiliki karakter positif pada penerimaan diri, hubungan dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, memiliki tujuan hidup, dan petumbuhan diri.
Dimensi well being
Self Acceptance
: kemampuan seseorang menerima
dirinya secara keseluruhan baik pada masa kini dan masa lalunya.
Positive Relation with Others
: kemampuan individu menjalin
hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya.
Autonomy
: kemampuan individu untuk bebas namun
tetap mampu mengatur hidup dan tingkah lakunya
Purpose in Life
: individu memiliki pemahaman yang jelas akan tujuan hidupnya, memegang keyakinan bahwa individu bisa mencapai tujuan dalam hidupnya, dan merasa bahwa pengalaman hidup di masa lampau dan masa sekarang memiliki makna.
Personal Growth
: individu yang tinggi dalam dimensi ini mampu memandang diri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman - pengalaman baru, memiliki kemampuan untuk menyadari potensi yang dimiliki, bisa merasakan peningkatan yang terjadi dalam dirinya, memiliki pengetahuan yang bertambah, dan tingkah lakunya setiap waktu bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Environmental Mastery
: kemampuan individu untuk mengatur lingkungannya, memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan, menciptakan, dan mengkontrol lingkungan sesuai dengan kebutuhan.
Ketergantungan emosional
Hoogstad (2008) menjelaskan bahwa individu yang memiliki ketergantungan pada orang lain bertujuan agar individu memiliki rasa aman secara emosional dan stabil. Ketergantungan pada individu disebabkan karena kurang percaya diri sehingga individu menganggap hal itu sebagai kekosongan dan tidak dapat dijelaskan dengan kata - kata.
Rentzen (1990) juga mengatakan bahwa ketergantungan emosional bisa terjadi saat ada orang lain yang hadir dan memberikan pengasuhan yang bisa dipercaya untuk memenuhi kebutuhan individu.
Individu yang memiliki ketergantungan emosional juga mempunyai keyakinan bahwa hanya pasangannya saja yang bisa membuatnya bahagia dan tidak ada orang lain yang bisa menggantikannya.
Aspek ketergantungan emosional
Fungsional : menggantungkan keputusan pada orang lain, tidak dapat hidup mandiri, merasa aman berada dilingkungan rumah
Emosional : keterikatan, pasrah, pasif, kekanak - kanakan.
Faktor ketergantungan emosional
Takut akan kesepian
Keterbatasan ekspresi
Perubahan rencana
Ekspresi afektif
Kecemasan perpisahan
Mencari perhatian
Fenomena
Berdasarkan berita yang saya dapat, banyak remaja yang stress akibat putus cinta bahkan mereka tidak ragu - ragu untuk mengakhiri hidup karena putus cinta.
SB yang berusia 18 tahun yang nekat terjun dari salah satu apartmen di Jakarta pada 25 Februari 2018 karena depresi putus cinta. Dari keterangan saksi yang bersama korban sebelum bunuh diri, korban diduga depresi karena ditinggal putus pacarnya.
AL berusia 18 tahun gantung diri karena kekasihnya akan merantau ke pulau jawa.
PW berusia 26 tahun merupakan anak kepala desa yang ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon akibat depresi lantaran patah hati.
AL dan PT mabuk berat di salah satu kawasan di Jakarta.
Dari hasil pemeriksaa terungkap kalau AL baru pertama kali menenggak miras. Dia nekat melakukannya karena merasa frustrasi usai diputus sang pacar. Bahkan, saat ditemukan tergeletak, AL berteriak histeris sambil menyebut nama pacarnya.
Menurut Papalia, Old, dan Feldman (dalam Ilmi, 2018), masa dewasa awal berada diantara usia 20 sampai dengan 40 tahun yang dimana pada usia tersebut menjalin hubungan intim adalah tugas perkembangan yang penting pada masa itu.
Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan adalah Hubungan Antara Ketergantungan Emosional Dengan
Romantic Jealous
Pada Pasangan Menikah
Yang membedakan dengan penelitian saya adalah penelitian saya membahas dikalangan remaja dan meneliti tentang pengaruh ketergantungan emosional dengan
well being
seseorang.